Marcella Yuwono Halim “I do Love My Job Now”

9

Article Top Ad

BERCITA-CITA menjadi arsitek, musik ternyata membawa Marcella Yuwono Halim ke dunia pengajaran piano. Guru piano muda di Surabaya ini sukses merintis kariernya di dunia yang sejak kecil telah digelutinya. Berikut bincang singkatnya dengan sosok flamboyan ini

Bagaimana masa kecil Anda dan bagaimana Anda terhubung dengan musik?
Sejak kecil saya memang suka bermusik dan les berbagai macam alat musik. Pada akhirnya saya tentukan untuk fokus di piano karena sesuai minat dan bakat saya. Orang tua saya juga berperan penting karena memotivasi dan mendukung saya dalam bermain piano. Saya mulai belajar piano di usia 7 tahun dengan mengikuti kelas grup di sekolah music Irama Mas, Surabaya. Beberapa bulan kemudian, juga mengikuti kelas privat di sana. Menginjak usia 10 tahun, saya les dengan Ibu Tan Fei Lan di Wisma Musik Rhapsody. Saya juga sempat mengikuti kelas Junior Original Concert (JOC), kelas untuk menulis komposisi, di YMI Surabaya. Beberapa guru saya yang lain adalah Ibu Sienny Debora, Ibu Fonny Chandra, Ibu Brigifine E. Syams, dan Bapak Iswargia R. Sudarno. Terima kasih atas didikan para beliau. Saya meraih gelar DipABRSM pada tahun 2005, LRSM pada tahun 2007, dan FRSM in Piano Performance pada tahun 2017.

Sejak kapan Anda mengajar musik dan apa yg memotivasi Anda menjadi guru piano?
Saya mulai mengajar kelas teori musik sejak SMA kelas 3. Saat kuliah, saya kerja part time menjadi guru piano di sebuah sekolah musik di Surabaya. Berawal dari hobi dan saya menikmati mengajar, akhirnya bertumbuh menjadi pekerjaan saya sekarang ini. Dengan menghasilkan anak didik yang baik, saya merasa termotivasi lagi untuk mengajar karena waktu yang saya curahkan seakan tidak sia-sia.

Article Inline Ad

Bagaimana akhirnya Anda membangun tempat kursus musik?
Di tahun 2016, dengan bekal pengalaman saya sebelumnya dan support dari kedua orang tua, saya mencoba untuk mendirikan tempat kursus sendiri. Bermula dari hanya 1 kelas kemudian pelan-pelan bertambah, hingga akhirnya menjadi seperti saat ini.

Apa suka dan duka anda sebagai guru piano?
Sukanya jika berhasil mendidik murid-murid berprestasi sehingga menang dalam berbagai kompetisi. Selain itu, jika ada murid yang lulus ujian dengan predikat distinction juga membuat saya bangga. Dalam hati tersenyum, sebagai seorang guru yang berhasil membawa anak didiknya. Dukanya jika melihat murid yang patah semangat, menyerah, sehingga memutuskan untuk berhenti main piano.

Problem apa saja yg banyak anda hadapi sebagai guru piano, khususnya dalam kaitan kerjasama antara guru, siswa, dan orangtua siswa?
Kendala yang umum terjadi, yaitu perbedaan keinginan antara murid dan orang tuanya, misalnya untuk mengikuti kompetisi dan ujian. Selain itu tentang menentukan jadwal kursus, dimana antara waktu yang diinginkan murid, yang dihendaki orang tua, dan ketersediaan waktu dari gurunya, sering menjadi problem. Berat menemukan win win solution untuk masalah waktu yang ideal ini.

Dalam beberapa kasus, kadang orangtua siswa terlalu ikut campur dalam proses pengajaran musik anak-anaknya. Bagaimana Anda menghadapi orangtua yang seperti itu?
Saya mendengarkan opini mereka terlebih dahulu. Namun untuk intervensi yang berlebih, saya kira dibutuhkan ketegasan sebagai guru untuk menghadapinya.

Menurut Anda, seperti apa seharusnya peran orangtua siswa dalam proses belajar musik anak-anaknya?
Mensupport anaknya dan komunikasikan dengan baik, apakah sesuai minat tiap anak dalam bermusik. Dan memberi semangat anak untuk berlatih memperbaiki kesalahan yang dibuat. Seperti pepatah, practice makes perfect.

Menurut Anda, guru musik atau guru piano yang ideal itu seperti apa?
Menurut saya, guru yang ideal tidak hanya mengajarkan bermain piano secara teknis tapi mampu motivasi dan menginspirasi murid, bahkan bisa membuat murid mencintai musik. Terlebih lagi bisa memberikan perkembangan yang signifikan setelah ikut kursus.

Bagaimana Anda memberi semangat dan dorongan kepada siswa yang kurang bersemangat dalam belajar? Hal-hal apa saja yang Anda tekankan?
Untuk yang masih anak-anak, memberi hadiah kecil untuk setiap pencapaian, bisa jadi salah satu cara untuk memberi semangat. Yang sudah menginjak remaja maupun sudah dewasa, saya prefer memberi pengertian dan mengajak mereka berkomitmen. ‘Pergunakan waktu dan kesempatan untuk belajar dengan baik’.

Apakah Anda merasa bahwa menjadi guru piano adalah panggilan jiwa? Bagaimana anda mengaplikasikannya dalam prakteknya?
Tidak mudah bagi saya untuk mengatakan bahwa jadi guru adalah panggilan jiwa. Saya menyukai musik dan tidak menyangka bahwa akan berkarier menjadi seorang guru piano. When I was a kid, my dream job was to become an architect. But overall, I do love my job now.

Apa filosofi hidup Anda, baik sebagai pengajar piano maupun sebagai pribadi?
Hidup ini adalah kesempatan. Karena kesempatan tidak datang dua kali. So, make it precious and meaningful.

Rencana-rencana apa saja yang Anda rancang untuk masa depan Anda sebagai guru piano?
Membuka cabang pertama, supaya MH Music Studio lebih dikenal lagi di Surabaya. Jika Tuhan berkehendak, mengembangkan studio saya di kota lain bukanlah sesuatu yang mustahil.

Sebagai guru piano, bagaimana seorang pianis yang baik menurut Anda?
Untuk menjadi pianis yang baik tidak hanya mengandalkan teknik dan akurasi yang tinggi, tetapi juga berhasil menyampaikan perasaan ke audience seakan mampu berbicara lewat jarinya. I have to say that Seong-Jin Cho is a great example. I’m a huge fans of him.

Nasehat apa yang bisa Anda berikan kepada mereka yang ingin membangun karier sebagai pianis?
Dedikasi, disiplin dan kepiawaian dalam bermain piano adalah hal yang umum dibutuhkan. Yang paling penting adalah dapat menyentuh hati pendengar. Last but not least, perlu membangun personal branding supaya lebih dikenal dengan ciri khasnya tersendiri.

Nasehat apa yang bisa Anda berikan kepada mereka yang ingin membangun karier sebagai guru piano?
Cintailah profesimu. Maka akan serasa bekerja untuk hidup, bukan hidup untuk bekerja.

Sebagai guru piano, bagaimana cara Anda menginspirasi dan memotivasi siswa?
Saya menginspirasi murid dengan memberikan tantangan berupa menetapkan goals yang mungkin tidak pernah terpikirkan bahwa mereka bisa mencapainya. Selain itu, melihat video performance pianis lain maupun konser, dapat memberikan insight tersendiri. Mengikutkan lomba merupakan cara yang efektif dalam memotivasi murid. Mereka terpacu berlatih lebih ekstra untuk dapat memberikan yang terbaik saat perform di hadapan banyak khalayak.

Apa yang Anda lakukan jika orangtua tidak puas dengan progres anaknya dalam belajar piano?
Memberi pengertian terhadap orang tua murid bahwa berproses dan berprogres bukanlah hal yang mudah. Butuh waktu dan konsistensi, serta kesabaran. Selain itu kemajuan perkembangan tiap murid pastinya berbeda-beda, tergantung tiap individu.

Menurut Anda, keterampilan apa yang paling penting untuk dimiliki seorang guru piano?
Menurut pandangan subjektif saya, banyak keterampilan yang dibutuhkan. Tetapi, jika harus menjawab apa yang paling penting, IMHO, yaitu metode dan kurikulum, karena dalam pendidikan, kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan.

Nilai-nilai apa yang Anda ingin tanamkan kepada murid-murid Anda?
Gagal coba lagi, jatuh bangkit lagi. As hard work beats talent when talent doesn’t work hard. Janganlah sombong, karena di atas langit masih ada langit. Hendaknya seperti padi, semakin berisi semakin merunduk.

Sebagai seseorang yang berprofesi sebagai guru piano, apa tujuan profesional Anda?
Menghasilkan anak didik yang berprestasi tentunya. Mungkin ke depannya bisa menjadi pianis atau guru piano yang handal. Saya punya harapan tinggi kepada para Gen Z untuk lebih membawa keindahan dalam dunia musik, terutama piano.

Anda lebih suka mengajar anak-anak atau dewasa? Atau dua-duanya? Mengapa dan apa alasannya?
Anak-anak, remaja, maupun dewasa. Semua saya suka. Saya bisa mengerti perkembangan dunia tiap individu di generasinya di saat sekarang ini. Terkadang a small talk bisa membuat tidak jenuh ketika sedang belajar.

Apa rencana-renca ke depan Anda?
As a long term plan, saya ingin berkolaborasi untuk membangun sekolah swasta

Oke. Semoga terwujud. Terimakasih atas waktunya
Terimakasih juga kesempatan untuk saya. Sukses selalu untuk semuanya. (eds)

Article Bottom Ad