Bapak Hendry yang terhormat,
Saya mau tanya soal kekhawatiran saya sebagai orang tua. Anak saya baru mulai belajar piano, dan saya lihat dia cukup serius. Sebenarnya saya bangga sekali karena saya tahu belajar musik itu banyak manfaatnya, seperti disiplin, kreatif, bahkan katanya bisa bikin prestasi akademik lebih bagus. Tapi, ada satu hal yang bikin saya kepikiran. Anak saya sekarang lebih sering memilih latihan piano di rumah daripada main sama teman-temannya. Saya khawatir, jangan-jangan belajar musik ini malah bikin dia jadi kurang bersosialisasi atau tertutup. Saya pernah dengar juga bahwa dunia musik itu sering menuntut latihan intens yang dilakukan sendirian, jadi saya takut itu bisa memengaruhi hubungan sosialnya di kemudian hari. Menurut Dr. Hendry, apakah ini sesuatu yang wajar? Dan gimana caranya supaya anak saya tetap bisa serius dengan pianonya, tapi nggak kehilangan waktu buat berteman dan bersosialisasi?
Terima kasih sebelumnya!
Salam,
Clarissa S,
Medan
Ibu Clarissa yang terhormat,
Terima kasih atas pertanyaan Ibu yang sangat penting ini. Sebagai orang tua yang peduli, wajarlah jika Ibu merasa bangga sekaligus khawatir mengenai keseimbangan aktivitas anak. Sebagai seorang guru piano yang telah mendampingi banyak anak dalam perjalanan musikal mereka, saya akan coba membagikan pandangan saya. Musik memang sering kali membutuhkan dedikasi waktu dan latihan intensif, tetapi hal ini tidak berarti bahwa anak harus mengorbankan kehidupan sosialnya. Banyak studi menunjukkan bahwa anak-anak yang belajar musik tidak hanya mendapatkan manfaat dalam hal disiplin dan kemampuan kognitif, tetapi juga dalam kemampuan sosial.
Bermain musik, terutama dalam kelompok seperti duet atau ansambel, dapat meningkatkan kemampuan bekerja sama, komunikasi, dan empati.Namun, dalam kasus anak Ibu yang memilih lebih banyak waktu untuk berlatih piano daripada bermain dengan teman, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Ketika seorang anak mulai serius dalam suatu kegiatan yang baru, seperti bermain piano, mereka cenderung sangat bersemangat.
Ini adalah hal yang positif karena menunjukkan motivasi dari diri sendiri. Namun, penting bagi orang tua untuk memantau apakah semangat ini hanya bertahan pada tahap awal atau akan berlangsung secara terus-menerus. Memang benar bahwa terlalu banyak waktu bersendirian dapat mempengaruhi keterampilan sosial dari seoarang anak. Maka dari itu, penting untuk memastikan bahwa jadwal anak kita mencakup waktu untuk berinteraksi dengan teman-temannya.
Saya akan berikan beberapa contoh mengenai beberapa langkah yang dapat kita lakukan sebagai orang tua:
– Buatlah jadwal untuk anak Anda yang seimbang antara latihan piano dan waktu bermain dengan teman-temannya. Misalnya, tentukanlah waktu latihan yang konsisten setiap hari, tetapi luangkan akhir pekan atau waktu tertentu untuk kegiatan sosial.
– Tergantung dari level permainannya, anak Anda dapat diajak untuk bergabung dalam aktivitas musik kelompok, seperti piano duet, ansambel piano, paduan suara, atau bahkan konser atau kompetisi yang melibatkan kerja sama dengan teman sebayanya. Hal ini akan memperluas lingkup sosialnya sekaligus meningkatkan keterampilan musikal anak Anda.
– Apabila memungkinkan, ajaklah anak Anda untuk menghadiri konser, workshop, atau festival musik yang diikuti oleh anak-anak lainnya. Lingkungan dan suasana seperti ini akan memungkinkan anak Anda untuk berkawan dengan teman-teman yang memiliki minat yang sama.
– Kadangkali, kita perlu juga untuk berkomunikasi atau menanyakan langsung kepada anak mengenai perasaannya. Janganlah segan untuk menanyakan apakah dia merasa kesepian? Apakah dia memang menikmati waktu latihan sendirian? Jawaban dari anak kita bisa memberikan petunjuk yang lebih jelas mengenai apa yang dia butuhkan.
– Anak-anak cenderung meniru pola yang mereka lihat dari orang tua mereka. Jika Ibu dan keluarga menunjukkan pentingnya bersosialisasi, maka anak akan memahami bahwa keseimbangan itu penting.
Ibu Clarissa, apa yang anak Ibu tunjukkan saat ini adalah tanda bahwa dia memiliki komitmen dan minat mendalam terhadap piano. Ini adalah hal yang luar biasa. Namun, memastikan keseimbangan antara musik dan kehidupan sosialnya juga adalah hal yang sangat penting. Dengan panduan dan dukungan yang tepat, anak Ibu akan dapat menikmati manfaat belajar musik sekaligus memiliki hubungan sosial yang sehat. Semoga jawaban ini dapat membantu Ibu dan para pembaca Staccato lainnya yang mungkin juga memiliki kekhawatiran yang sama. Silahkan bertanya lebih lanjut lagi, apabila masih ada hal-hal yang kurang meyakinkan.
Salam,
Dr. Hendry Wijaya
DOKTOR Hendry Wijaya menarik perhatian dunia pada tahun 1996 ketika menerima penghargaan “Young Artist Piano Award” sebagai pemenang kompetisi Artist International di Amerika Serikat. Melalui penghargaan ini, ia diberikan kesempatan untuk mengadakan resital perdananya di gedung terkemuka Carnegie Hall, New York, diikuti oleh Gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan memperoleh sambutan luar biasa dari para pakar musik dunia. Ia dianugerahkan gelar Doctor of Musical Arts (DMA) dari Manhattan School of Musik sebagai penerima beasiswa penuh Presidential Merit Scholarship. Kini ia menjabat sebagai Head of Piano Department di Westminster Conservatory of Musik di Princeton dan pimpinan dari Elly Lim Musik Studio di Jakarta. DR. Hendry sering diundang untuk menjadi juri di berbagai kompetisi piano internasional, seperti Golden Key Festival, Alberti International Piano Competition, Chopin International Piano Competition di Hartford, World Pianist Invitational International Competition dan sebagainya. Di sela-sela kesibukannya, ia meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pembaca STACCATO berkaitan dengan piano, edukasi dan performing. Kirim pertanyaan Anda langsung ke e-mail DR. Hendry Wijaya: [email protected] atau STACCATO: [email protected].