DUNIA gitar klasik, adalah dunia yang didominasi oleh laki-laki. Dalam catatan-catatan sejarah maupun artikel-artikel gitar klasik, sedikit sekali liputan mengenai gitaris wanita. Artikel kali ini akan membahas sosok wanita-wanita yang kehadirannya signifikan serta berpengaruh dalam dunia gitar klasik. Mereka adalah para pengajar, penulis, penampil dan local heroes yang eksistensinya patut diperhitungkan.
Madame Sidney Pratten
Sosok dengan nama kecil Catharina Josepha Pelzer ini, lahir di Jerman 1821 dan meninggal di London 10 Oktober 1895. Madame Sidney Pratten adalah salah satu gitaris klasik terpenting abad ke-19 dan dianggap sebagai pioner gitar klasik wanita. Tidak banyak gitaris klasik wanita yang disebutkan hadir di abad ke-19, dan nama Madame Sidney adalah salah satu nama besar yang tercatat dalam sejarah.
Selain berkarier sebagai penampil, sumbangsihnya dalam dunia gitar yang membuat namanya tercatat dalam sejarah adalah ia menulis beberapa buku metode belajar gitar klasik. Adapun judul buku yang ia tulis antara lain: “Instructions for the Guitar”; “The Guitar Tutor, 2 Bände, London 1881”; “Learning the Guitar Simplified, Eigenverlag, 1891”; “Colored Diagrams of the Notes of the Fingerboard of the Guitar”; “Instructions for the Guitar Tuned in E Major”; dan yang paling terkenal adalah “Guitar School, Boosey and Sons, London c. 1859”. Bukunya “Guitar School, Boosey and Sons” memberikan banyak informasi tentang dasar gitar seperti kualitas gitar, tuning, teknik, serta pengetahuan tentang cara berpostur yang baik dalam bermain gitar klasik.
Walaupun Madame Sidney lahir di Jerman, namun puncak karirnya ia dapatkan saat pindah ke London pada tahun 1829. Di London, Ia berkiprah sebagai penampil dan pengajar gitar yang mengajar para bangsawan. Disana ia bertemu dengan pemain suling terkemuka Robert Sidney Pratten, dan mereka menikah pada tahun 1854. Madame Sidney Pratten sempat vakum sebagai seorang performer selama 3 tahun karena kesedihannya terhadap pasangannya Robert yang meninggal pada tahun 1886.
Di puncak karirnya pada tahun 1871, ia kembali ke atas panggung untuk menampilkan konserto ketiga Giuliani, dalam turnya di Eropa. Penampilannya dalam konser tersebut menggunakan gitar terz (gitar yang disetel minor third lebih tinggi dari gitar biasa sehingga tuningnya menjadi G-C-F-A#-D-G) yang menjadi ciri khasnya setiap ia tampil. Ia memberikan penampilan terakhirnya di depan publik saat ia berusia 72 tahun.
María Luisa Anido
Lahir di Buenos Aires, Argentina, 1907 dan meninggal 1996, María Luisa Anido memulai kecintaannya pada gitar klasik saat ia berusia 10 tahun. Sejarah mencatat bahwa pada saat itu ia adalah anak yang termasuk sangat cepat dalam menguasai instrumen gitar klasik hanya dalam beberapa bulan. Di umur yang ke-11 ia telah memberikan konser besar pertamanya di Buenos Aires, salon La Argentina. Hal ini membuat ayahnya mendukungnya dan memberikannya sebuah gitar yang dulunya milik Francisco Tarrega (gitar yang dibuat pada tahun 1864).
Kecerdasan yang dimiliki oleh Maria membuat karirnya tidak berhenti sebagai penampil saja, ia juga juga menulis komposisi pertamanya yang berjudul Barcarola dan mengirimkannya pada gurunya Miguel Llobet. Miguel Llobet sangat terpukau dengan karya tersebut, dan meminta Maria untuk membentuk grup duo ansambel dengannya.
Pada tahun 1950-an, Maria membuat debutnya di London dan tampil di Wigmore Hall. Sambil sibuk melakukan tur konser, ia juga mengajar di Uni Soviet pada tahun 1960-an. Yang menjadi ciri khasnya dalam bergitar dan membuat komposisi gitar, adalah ia selalu menambahkan gaya atau style musik rakyat Argentina seperti penekanan ¾ di bass dan 6/8 di melodi. Ia dianggap sebagai pahlawan nasional di tanah airnya dalam dunia gitar klasik wanita. Beberapa komposisinya yang terkenal adalah Aire de Vidalita , Canción de Cuna , Impressiones Argentinas , Santiagueña , El Misachico, dan Preludios Nostálgicos.
Olga Coelho
Lahir di Amazonas, Brazil, 1909, Olga Coelho merupakan gitar klasik wanita yang juga terkenal sebagai penyanyi folk Brazil. Perjalanan bermusiknya dimulai saat ia belajar memainkan piano pada usia 6 tahun dan terus berlanjut lebih dari 10 tahun. Meninggalkan instrumen piano, ia beralih dengan ketertarikannya pada musik Brazillian Folklore. Kecintaanya pada musik Folklore inilah yang membuat ia menjadi tertarik dengan instrumen gitar klasik.
Namanya menjadi banyak dikenal ketika ia mulai berfokus pada instrumen gitar klasik. Ia mendapatkan gelar diplomanya dari National Institute of Music di Rio de Janeiro. Coelho telah melakukan banyak konser di belahan dunia seperti di Amerika Selatan, USA, Kanada, Eropa, Australia, New Zealand sampai pada belahan dunia bagian timur. Selain aktif melakukan konser, Olga Coelho juga aktif menulis artikel musik untuk majalah di Amerika Selatan dan USA serta fasih menggunakan enam bahasa yakni Portugis, Spanyol, Prancis, Italia, Jerman, dan Inggris.
Pada tahun 1923, ia memantapkan dirinya untuk lebih dalam mempelajari dunia tarik suara, dan pada tahun 1930 ia membuat rekaman pertamanya yang kemudian membuat ia mulai tampil mengiringi dirinya sendiri dengan keterampilan dalam instrumen gitar klasik. Karirnya dalam dunia tarik suara terbilang sukses. Kritikus New York Times mengatakan bahwa ia adalah penyanyi folk terbaik yang pernah ada.
Selain itu, masyarakat yang menjumpai dia, mengatakan bahwa ia memiliki kepribadian yang menawan, ekstrovert, serta memiliki selera humor dan daya tarik pribadi. Olga Coelho sangat dihormati di beberapa kota di Brazil, salah satunya di Rio de Janeiro yang membuat pameran tetap pada museum teater atas karya-karya-nya, foto dan kenangan lainnya saat ia tampil. Lagu-lagunya sebagian besar didedikasikan untuk komposer-komposer seperti Villa-Lobos, Castelnuovo-Tedesco, J.Rodriguez, Andres Segovia, O.Lorenzo Fernandez, M.Carmago Guarnieri, John W.Duarte, dan Hans Haug. Salah satu albumnya yang terkenal yaitu ‘Chants and Folk Ballads of Latin America’.
Ida Presti
Ida Presti lahir di Prancis, 31 Mei 1924 dan meninggal 24 April 1967. Dia adalah gitaris prodigy kelahiran Prancis, salah satu legenda musisi klasik yang paling berpengaruh di abad 20. Dia juga dikenal dengan permainan yang virtuostic, dan memiliki teknik serta gaya permainan yang unik. Ida Ia mulai bermain gitar sejak usia yang sangat dini, dan guru gitar pertamanya adalah ayahnya, Claude Montagnon. Selain itu, Ia juga belajar harmoni dan musik teori dari Mario Maccaferri. Lalu sepanjang hidupnya, Presti tak pernah memiliki guru yang lain.
Presti mulai bermain secara publik sejak usia 8 tahun, dan ia berhasil melakukan debut konsernya di Paris, saat usianya 10 tahun. Dua tahun kemudian ia membuat rekaman album komersialnya. Mendengar permainan Presti saat berusia 13 tahun, Andres Segovia menyatakan bahwa Presti tak memerlukan instruksi/masukan dari dirinya maupun gitaris-gitaris lainnya. Saat usianya remaja, Presti terpilih untuk memainkan gitar dari Paganini, dalam acara peringatan 100 meninggalnya komposer Paganini.
Pada tahun 1951, Presti bertemu Alexander Lagoya, yang juga adalah seorang gitaris berbakat. “Ini adalah gitaris terbaik yang pernah aku dengar”, ungkap Presti. Tak berapa lama kemudian, Presti menikah dengan Lagoya, dan mereka kerap tampil dalam format duo, baik di konser-konser maupun acara televisi. Presti dan Lagoya banyak berkontribusi dalam dunia edukasi dan memperluas repertoar-repertoar gitar pada abad-20.
Banyak komposer ternama seperti Castelnuovo – Tedesco, Jolivet, Petit, dan Rodrigo yang menulis karya untuk duo Presti-Lagoya. Presti juga menulis beberapa komposisi untuk gitar solo dan duo, diantaranya: Six Etudes, Danse Rhytmque, Etude No.1 (untuk gitar duo), dan Danse D’Avila (untuk gitar duo). Mengingat karya duo gitar klasik saat itu belum banyak, Presti-Lagoya memiliki kontribusi yang luar biasa pada industri gitar klasik saat itu. Presti meninggal pada 24 April 1967 saat sedang mempersiapkan konser duo di New York City.
“I want my life to be simple and straight like an empty reed so God can fill it with music.” – Ida Presti.
Renata Tarrago
Kelahira Barcelona, Spanyol 1927 ini meninggal pada tahun 2005. Renata Tarrago adalah seorang gitaris klasik wanita pertama yang merekam Concierto de Anjures karya Joaquin Rodrigo, yang repertoarnya merupakan edisi pertama dari skor asli yang diterbitkan. Renata pertama kali belajar memainkan gitar dengan bimbingan ayahnya, Graciano Tarrago (1892 – 1973) yang merupakan seorang professor gitar di Barcelona.
Konser pertama ia lakukan ketika berusia 14 tahun, dan berhasil memenangkan juara kedua pada kompetisi Premio del Conservatorio del Liceo pada usia yang ke-16 tahun. Setelah kemenangannya tersebut, Renata memulai tur konser yang terbilang sukses di Eropa, USA, dan Jepang. Setelah kesuksesannya pada tur konser, Renata menjadi representasi negaranya (Spanyol) dalam kompetisi International Guitar Congress di Tokyo, dan menerima penghargaan medali emas atas penampilannya yang memukau.
Renata memiliki teknik yang khas dan unik dalam memainkan gitar klasik. Tidak seperti kebanyakan gitaris klasik yang memetik senar dengan kuku, Renata lebih memilih menggunakan ujung jarinya (tidak memakai kuku) untuk memetik senar. Meskipun begitu, ia tetap bisa memainkan lagu dengan tone yang indah, disertai dengan pembawaannya yang bersifat poetic. New York Times mencatat Renata Tarrago sebagai gitaris klasik wanita yang sensitif dalam menginterpretasikan karya yang dibawakannya serta peka terhadap warna nada yang ia mainkan.
Tahun 1968, Renata diminta untuk tampil dengan London Philharmonic Orchestra, untuk merekam soundtrack film genre thriller ‘Deadfall’. Setelah itu ia banyak lagi merekam permainan gitarnya. Beberapa rekaman gitarnya yang terkenal antara lain: ‘La Guitarra de Renata Tarrago’, ‘Torroba Concerto de Castille’, ‘Music of Francisco Tarrega’, dan lain-lain.
Lyona Boyd
Lyona Boyd atau yang sering dikenal dengan “The First Lady of the Guitar”, adalah gitaris klasik kelahiran London, yang besar di Toronto (Canada). Kelahiran London, 11 Juli 1949 ini telah meraih penghargaan Juno Award sebanyak lima kali. Ia dikenal ssbagai salah satu sosok yang mempopulerkan gitar klasik pada dunia musik mainstream. Ia juga telah bermain dalam konser di banyak belahan dunia, bermain untuk British Royal Family dan Presiden Amerika, merilis 28 album yang banyak mendapat penghargaan, dan tampil dalam acara-acara televisi. Selain itu , Ia juga merilis dua buah autobiografi, “In My Own Key: My Life in Love and Music” dan “No Remedy for Love”.
Pada tahun 2003 Lyona mengidap focal dystonia. Setelah berusaha menginventasi ulang teknik bermainnya selama 5 tahun, Lyona Boyd kembali dengan teknik dan gaya permainan yang baru. Kini Ia kembali tampil tak hanya sebagai gitaris, tetapi juga sebagai singer song-writer bersama partner duetnya: Andrew Dolson.
Francoise-Emmanuel-Denis
Lahir di Brussels, Belgium, 24 Maret 1952, Francoise Emmanuel Denis mulai memainkan gitar klasik saat berusia 14 tahun. Ia belajar dibawah didikan Nicolo Alfonso pada Royal Conservatory of Music di Brussels, Belgia. Ketertarikannya pada musik abad 19 membuat ia bergabung dalam grup ansambel duo, dengan nama grup Le Duo Romantique bersama gitaris wanita Christine Goffinet (1983-1986), dan kemudian bersama Mariangela (Badi) Assad (1986 – 1988).
Pada tahun 1983 ia mendirikan sebuah komunitas gitar Guitare d’Hier et d’Aujourd’hui di Brussels untuk mempromosikan konser gitar, pameran dan rekamannya. Perjuangannya tidak berhenti sampai di situ, ia juga kemudian mendirikan sebuah label: GHA Records, di Brussel pada tahun 1987 (masih aktif hingga saat ini). Rilisan hasil produksi rekaman beberapa gitaris terkenal seperti David Russell, Roberto Aussel dan Los Angeles Guitar Quartet yang ia garap, membuat perusahaan rekamannya menjadi salah satu perusahaan rekaman gitar terbaik saat itu. Gitaris Eduardo Isaac, Paulo Bellinati, Roland Dyens, Marco Pereira dan Scott Tennant juga mempercayakan rekaman gitarnya pada GHA Records.
Denis menikah dengan Odair Assad dan membantunya mengajar di Conservatoire Royal de Mons di Belgia. Ia juga berhasil membuat acara / beberapa program tentang gitar klasik pada RTBF (Radio Télévision Belge de langue francaise) dan menulis banyak artikel gitar untuk berbagai majalah.
Sharon Isbin
Lahir – 7 Agustus 1956 di, Minneapolis, Minnesota, USA, Sharon Isbin mulai belajar gitar umur 9 tahun di Italy. Ia telah belajar dibawah bimbingan Andres Segovia, Oscar Ghiglia dan Alirio Diaz. Ia lulus dengan gelar Bachelor of Arts dan mendapat predikat cumlaude dari Yale University, lalu lulus dengan gelar Master Music dari Yale School of Music. Sejak umur 17, Isbin melakukan tur secara rutin ke Eropa dan negara-negara lain seperti Canada, Jepang, New Zealand, Mexico, dan lain-lain. Isbin telah meraih banyak prestasi, diantaranya memenangkan Toronto Guitar 1975 Competition dan Madrid Queen Sofia, serta ia adalah gitaris pertama yang memenangkan Munich Competition.
Isbin juga telah tampil sebagai solois dengan lebih dari 200 orkestra, dan telah tampil di berbagai hall terbaik dunia: New York’s Carnegie and Geffen Halls, Washington D.C.’s Kennedy Center, Boston’s Symphony Hall, Madrid’s Teatro Real, dan lain-lain. Diantara banyak gitaris ternama lainnya, dia diakui sebagai gitaris yang telah memperluas repertoar gitar dengan karya-karya baru terbaik di abad 20-21 ini. Komposer-komposer terbaik abad ini telah mendedikasikan banyak karya untuk Isbin, dan Isbin telah melakukan banyak sekali premier terhadap karya-karya mereka.
Disamping itu, Isbin telah merilis lebih dari 25 album rekaman yang sangat bervariasi gaya permainannya, mulai dari Barok, Latin, 20th Century, hingga crossover jazz dan fusion.
Sharon Isbin adalah pendiri dan direktur dari departemen gitar di Juilliard School. Pada tahun 1989, Ia membuat Master of Music Degree, Graduate Diploma dan Artist Diploma (menjadi yang pertama dan satu-satunya instruktur gitar dalam sejarah institusi Juilliard), dan pada tahun 2007 dia menambahkan Bachelor of Music Degree dan Undergraduate Diploma. Isbin juga menulis sebuah buku: “Classical Guitar Answer Book”.
Lily Afshar
Lahir di Tehran, Iran, 9 Maret 1960, pada tahun 1977, Lily Afshar datang ke USA untuk belajar gitar di Boston Conservatory of Music. Setelah Ia menerima gelar sarjana musik Ia kemudian menempuh pendidikan untuk gelar masternya di New England Conservatory of Music, dan mendapatkan gelar doktor di Florida State University.
Pada tahun 1986 Afshar mendapatkan sesi masterclass dari gitaris Andres Segovia di Universitas Southern California dan setahun kemudian Ia menerima sertifikat prestasi dari Akademi Musik Chigiana, Siena, Italy. Afshar telah beberapa kali memenangkan kompetisi GFA (Guitar Foundation of America). Saat ini, Afshar mendapat penghargaan untuk menjabat sebagai kepala departemen gitar di University of Memphis, USA.
Kontribusinya dalam dunia gitar klasik membuat badan informasi Amerika menjadikan Afshar sebagai duta kesenian di Afrika pada tahun 1995. Album rekaman gitar Lily Afshar yang terkenal antara lain: ‘24 Caprichos de Goya’, ‘A Jug of Wine and Thou’, ‘Posession’, dan ‘Five Popular Persian Ballads’. Dari beberapa sosok gitaris wanita yang berpengaruh dari abad 19 hingga masa kini, Lyona Boyd, Sharon Isbin dan Lily Afshar masih aktif berkarya sampai saat ini. Mereka menjadi sosok living legend, dan sosok yang dapat dijadikan role model bagi generasi baru yang akan melanjutkan perjalanan mereka, melewati tantangan-tantangan zaman yang baru. (Birgita Priscilla, Putri Isydora Bonggaminanga)