PADA tahun 1974, Herbert Freudenberger, seorang psikolog Amerika, menciptakan istilah “burnout” dan merupakan peneliti pertama yang mempublikasikan dalam jurnal ilmiah penelitian tentang sindrom tersebut. Makalah ini didasarkan pada pengamatannya terhadap staf sukarelawan (termasuk dirinya sendiri) di sebuah klinik gratis untuk pecandu narkoba. Dia mencirikan kelelahan dengan serangkaian gejala yang mencakup kelelahan akibat tuntutan pekerjaan yang berlebihan serta gejala fisik seperti sakit kepala dan sulit tidur, cepat marah, dan pemikiran tertutup.
Dia mengamati bahwa pekerja yang kelelahan itu “terlihat, bertindak, dan tampak tertekan”. Setelah publikasi makalah asli Freudenberger, minat pada kelelahan kerja, tumbuh. Wolfgang Kaskcha telah menulis tentang dokumentasi awal subjek tersebut.
Karena frasa “terbakar habis” adalah bagian dari judul novel Graham Greene 1961, A Burnt-Out Case, yang membahas tentang seorang dokter yang bekerja di Kongo dengan pasien kusta, frasa itu kemungkinan digunakan di luar psikologi. Literatur sebelum Freudenberger menggunakannya. Wolfgang Kaskcha menulis tentang dokumentasi awal subjek tersebut.
Christina Maslach menggambarkan kelelahan dalam hal kelelahan emosional, depersonalisasi (memperlakukan klien, siswa, pelanggan, atau kolega dengan cara yang jauh dan/atau sinis), dan mengurangi perasaan pencapaian pribadi terkait pekerjaan.
Pada tahun 1981, Maslach dan Susan Jackson menerbitkan instrumen untuk menilai burnout, Maslach Burnout Inventory (MBI). Ini adalah instrumen pertama dari jenisnya dan instrumen burnout yang paling banyak digunakan. MBI awalnya berfokus pada layanan manusia profesional (misalnya, guru, pekerja sosial). Sejak saat itu, MBI telah digunakan untuk lebih banyak jenis pekerja (misalnya, petugas kesehatan).
Instrumen atau variannya sekarang digunakan dengan pekerjaan lama yang bekerja di banyak pekerjaan lain. WHO mengadopsi konseptualisasi burnout yang konsisten dengan Maslach, meskipun organisasi itu tidak memperlakukan burnout sebagai gangguan mental. Maslach mengemukakan gagasan bahwa burnout tidak boleh dipandang sebagai kondisi depresi. Bukti terbaru, berdasarkan temuan analitik faktor dan meta-analisis, mempertanyakan anggapan ini.
Tanda-tanda “Career Burnout”
Banyak orang menderita stress karena pekerjaan mereka, yang mengakibatkan kejenuhan karir. Menderita karena kelelahan dapat memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda, di semua tingkat pengalaman di tempat kerja. Sangat penting bagi seseorang untuk menjaga diri sendiri di atas segalanya. Inilah sebabnya setiap profesional perlu mengenali tanda-tanda kelelahan, dan menantisipasi serta bertindak melawannya sesegera mungkin. Berikut adalah tujuh tanda kelelahan, dan saran tentang cara memeranginya.
1. Stress
Stress terkait pekerjaan dapat menyebabkan seseorang mengalami kelelahan akibat insomnia. Beberapa merasa mereka tidur nyenyak di rumah, tetapi kemudian merasa energi mereka terkuras begitu mereka tiba di kantor. Keduanya adalah tanda bahwa Anda sedang mengalami burnout. Terus-menerus mendorong diri Anda hingga di tempat kerja ketika Anda kehabisan energi, tidak akan membantu kesehatan Anda. Kelelahan yang terus-menerus dapat menyebabkan kesalahan sederhana, kurang konsentrasi, dan perubahan suasana hati. Jika Anda menderita insomnia atau kelelahan kronis, hubungi dokter Anda dan beri tahu atasan Anda bahwa Anda sedang berjuang. Jika perlu, luangkan waktu untuk tidur, dan rileks.
2. Kesulitan Berkonsentrasi
Merasa terputus dari pekerjaan Anda adalah tanda bahwa Anda sedang stress. Terutama jika pikiran Anda mencoba memproses beberapa pemikiran sekaligus, Anda mungkin tidak dapat fokus pada tugas yang ada. Mungkin sulit untuk meningkatkan tingkat konsentrasi Anda di tempat kerja dan kembali ke hari-hari Anda. Namun, jika Anda beristirahat secara teratur dan terlibat dengan proyek yang menggairahkan Anda, maka Anda akan mulai melihat tingkat konsentrasi dan motivasi Anda meningkat.
3. Kurangnya Keseimbangan
Menyerah pada kebiasaan buruk yang biasanya tidak Anda lakukan adalah tanda bahwa Anda perlu meluangkan waktu sejenak. Terlalu memanjakan diri dengan makanan, minuman, atau bahkan merokok, dapat berarti bahwa pikiran Anda sedang berusaha mencari jeda dalam kegiatan yang memungkinkan Anda untuk bersantai. Namun, setelah menyerah untuk sementara waktu, pada akhirnya akan merugikan kesehatan mental dan fisik Anda. Jika Anda menukar makanan ekstra untuk gym, dan alkohol berlebih untuk beberapa minuman sosial dengan teman atau keluarga, Anda akan menemukan bahwa Anda lebih bahagia di tempat kerja dan dengan diri Anda sendiri.
4. Menghindari Situasi Sosial
Memutuskan diri dari teman dan keluarga adalah gejala kecemasan, stress, dan bahkan depresi. Ini bisa membuat Anda merasa lebih terisolasi, mengirim Anda ke dalam lingkaran setan. Tetap berhubungan dengan teman dan keluarga Anda adalah cara untuk merasa santai dan bahagia ketika Anda merasa rendah diri tentang pekerjaan. Bicaralah secara terbuka dengan orang-orang terdekat Anda, karena mereka dapat membantu Anda mendapatkan perspektif alternatif tentang masalah apa pun yang Anda hadapi dan mendorong Anda untuk mendapatkan bantuan tambahan jika perlu.
5. Merasa Tidak Mampu
Merasa seperti Anda tidak memadai dalam posisi Anda adalah tanda bahwa Anda menderita kelelahan. Sindrom ini normal sampai batas tertentu, tetapi bisa sangat merugikan pada titik tertentu. Setelah Anda mencapai titik merasa seperti Anda tidak dapat melakukan pekerjaan lagi, atau bahwa Anda tidak cocok untuk peran Anda, sulit untuk meningkatkan moral Anda. Berbicara kepada atasan, teman, dan keluarga tentang perasaan Anda dapat membantu Anda menghilangkannya.
6. Sering Marah dan Sedih
Jika Anda mengalami ledakan kemarahan yang tidak seperti biasanya, menangis secara pribadi di tempat kerja, atau memiliki argumen yang tidak perlu dengan teman dan keluarga Anda, maka Anda mungkin menderita kelelahan. Ledakan emosi adalah tanda bahwa Anda perlu istirahat dan memprioritaskan kesehatan Anda di atas segalanya.
Mengambil istirahat dari pekerjaan, seperti pergi berlibur, atau menggunakan hari untuk bersantai di rumah dapat membantu menenangkan saraf Anda dan membuat segala sesuatunya menjadi lebih baik. Namun, jika ini tidak membantu, ada baiknya menghubungi terapis atau dokter untuk membicarakan pikiran dan perasaan Anda. Dan ingat bahwa tidak perlu malu untuk mendapatkan bantuan tambahan ini, karena lebih banyak orang yang perlu melakukannya daripada yang Anda kira.
7. Penyakit Fisik
Stress dapat menyebabkan kerusakan serius pada tubuh kita. Penting untuk menjaga kesehatan fisik Anda di atas segalanya. Jika ternyata Anda tidak bekerja karena penyakit seperti flu, sakit kepala, pilek, pusing, dan sakit, ini bisa jadi karena kelelahan.
Jika Anda merasa stress di tempat kerja dan itu mulai memengaruhi kesehatan Anda, pastikan untuk meluangkan waktu yang Anda butuhkan untuk pulih. Kunjungi dokter Anda untuk mendapatkan diagnosis dan pastikan atasan Anda mengetahui kondisi kesehatan Anda. (eds)