APA yang dapat dilakukan agar imajinasi anak berkembang? Ada berbagai macam kegiatan yang dapat dipilih untuk merangsang perkembangan imajinasi pada anak. Di antaranya adalah memberikan buku bacaan yang bermutu, mengajak menyaksikan film-film yang mempunyai nilai artistik tinggi, opera atau pertunjukkan drama yang berkualitas, melihat pameran lukisan, mendengarkan lagu-lagu berkelas, menyaksikan berbagai konser, menyajikan makanan tradisional yang lezat dan bergizi, dan masih banyak lagi.
“Mengapa hal-hal seperti itu perlu dilakukan? Sebab orangtua sudah memiliki pemikiran yang lebih tinggi sementara anak-anak belum. Orangtua diasumsikan sudah dapat membedakan antara hal-hal yang baik dan sesuatu yang buruk.
Sedangkan anak-anak belum sampai pada tahap itu. Maka sebagai orangtua dituntut memberikan, mengajak, memperlihatkan segala sesuatu yang memiliki nilai positif pada dunia anak-anak dalam ke hidupannya sehari-hari,” kata DR.Haruko Kataoka, guru besar piano pada sistem pengajaran Suzuki.
Dia menjelaskan, wujud manusia adalah kesatuan dari bentuk fisik dengan jiwanya. Apa yang ada dalam jiwa manusia itu akan diekspresikan melalui tindakan. Pada saat seseorang bermain piano, maka itu artinya ia berusaha mengekspresikan penjiwaan sang komponis pada saat ia memainkan lagunya. Perasaan atau apa yang dirasakan oleh sang komposer itulah yang berusaha ditangkap dan diterjemahkan oleh pengagumnya dalam bentuk tingkah laku fisik berupa permainan piano.
Seorang pianis selalu dituntut untuk tampil senatural mungkin. Jikla tidak, ia akan mengalami kesulitan untuk mengekspresikannya, meskipun ia mencoba berusaha keras menggunakan imajinasinya dan menikmati lagu dari musik yang dimainkan.
Disinilah letak peranan penting imajinasi. Jika anak tidak pernah dirangsang dengan hal-hal yang bernilai positif yang dapat merasuk dalam jiwanya untuk menghargai keindahan, menikmati sesuatu yang berkualitas, maka akan sulit mengembangkan imajinasinya, dan membayangkan bagaimana ekspresi seorang komposer ketika menciptakan komposisinya.
“Perkembangan teknologi dewasa ini demikian pesat dan hebat. Sayangnya, kemajuan teknologi ini tidak merangsang dan melatih anak untuk berimajinasi. Setiap hari anak disodori dengan segala macam kemudahan. Misalnya, televisi, dimana anak tinggal duduk menyaksikan sebuah kotak yang dapat bercerita tetang sesuatu. Lengkap dengan menyajikan gambar-gambarnya, sehingga mudah dicerna dan tidak membutuhkan imajinasi,” kata Haruko.
Demikian juga buku-buku komik yang menggunakan gambar-gambar untuk menceriterakannya. Belum lagi komunikasi melalui melalui handphone, internet, telepon atau e-mail yang membuat seseorang berkomunikasi dengan lainnya tanpa perlu bertemu secara langsung. Ini sangat berbeda jika seorang anak membaca buku mengenai gunung. Lebih-lebih jika ia memiliki banyak literatur mengenai berbagai macam keunikan gunung yang ada di beberapa negara.
Maka, setiap makna yang ditangkap dari kalimat kalimat yang ada di buku tersebut akan merangsang anak tersebut berimajinasi. Ada sesuatu yang misterius dan luar biasa yang sulit diungkapkan bahwa kita dapat senantiasa mengasah dan memelihara ide-ide atau gagasan-gagasan yang ada di benak kita melalui membaca.
Seseorang yang gemar membaca dan memiliki imajinasi tinggi akan tidak mudah menyerah dan memiliki pemikiran satu langkah lebih ke depan dengan gagasannya, meskipun hal itu membutuhkan waktu yang panjang, ia akan senantiasa berusaha mewujudkan keinginannya itu.
“Ketika berusia 17 atau 18 tahun, saya terus menerus berpikir dengan ide-ide saya. Bagaimana cara mengajar dan cara bermain piano yang tepat dan efisien. Saya tidak pernah berhenti mewujudkan gagasannya itu meskipun telah lebih dari 50 tahun dan masih terus berlanjut,” kata Haruko.
Pada saat seseorang menghabiskan waktunya berjam-jam dengan latihan yang buruk, maka pada saat itulah penggunaan imajinasi sangat bermanfaat dan berperan besar mengendalikannya. Tentu saja dalam hal ini dituntut untuk tetap latihan sebaik mungkin. Rubinstein pun ketika ia menginjak usia 50 tahun dan memutuskan mengadakan konser piano, ia harus menghabiskan waktunya selama 10 jam sehari untuk berlatih piano.
Perkembangan imajinasi seharusnya diawali sejak masa kanak-kanak, di tahun-tahun permulaan anak-anak. Orangtua harus terus berusaha menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan imajinasi anak-anak secara kondusif dan optimal. Mengapa? Sebab perkembangan imajinasi kelak tidak hanya berguna bagi anak-anak yang menyukai dunia musik tetapi bermanfaat disegala bidang kehidupan. (eds)