Dalam belajar musik, berlatih adalah menu harian yang tidak bisa dilewatkan. Masalahnya, hampir semua siswa, terutama siswa kanak-kanak dimana mereka belum memiliki kemandirian, paling membenci latihan. Inilah saat dimana orangtua siswa berperan penting. Yakni, mengajak dan mendorong anak-anaknya agar mau berlatih setiap hari. Apa saja yang harus dilakukan?
Tak terhitung lagi berapa banyak orangtua yang mengeluh dan kecewa dengan anak-anaknya yang cenderung malas dan susah diajak latihan di rumah. Bahkan tidak jarang anak-anak mereka malah ngambek atau menangis gara-gara selalu disuruh berlatih.
Ada orangtua yang kemudian memarahi anaknya, mengancam anak untuk tidak akan membelikan ini dan itu kalau tidak mau berlatih, membanding-bandingkan anaknya dengan anak-anak lain, atau bahkan ada orangtua yang mengunakan cara kekerasan (menjewer, menyentil, mencubit, atau memukul).
Tanpa disadari, semua ini akan sangat berpengaruh pada fisik maupun psikis siswa. Lantas, bagaimana cara untuk mengatasi anak yang malas berlatih? Diperlukan kesediaan orangtua untuk menganalisa anaknya: mencari penyebab dari perilaku malas berlatih, kemudian mencari solusi guna mengatasinya.
Sebenarnya, malas berlatih pada anak secara psikologis merupakan wujud dari melemahnya kondisi mental, intelektual, fisik, dan psikis anak. Rasa malas timbul dari beberapa faktor. Untuk lebih mudahnya terbagi menjadi dua faktor besar, yaitu faktor intrinsik (dari dalam diri anak), dan faktor ekstrinsik (faktor dari luar anak).
Faktor intrinsik dapat disebabkan karena kurang atau tidak adanya motivasi diri. Motivasi ini kemungkinan belum tumbuh dikarenakan anak belum mengetahui manfaat dari berlatih atau belum ada sesuatu yang ingin dicapainya. Selain itu, kelelahan dalam beraktivitas dapat berakibat menurunnya kekuatan fisik dan melemahnya kondisi psikis.
Sebagai contoh, terlalu lama bermain, terlalu banyak mengikuti les ini dan les itu, terlalu banyak mengikuti ekstrakulikuler ini dan itu, atau membantu pekerjaan orangtua di rumah, merupakan faktor penyebab menurunnya kekuatan fisik pada anak.
Sementara faktor ekstrinsik tidak kalah besar pengaruhnya terhadap kondisi anak untuk menjadi malas berlatih. Ini bisa ditimbulkan dari, misalnya, sikap orangtua sendiri. Sikap orangtua yang tidak memberikan perhatian dalam berlatih atau sebaliknya terlalu berlebihan perhatiannya, bisa menyebabkan anak malas berlatih.
Banyak orangtua di masyarakat kita yang menuntut anak untuk belajar dan berlatih hanya demi angka (nilai) dan bukan mengajarkan kepada anak sebuah kesadaran dan tanggung jawab anak untuk belajar dan berlatih. Akibat dari tuntutan tersebut tidak sedikit anak yang stress dan sering marah-marah (ngambek) sehingga hasil yang ia peroleh kurang memuaskan.
Parahnya lagi, tidak jarang orangtua yang marah-marah dan mencela anaknya bilamana anak mendapat hasil yang kurang memuaskan. Menurut para pakar psikologi, sebenarnya anak-anak (pra sekolah hingga SD) jangan terlalu diorentasikan pada nilai (hasil belajar/berlatih), tetapi bagaimana membiasakan diri untuk belajar, berlatih tanggung jawab, dan berlatih dalam suatu aturan.
Faktor ekstrinsik lain yang juga berpengaruh, muncul dari sikap sikap guru sendiri. Guru selaku tokoh teladan atau figur yang sering berinteraksi dengan siswa dan dibanggakan oleh mereka, tapi tidak jarang sikap guru juga menjadi objek keluhan siswanya.
Ada banyak macam penyebabnya, mulai dari ketidaksiapan guru dalam mengajar, tidak menguasai bidang pelajaran yang akan diajarkan, atau karena terlalu banyak memberikan tugas-tugas dan pekerjaan rumah. Selain itu, sikap sering terlambat masuk kelas di saat mengajar, bercanda, atau membawa masalah pribadi ke kelas, membuat suasana belajar semakin tidak nyaman, tegang dan menakutkan bagi siswa tertentu.
Suasana rumah juga berperan penting sebagai faktor ekstrinsik. Bukan suatu jaminan rumah mewah dan megah membuat anak menjadi rajin berlatih.Tidak pula rumah yang sangat sederhana menjadi faktor mutlak anak malas berlatih. Rumah yang tidak dapat menciptakan suasana belajar dan berlatih yang baik adalah rumah yang selalu penuh dengan kegaduhan, keadaan rumah yang berantakan ataupun kondisi udara yang pengap.
Selain itu tersedianya fasilitas-fasilitas permainan yang berlebihan di rumah juga dapat mengganggu minat belajar anak. Mulai dari radio tape yang menggunakan kaset, CD, VCD, atau komputer yang diprogram untuk sebuah permainan (games). Kondisi seperti ini berpotensi besar untuk tidak terciptanya suasana belajar yang baik. (eds)