Memusatkan Perhatian, antara Problem dan Tantangan

190

Article Top Ad

“Heran deh dari tadi kamu belajar apa sih kok salah melulu. Perhatikan! Perhatikan baik-baik yang kamu pelajari, biar kamu mengerti. Nggak salah melulu,” ujar ibu Nana dengan kesal saat mendampingi putrinya berlatih piano.

BARANGKALI kekesalan semacam ini tidak hanya dialami ibu Nana, tetapi juga para orangtua lainnya yang mendampingi putra-putrinya yang masih kecil, saat berlatih alat musik di rumah. Kebanyakan anak-anak sulit sekali diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang sedang dipelajari.

Para guru musik, tak terkecuali guru piano, juga sering kali frustasi melihat siswanya sulit berkonsentrasi dan kurang memperhatikan apa yang dipelajari. Kebanyakan guru, dalam hal ini, sering menyalahkan ketidakmampuan siswa dalam memperhatikan dan menyerap apa yang diajarkan, tanpa mencoba bertanya pada diri sendiri, “Apakah yang saya ajarkan menarik perhatian siswa saya dan membuat mereka sangat tertarik?”.

Article Inline Ad

Menurut Sue Haug, Associate Professor of Music di Iowa State University, kemampuan seseorang untuk memusatkan perhatian pada sesuatu, dipengaruhi dua hal. Pertama, kemampuan atau kapasitas dan daya tahan seseorang itu sendiri untuk memusatkan perhatian, dan kedua, daya tarik sesuatu yang harus diperhatikan.

Psikolog William James dalam bukunya “Prinsip-prinsip Psikologi” yang ditulis tahun 1890, menyebutkan bahwa, “Setiap orang mengerti apa yang dimaksud dengan memusatkan perhatian”. Misalnya, perhatian guru piano terhadap siswa-siswanya yang masih belia dan sangat membutuhkan bimbingannya. Atau kerja keras seorang dosen agar tetap fokus pada materi yang diajarkannya mulai pagi hingga malam. Atau, usaha keras seorang siswa menghadapi ujian dan berharap dapat belajar semalaman dengan meneguk secangkir kopi pahit. Kesemuanya itu menunjukan betapa tinggi kesadaran setiap orang terhadap pentingnya “memusatkan perhatian”. Mereka tahu pasti apa yang terjadi bila mereka lalai “memperhatikan”.

Dalam bahasa Inggris, orang kadang menyebut perhatian dengan, “pay attention” atau “command attention” atau “give their attention.” Semua itu memiliki indikasi dan pengertian yang sama, yaitu sebuah proses aktif yang mengharapkan mengikuti pada sesuatu.

Dalam psikologi kognitif yang mempelajari proses penentuan cara berpikir pada manusia dan bagaimana orang menerima serta memanfaatkan pengetahuan, perhatian biasanya dibicarakan dalam pokok-pokok bahasan seputar sumber kognitif. Hal ini dipengaruhi selektivitas dan konsentrasi. Misalnya, tujuan apa yang diinginkan dan kemampuan mental effort menerima sebuah penugasan. Meskipun setiap orang berusaha dengan berbagai cara untuk bertahan mencapai tahapan itu, namun kemampuan manusia untuk mengerjakannya selalu memiliki keterbatasan.

Psikolog Daniel Kahneman mengatakan, terdapat batas kemampuan seseorang untuk berbuat sesuai dengan mentalnya. Akan tetapi diantara yang dikerjakan seseorang dan beberapa diantaranya lepas kontrol, tergantung pada bagaimana kemampuan seseorang mengalokasikan mental diri sendiri.

Semua mengetahui bahwa manusia dibekali dengan kebisaan dan kemampuan untuk mengerjakan berbagai penugasan. Sebagai contoh, dapat dilihat kemampuan seseorang ketika mengendarai mobil. Disaat ia mengemudikan kendaraannya ia dapat melakukan percakapan melalui telepon dengan tetap berkonsentrasi pada peta dihadapannya, sambil minum kopi.

Seseorang juga mengetahui bahwa kemampuannya untuk mengerjakan penugasan yang berlipat ganda, bergantung pada kompleksitas masing-masing penugasan. Jika lalu lintas sangat padat dan menyebabkan kemacetan, atau jika tiba-tiba turun hujan deras, atau secara tidak sengaja menumpahkan cangkir kopinya, maka penugasan mengemudi yang semula ringan akan menjadi sulit. Akibat berbagai peristiwa buruk yang menyertainya, ia pun menjadi tidak dapat mengendarai dengan nyaman, bahkan tidak menutup kemungkinan akan mengakibatkan celaka.

Memiliki sejumlah perhatian yang dapat bervariasi dari satu peristiwa ke peristiwa lainnya, berpengaruh pada fokus perhatian. Seandainya merasa lelah, jelas akan membuat sulit berkonsentrasi dalam mengemudikan mobil, akibatnya mungkin akan kehilangan perhatian pada kegiatan lainnya. “Segala sesuatu yang ada diluar kita sangat berpengaruh besar pada perhatian kita. Misalnya saat melintasi sebuah kecelakaan, kita cenderung akan lebih konsentrasi dalam mengemudi. Pembicaraan yang menarik, atau memutar lagu-lagu, dapat mengurangi kebosanan dan terhindar dari kantuk,” kata Sue Haug.
Para pengajar musik hendaknya mengenali dengan baik batas kemampuan memusatkan perhatian dan tantangannya selama memberikan penugasan-penugasan yang kompleks.

Interverensi Aktivitas
Kegagalan dalam memusatkan perhatian lebih banyak disebabkan adanya interferensi aktivitas yang bertentangan, bukan karena ketidakmampuan seseorang dalam memperhatikan. Ini sama halnya dengan sebuah mesin yang sama dibutuhkan untuk menghandel lebih dari dua pekerjaan. Sebuah kemungkinan kemacetan akan terjadi apabila dua atau lebih penugasan berlangsung secara bersamaan.

Sebagai contoh, kita mungkin akan mengalami kesulitan mendengarkan dua pembicaraan sekaligus, sehingga kita berusaha mengabaikan salah satu diantaranya atau berusaha membagi perhatian dari satu pembicaraan ke pembicaraan lainnya. “Untuk beberapa saat, hal itu menjelaskan bahwa perhatian kita terbatas, namun disisi lain juga menjelaskan bahwa kita dapat mengerjakan beberapa hal secara bersamaan dalam sebuah permainan musik. Seorang individu dapat sepenuhnya mengontrol atau kehilangan kendali dalam proses tersebut,” kata Sue Haug.

Memaksimalkan kapasitas perhatian dan mengalokasikan perhatian agar lebih efisien adalah sebuah aspek penting dalam belajar bermain musik. Masalah-masalah performance biasanya adalah masalah dalam pikiran. Dengan menempatkan pokok persoalan pada bagaimana atau apa yang kita pikirkan ketika mengerjakan penugasan, kita dapat lebih mengidentifikasi persoalan-persoalan utama dan mempermudah solusinya.

Seluruh aktivitas mental untuk menggali sumber perhatian adalah terbatas. Namun batasan itu tidak ubahnya seluas kolam renang. Seberapa besar kolam tersebut, bisa jadi lebih besar dari yang standar atau justru lebih sempit dari yang seharusnya. Itu semua bergantung kemampuan seseorang membangunnya.

Bayangkan sebuah kotak yang mewakili sejumlah perhatian yang tersedia untuk diberikan pada sebuah momen. Volume kotak ini berubah-ubah dan tidak tetap, sebagaimana ia dapat di- tampilkan dengan cara sisi yang berbeda-beda. Kemampuan seseorang mempengaruhi perhatiannya dengan membangun sebuah point, sebagaimana kita berusaha menjadi lebih hati-hati dan terfokus.

Namun terlalu banyak pertimbangan bangunan yang ingin dibentuk ,juga akan menyababkan terjadinya interferensi dan berkurangnya perhatian. Bayangkan bila bagian atas kotak terkoyak oleh karena suatu sebab, akan menyebabkan berkurangnya volume dalam kotak tersebut.

Seperti halnya seorang performer yang memiliki begitu banyak pengalaman dan wawasan yang sangat baik, perhatian yang tersedia sangat bervariasi pada saat yang berbeda-beda, bergantung pada motivasi, level ambisi, dan ketidakgelisahan.

Berkurangnya perhatian adalah sebuah fenomena yang biasa terjadi pada siapa saja. Begitu seorang siswa kehilangan motivasi dalam latihan maka ia tidak akan berlatih dengan sungguh-sungguh dalam memperhatikan permainannya. Ini adalah tahapan kehilangan motivasi, dimana sumber dan kapasitas perhatian menjadi berkurang dari biasanya, yang sebelumnya merupakan faktor penting dalam membangun performance.

Seorang pemain musik mungkin akan lebih berhati-hati dalam mempengaruhi kapasitas perhatiannya, sebagaimana mereka berusaha fokus pada permainannya dengan lebih intents serta menempatkan beragam penugasannya yang berhubungan dengan performance secara lebih effisien. Sayangnya, banyak juga musisi yang berpengalaman mempunyai sumber negatif dalam penampilannya, ketika ia kehilangan ambisinya dalam berkonsentrasi atau mengalihkan manifestasi fisiknya.

Bukan Perkara Mudah
Bukan perkara mudah untuk berkonsentrasi dalam menentukan notasi musik yang akan dimainkan disaat yang sama ia mengalami gejala-gejala fisik yang harus dihadapinya, seperti tangan gemeteran, bibir tiba-tiba menjadi kering, maupun perut yang terasa melilit.
Seorang musisi dapat mengantisipasi segala sesuatunya sebelum tampil dengan berusaha mengurangi dampak negatif yang berlebihan dalam adrenalinnya. Kapasitas perhatian juga dapat dibatasi oleh kepenatan. Hari menjelang tampil, biasanya siswa ditempa dengan latihan ekstra keras dan panjang, yang sangat melelahkan.

Mereka belajar sepanjang malam, berharap akan mendapatkan tambahan effort untuk mendapatkan nilai lebih dalam ujian final nantinya. Akibatnya, sudah tentu kondisi fisik dan mental yang kelelahan menyebabkan perhatian mereka berkurang.

Seseorang harusa memahami kondisi tubuhnya dan menghargainya sesuai fungsinya. Motivasi adalah faktor kunci dalam memaksimalkan perhatian. Sebagai gambaran, kita dapat melihat kemampuan konsentrasi anak-anak secara intens pada saat mereka bermain video game.

Namun tidak demikian halnya ketika mereka berada di sekolah atau sedang berlatih piano. Mereka tidak dapat berkonsentrasi lebih dari beberapa menit, pada anak yang sama. Salah satu cara yang dapat dipergunakan guru untuk menarik perhatian siswanya, antara lain dengan menyeleksi musik yang diajarkan kepada mereka sesuai dengan usia dan tingkat ketertarikan masing-masing anak.

Melalui pemilihan literature lagu yang menarik, guru bisa berharap dapat mempengaruhi masa kanak-kanak siswanya, sehingga mereka dapat termotivasi untuk berlatih dan belajar. Dan, mereka mengerjakannya dengan penuh konsentrasi.

Ketika lagu yang disajikan oleh guru tidak menarik bagi siswa, maka kemampuan mereka untuk memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru, akan berkurang. Demikian juga ketika sebuah musik dapat memuaskan seorang siswa, itu bukan jaminan untuk menentukan ketertarikanya sepanjang minggu atau bulan berikutnya. Bisa jadi karya tersebut tiba-tiba menjadi repertori yang tersulit baginya.
Sepanjang jam pengajaran guru dapat mengajar sambil mengobservasi ketika perhatiansiswa kelihatan menurun. Para guru yang menghadapi anak-anak pada umumnya sangat memahami betapa pentingnya memberikan penugasan beragam dari satu ke lainnya secara cepat untuk menjaga agar merekatetap perhatian.

Dibutuhkan kedewasaan untuk dapat memperhatikan secara lebih fokus pada sebuah proyek yang membutuhkan penanganan dalam jangka panjang. Tetapi setiap guru dapat memberikan contoh bagaimana menarik perhatian siswa secara khusus agar dapat mempengaruhi perhatian siswa dalam mengerjakan tugasnya. (Dien A. Basri)

Article Bottom Ad