SETIAP pemain biola pasti mengenal rosin sebagai bagian dari rutinitas mereka. Sebelum bermain, rosin digosokkan pada rambut kuda (rambut pada penggosok/bow) agar rambut bow dapat mencengkram senar dengan pegangan yang cukup dan mengerakan senar untuk bergetar. Tanpa bahan khusus ini biola tidak mungkin bersuara!
Apa sebenarnya rosin itu? Merek apa yang terbaik, berapa banyak yang harus digunakan, dan bagaimana seharusnya memberi rosin ke bow? Ini adalah beberapa pertanyaan yang dilontarkan pembaca.
Ketika Anda memotong pohon pinus, getah lengket merembes keluar. Ada 110 jenis pohon pinus yang digunakan untuk mengumpulkan berbagai merek rosin. Setelah dikumpulkan, getah itu dimurnikan dengan cara dipanaskan dalam pot besar dan dapat dicampur dengan jenis getah dari pohon lain untuk membuat formula khusus.a
Seringkali ini adalah resep rahasia! Sifat dasar yang menjadi ciri khas rosin adalah bahwa dia sangat lengket. Studio tari juga menggunakannya pada lantai kayu supaya tidak terlalu licin.
Pemain alat gesek membeli rosin sebagai ‘cake’ (= menu wajib pendamping instrumen mereka) dan ada berbagai merek, jenis dan harga. Jika ‘rosin’ dikumpulkan di akhir musim dingin atau awal musim semi, warnanya akan lebih terang dan jika dikumpulkan di musim panas dan musim gugur warna ‘rosin’ akan menjadi lebih gelap dan konsistensinya lebih lembut.
Ketika Anda mencari ‘rosin’, tentukan dulu jenis yang seusai untuk Anda. Rosin untuk pemula akan berbeda dari produk tingkat profesional. Rosin tingkat pemula biasanya lebih kasar dan memiliki suara seperti ada pasir, serta memproduksi bubuk lebih.
Kelas rosin profesional akan menghasilkan nada halus dan lebih terkontrol. Kisaran harga bervariasi dari 2 USD (Super Sensitive Rosin atau beberapa merek dari Cina) sampai 30 USD untuk ‘rosin’ yang memiliki logam mulia (Gold 1 oleh Liebenzeller Metal-Kolophonium).
Bahan-bahan ini meningkatkan mutu standar gesekan rosin dan menciptakan tonalitas yang berbeda.
Ketika memilih warna rosin, pertimbangkan instrument yang Anda mainkan dan iklim dimana Anda berada. Rosin berwarna muda lebih keras dan padat, cocok untuk iklim hangat dan lembab. Rosin yang berwarna gelap lebih cocok untuk iklim dingin karena lebih lembut dan lengket. Rosin berwarna gelap juga merupakan pilihan yang lebih disukai untuk pemain cello dan bass. Rosin untuk bass adalah jenis rosin yang paling gelap dan paling lembut dari semua rosin.
Alat musik gesek tidak selalu memerlukan rosin setiap hari. Ini tergantung pada seberapa banyak Anda bermain instrumen Anda. Pemain perlu mengembangkan kepekaan yang baik tentang berapa banyak Tosin yang dibutuhkan untuk menghindari penggunaan rosin yang berlebih. Saya pribadi hanya memberi rosin ketika saya merasa rambut bow mulai slip pada senar.
Rosin merupakan teman sekaligus musuh pemain alat musik gesek. Debu dari rosin sangat bahaya, bersifat korosif dan dapat merusak pernis dan kayu pada instrumen. Setiap sesi latihan atau bermain, sisa rosin perlu dibersihkan dari instrument dengan hati-hati. Sebuah kain katun untuk tujuan ini perlu disimpan dalam case dan digunakan setiap saat.
Saat memberi rosin hindari juga menyentuh rambut dengan jari-jari Anda karena kotoran dan minyak dari jari akan menghindari kelancaran memakai rosin. Biasanya saya letakan jempol di atas ferrule (sambungan di ujung bow dan rambut) sambil memberi rosin dari ujung ke ujung bow untuk menjaga supaya rosin tidak retak. Memang sulit untuk mempertahankan satu batang rosin yang sempurna!
Favorit rosin berwarna gelap: Hill Dark. Favorit rosin berwarna mudah: Piastro Goldflex. Preferensi pribadi saya: Jade. Jade tidak memiliki banyak debu seperti beberapa merek rosin berwarna muda tetapi juga tidak lengket, bahkan di Indonesia. Nada yang dihasilkan baik dan juga tidak perlu diberi terlalu sering.
Memang setiap pemain gesek memiliki pilihan rosin pribadi yang cocok untuk mereka masing-masing. Anda juga bisa belajar dari pengalaman dengan mencoba berbagai jenis rosin untuk menemukan yang paling cocok untuk kebutuhan masing masing. Meskipun aksesori kecil, rosin dapat membuat perbedaan besar dalam kualitas hasil suara mengesek. (Therese Wirakesuma)