FLOW IN MUSIC

14

Article Top Ad

 

Yundi Li

SEMUA musisi tidak asing lagi dengan feeling of fulfillment, joy, and fully absorbed in music activity. Segalanya terasa mengalir begitu saja dan menghayati penuh ketika memainkan dan mengkomunikasikan musiknya, dan…. terdengar indah.

Csikzenmihalyi, seorang tokoh psikologi positif menyebutnya sebagai flow experience. Sesungguhnya flow experience tidak hanya dialami dalam bidang musik, namun juga dalam bidang olahraga, seni, atletik, dan lain-lain. Artikel ini akan membahas flow (mengalir) di bidang musik.

Article Inline Ad

Dalam kondisi flow, seseorang dapat berlatih dan memainkan karya musik berjam-jam lamanya, hingga lupa waktu, lupa makan, atau lupa melakukan kegiatan lain. Ia tahu kapan harus mempercepat atau memperlambat, kapan berhenti sejenak di bagian tertentu, dan semua itu dilakukan dengan konsentrasi penuh dan mengalir.

Ia seolah-olah kebal terhadap distraksi (misalnya, deringan handphone, panggilan orang rumah, atau apa saja) dan sepenuhnya terserap dalam musiknya. Sesudahnya, mungkin ia letih, namun ia senang, penuh, sangat produktif, merasa telah belajar & mencapai sesuatu yang bernilai. Kondisi flow tidak dialami oleh musisi di setiap saat dan di setiap situasi. Tidak jarang permainan musik terasa datar, membosankan, bahkan tersendat-sendat kurang mengalir. Kalau begitu, bagaimana cara mencapai kondisi flow? Berikut akan diuraikan tips-nya, dengan sebelumnya membahas pengertian flow, karakteristik, dan manfaatnya.

APA ITU FLOW ?
Menurut Csikzenmihalyi, flow merupakan kondisi psikologis yang positif yang dirasakan seseorang ketika melakukan sesuatu dengan keterlibatan penuh dan berusaha menguasai suatu aktivitas agar berhasil. Dalam kondisi flow, musisi sepenuhnya lebur dan berkonsentrasi penuh pada aktivitas bermain musik. Ia merasa senang, ingin terus melanjutkan kegiatannya itu, dan tertarik menghadapi tantangan-tantangan yang lebih besar.

Dalam kondisi flow, musik dimainkan seperti tanpa usaha, spontan, dan diciptakan di saat itu juga (effortless, spontaneous, created in the moment) sembari terus mengasah keterampilan secara intensif untuk mencapai tingkat keahlian tinggi. Sesungguhnya, capaian permainan seperti itu merupakan hasil dari latihan selama ribuan jam dengan konsentrasi dan fokus perhatian penuh.

KARAKTERISTIK FLOW DALAM MUSIK
Musik pada dasarnya merupakan aliran bunyi atau suara yang terstruktur yang bergerak dalam waktu dan ruang dengan muatan emosi dan kognisi. Kondisi flow terjadi pada saat kita terbenam dalam konsentrasi penuh pada musik. Csikzentmihalyi menyebutkan sejumlah karakteristik ketika seseorang mengalami flow dalam beraktivitas, sebagai berikut:

*) Konsentrasi penuh terhadap tugas (sepenuhnya fokus terhadap hal yang sedang dilakukan, perhatiannya tidak teralihkan, bahkan oleh pikiran yang mengkritik maupun memuji).

*) Merasa memiliki kendali sepenuhnya terhadap aktivitas belajar / bermain musik yang sedang dilakukan. Ini artinya musisi tersebut merasa nyaman dan senang, aman dan santai, bebas dari rasa kuatir, meskipun tugas yang dihadapi sulit.

*) Kehilangan kesadaran-diri. Dalam kondisi flow, musisi begitu asyik atau lebur dalam aktivitas sehingga tidak memiliki waktu lagi untuk melindungi egonya. Ia hanyut dan lebur dalam permainan yang sedang dilakukan. Musisi tidak lagi sadar diri, ia sudah menyatu dengan tindakannya, dengan sekelilingnya, atau dengan grup musik (ensamble atau orchestra).

*) Transformasi waktu. Dalam kondisi ini, latihan atau bermain musik dapat berlangsung berjam-jam, namun sering dihayati sebentar.

*) Terasa seakan tanpa usaha (effortless). Melakukan dengan fleksibel dan mudah, bebas dari ketegangan. Aktivitas berjalan secara lancar, mulus. Semua kegiatan dan keputusan-keputusan muncul secara spontan tanpa refleksi yang disengaja.

EFEK POSITIF DARI FLOW
Ada banyak bukti empiris yang membuktikan bahwa flow itu penting bagi musisi karena efek positif terhadap musiknya maupun terhadap kehidupannya secara umum.
Ketika seseorang flow selama berlatih dan persiapan, motivasi biasanya meningkat dan ingin terlibat lebih lama dalam aktivitas tersebut. Selain merasa gembira, puas, sejahtera, sense of control juga meningkat. Kualitas permainan yang dihasilkan pun lebih baik, tidak tersendat-sendat ataupun hambar. Permainan yang dihasilkan dapat mengungkapkan tingkat artistry dan kreativitas yang lebih tinggi.

Terdapat bukti empiris tentang korelasi negatif antara flow dengan kecemasan. Hal ini dijumpai pada profesional maupun amatir, terlepas dari usia, genre, atau tingkat keahlian musik. Flow ketika perform dapat menimbulkan rasa gembira, penurunan kesadaran diri (self-awareness), tidak cemas lagi. Pada akhirnya, pengalaman flow dalam musik juga dapat berdampak positif terhadap kehidupan musisi secara keseluruhan. Pengalaman “mengalir” dapat memberikan sense of accomplishment atau perasaan berhasil. Para penampil hebat menyatakan dalam kondisi “mengalir” mereka tidak hanya merasakan emotional fulfillment dari permainannya namun juga rasa puas terhadap kehidupannya secara keseluruhan.

KAPAN FLOW TERCAPAI DALAM MUSIK?
Keadaan flow ataua mengalir hanya tercapai ketika tercapai keseimbangan antara tantangan (challenge) dan keterampilan (skill) yang dimiliki. Ketika tantangan dirasa terlalu mudah dibandingkan keterampilan yang dimiliki, maka yang muncul adalah rasa bosan, bukan flow.

Demikian pula ketika tantangan terlalu sulit dibandingkan keterampilan, yang muncul adalah rasa cemas atau frustrasi. Sementara apabila tantangan dan keterampilan rendah, timbul rasa apatis. Ketika tantangan tinggi dan keterampilan tinggi, maka orang akan merasa tertantang dan timbul keterlibatan mendalam, yang menghasilkan flow state.
Seseorang dapat merasa karya musik yang dihadapi itu terlalu sulit untuk dipelajari atau dimainkan, sehingga ia menjadi ragu-ragu, kuatir, tidak percaya diri, bahkan panik. Akibatnya permainannya menjadi tersendat-sendat dan serba terhambat sehingga bisa jadi akhirnya berhenti berlatih. Di sisi lain, seseorang juga dapat menganggap musiknya terlalu mudah, sehingga timbul rasa bosan dan monoton. Akibatnya, permainan akan terasa hambar tidak berarti atau meaningless, dan orang lain yang mendengar juga dapat menangkapnya.

TIPS MENCAPAI FLOW DALAM MUSIK
Untuk itu mencapai flow dalam musik, seseorang perlu menetapkan tujuan yang jelas, termasuk langkah-langkah mencapainya. Selanjutnya adalah memperoleh umpan-balik yang jelas (tidak kabur), sesegera mungkin. Umpan-balik yang jelas sangat penting bagi perbaikan performance musisi agar tercapai flow. Umpan-balik diberikan oleh guru, mentor, senior, yang tepat dan peduli. Umpan-balik perlu diberikan di saat yang tepat, dengan cara yang tepat pula, agar tidak melukai harga-diri. Umpan-balik yang diberikan di waktu yang tidak tepat dan tidak peka, dapat kontra produktif atau berbahaya.

Eve Newsome, Lecturer in Woodwind Queensland Conservatorium Griffith University, Australia, memberikan sejumlah tips praktis berlatih untuk mencapai flow dalam bermain musik. Beliau menyebutkan 3 bagian dari the flow music method, yaitu: (1) Flow warm-up, dimana kita berlatih untuk mengaktifkan flow feeling secara teratur dalam sesi berlatih, rehearsal, dan performance, (2) Flow repertoire Tips, yang dilakukan ketika kita berlatih solo repertoire dan mempersiapkan bagian-bagian dari ensamble selama periode berlatih, (3) Flow Pre-Performance Tips & Flow Performance Tips yang dilakukan menjelang kita akan perform, serta (4) Troubleshooting Tips, yang dilakukan ketika kita mengalami hambatan dan tidak maju-maju selama berlatih. Berikut adalah penjabaran beliau secara lebih detail :

Flow Warm-Up Tips
1.Menciptakan lingkungan belajar yang optimal
Langkah pertama yang perlu kita lakukan ketika melatih kondisi flow adalah berlatih di ruang berlatih yang nyaman dan sedapat mungkin bebas dari distraksi atau gangguan. Lingkungan seperti ini diperlukan agar kita terhindar dari keinginan untuk menunda-nunda (prokrastinasi) dan lebih mudah fokus atau berkonsentrasi pada latihan kita. Ada baiknya juga apabila kita membuat jadwal berlatih setiap harinya agar tercipta kebiasaan.

2. Merasa nyaman sebelum mulai bermain.
Penting sekali bahwa sebelum dan selama berlatih, kita merasa relaks, bebas dari ketegangan, dapat bernafas dengan lega, dan dapat menggerakkan seluruh tubuh dengan nyaman, tdak kaku, terhambat dalam melakukan gerakan-gerakan. Kondisi tubuh yang relaks dan dapat berfungsi secara harmonis merupakan hal yang sangat penting agar proses belajar dapat berlangsung optimal.

3. Membenamkan diri dalam perasaan kita.
Tanyakan ke diri sendiri:”Apa yang saya rasakan ketika bermain musik, ketika melakukan setiap gerakan, ketika menyentuh not-not? Apakah saya merasa nyaman, rileks, mudah? Apakah saya sadar ketika bunyi yang dihasilkan kurang jernih? Dapakah saya merasakan vibrasi dan tekstur dari nada yang saya hasilkan? Apakah saya menikmatiny? Dapatkah saya mendengar ekspresi dari bunyi yang dihasilkan?

Flow Repertoire Tips
1. Menetapkan tujuan-tujuan kecil yang jelas dan dapat diraih.
Cukuplah apabila sebagai langkah awal, musisi menetapkan target yang dapat dicapai (dapat bermain dengan benar atau just right), dimana musisi merasa tertantang, namun target ini realistis agar selanjutnya dapat mencapai tujuan yang lebih besar.
Target yang benar adalah yang memungkinkan musisi bersikap fleksibel, dimana ia dapat menaikkan atau menurunkan tingkat kesulitan. Ada target yang dapat dicapai lebih lama, ada pula target yang dapat dicapai dengan berlatih satu kali. Target yang terlalu sulit dicapai akan menimbulkan rasa tidak puas dan membuat musisi kepikiran. Sementara tugas yang realistis dapat menimbulkan perasaan berhasil, puas, dan termotivasi untuk mencapai target yang lebih tinggi.

Musisi perlu berhati-hati agar tidak terjebak menetapkan target yang terlalu sulit, yang menggejala dari aktivitas berulang-ulang melatih teknik atau suatu bagian tanpa memperlihatkan kemajuan yang cukup berarti. Kondisi ini dapat menimbulkan ketegangan dan frustrasi. Apabila hal ini terjadi, musisi perlu menurunkan targetnya agar dapat teraih atau musisi perlu meningkatkan keterampilan tertentu. Gejala-gejala seperti kecemasan atau rasa sedih mengindikasikan bahwa target terlalu sulit, sementara timbulnya rasa bosan atau kurang motivasi dapat mengindikasikan target terlalu mudah. Indikator-indikator seperti ini dapat digunakan sebagai radar untuk mengatur timbulnya kondisi flow dengan cara menetapkan just right goal.

2. Membenamkan diri dalam menghasilkan nada-nada
Tanyakan, apakah saya menikmati dan menyatu dengan setiap gerakan yang dibuat, menyadari setiap sentuhan jari terhadap not dihasilkan saat sedang berusaha menghasilkan bunyi seperti yang diinginkan. Apakah saya nyaman selama melakukan itu semua, merasa relaks, gampang? Apakah saya sadar dengan tekstur bunyi yang dihasilkan, nadanya jernih, bisa mendengar ekspresi dari bunyi yang dihasilkan dan menikmatinya? Afirmasi positif dan tidak berpikir negatif sangatlah penting.

2. Bereksplorasi sambil bermain
Koneksi antar sinaps di otak akan diperkuat ketika ada pengulangan (repetisi), sesuatu yang baru, emotional arousal, serta atensi dan fokus secara cermat. Apabila Anda menfokuskan atensi pada sesuatu yang baru dab berlatih secara ekspresif, maka Anda akan menemukan lebih banyak cara-cara yang efektif untuk mengatasi tantangan yang ditemui dan meningkatkan kegiatan belajar Anda. Untuk mencapai hal ini, Anda perlu menggantikan hasrat untuk menguasai sebuah piece melalui latihan repetitif, dengan mencoba berlatih di bagian-bagian tertentu secara playfully. Penting juga menyadari apakah saya sedang melakukan eksplorasi terhadap piece atau sekedar bermain-main saja? Dapatkah saya memainkan suatu passage dengan cara yang gampang dan baik? Bagaimana saya melakukan improvisasi di bagian tertentu agar lebih paham dan menghayatinya? Hal-hal baru apa yang dapat saya perbuat agar lebih memahami karya ini?

3. Membayangkan ide-ide yang imajinatif
Tanyakan ke diri sendiri: musik ini mengenai apa? Apa makna musik ini bagiku? Dapatkah saya mengesktrimkan kualitas musik melalui not-not ini? Dapatkah saya membayangkan sebuah cerita atau nuansa warna dari (bagian) karya ini? Apa karakter dari musik ini? Dapatkah saya menggunakan imajinasi untuk meningkatkan sensasi dan ekspresi dari musik ini? Coba pahami, hayati, dan komunikasikan keindahan & makna musik, disertai imajinasi dan narasi dari musik yang dimainkan

4. Menikmati
Apakah saya menikmati musik ini? Apa yang dapat dilakukan agar saya lebih menikmati musik ini? Perlukah tempo permainan diperlambat agar saya agar dapat menghayati dan mengekspresikannya secara lebih baik? Bagaimana seandainya saya menyanyikan dan melakukan gerakan-gerakan agar lebih ekspresif dan menikmatinya? Bagaimana seandainya saya menutup mata, menggerakkan tubuh, dan memainkan bagian-bagian tertentu berdasarkan memori agar lebih dapat menikmati musik itu?

5. Fokus pada koneksi
Bagaimana kaitan antar bagian? Dapatkah saya membayangkan bagaimana bagian itu ketika dimainkan bersama dengan pemain lain? Bagaimana sejarah dan struktur musiknya, bagaimana menganalisis musik ini? Sudahkah saya melatih keterampilan komunikasi, sampai sejauh mana?

6. Membiasakan diri beristirahat secara teratur
Apakah saya beristirahat secara teratur agar segar kembali ketika belajar dan bermain musik? Sering musisi lupa atau enggan beristirahat sejenak ketika sedang berusaha keras atau ketika merasakan flow, Padahal tubuh kita perlu istirahat untuk menghindari cedera karena over-use dan mental kita juga perlu berhenti sejenak untuk mempertahankan konsentrasi.

7. Menggunakan metronome, tuner, dan recording untuk meningkatkan kesadaran
Dapatkah saya merasakan strong beat dalam diri saya? Sensasi fisik dan sensasi bunyi seperti bagaimana ketika saya memainkan in tune dengan tuner? Ketika merekam permainan, sensasi fisik apa yang dirasakan, bunyi dan ekspresi seperti bagaimana yang dihasilkan?

Flow Pre-Performance & Flow Performance Tips
1. Membuat rencana pre-performance secara jelas
Apa saja yang perlu saya lakukan agar rencana realistis dan jelas? Tips flow mana yang dapat diterapkan agar dapat menghayati karya musik dan mengekspresikannya dengan baik? Ritual apa yang perlu dilakukan agar saya siap main di konser? Apakah saya berpikir positif, berdoa?

2. Merasa nyaman dan mengekspresikan diri ketika perform
Apakah saya nyaman dan dapat bernafas dengan baik? Apakah sekeliling saya terorganisir baik? Adakah ada tujuan yang mantap di benak saya? Apakah saya nyaman dengan setiap notnya? Kita perlu merasa nyaman dan menyatu dengan instrumen, musik, dan audiens. Apakah saya dapat berelasi dengan musisi-musisi lain? Bagaimana jadinya ekspresi yang keluar dari permainan musik ini?

Troubleshooting Tips
1. Mengkaji tujuan-tujuan yang ditetapkan.
Apakah tujuan saya jelas? Sudahkah saya memilih tujuan kecil yang dapat saya capai? Apa yang dapat saya lakukan sekarang untuk meningkatkan keterampilan saya agar dapat mencapai tujuan yang sudah saya buat? Kadangkala musisi tergoda untuk menetapkan tujuan yang menantang namun terlalu sulit baginya untuk diraih dan terbiasa terlalu “ngoyo”. Adakalanya kita juga berlatih tanpa menetapkan tujuan yang jelas sehingga akhirnya kita bingung sendiri dan kehilangan motivasi. Akibatnya kita menjadi kehilangan kepercayaan diri dan mulai kuatir kalau gagal. Untuk itu, biasakanlah untuk menetapkan tujuan-tujuan kecil secara jelas sambil meningkatkan keterampilan secara bertahap pula.

2. Mengecek bagaimana rasanya tubuh dan suasana hati Anda.
Apakah saya merasa bosan atau letargi? Merasa stres atau tegang? Karena sejumlah faktor, musisi dapat merasa bosan selama berlaih. Dengan mengecek level minat Anda secara teratur, Anda dapat mengamati kapan menjadi bosan, letih, atau stres. Jika perasaan-perasaan negatif tersebut muncul, Anda perlu istirahat sejenak, merenggangkan tubuh, dan menyegarkan diri lagi. Baru sesudah itu Anda dapat menetapkan just right goal yang dapat membuat Anda merasa bersemangat, tidak merasa terlalu dituntut, dan menikmati proses belajarnya, sambil meningkatkan keterampilan secara bertahap dan menyenangkan dalam kegiatan berlatih Anda sehari-hari.

Akhir kata, mencapai keadaan “mengalir” dalam bermain musik merupakan hal yang penting, positif, dan sehat. Kondisi itu state merupakan salah satu indikator penting terdapatnya keseimbangan (balance) antara tingkat kesulitan musik serta penguasaan skill.
Kondisi “mengalir” (flow state) merupakan hasil dari proses berlatih dan belajar yang panjang, tidak dapat dicapai secara instan. Melalui latihan yang tepat dan sikap mental yang baik, flow dalam bermain musik dapat dicapai, tidak hanya dalam berlatih namun juga ketika perform. (Bdict)

Article Bottom Ad