Kompetisi Komposisi Gitar Guitanesia

658

Article Top Ad

Ditengah maraknya kompetisi gitar di Indonesia beberapa tahun terakhir (baik dari kategori klasik maupun non klasik), Guitanesia hadir menyuguhkan sebuah kompetisi gitar, yang diumumkan pada bulan Mei 2021. Uniknya, jika kebanyakan kompetisi gitar memberikan wadah untuk kategori penyajian dan aransemen gitar solo, kali ini Guitanesia justru memberi wadah khusus untuk para komponis Indonesia membuat komposisi (orisinil) gitar solo. “…Karena mau ngumpulin banyak karya dari komposer Indonesia, dan memfasilitasi mereka siapatau bisa ke internasional”, jelas Theduardo Prasetyo (pendiri dari Guitanesia, organisasi non profit utk jurnalistik serta promotor berbagai event gitar klasik).

Dengan tenggat waktu pengumpulan karya yang tidak terlalu panjang (5 Mei – 19 Juni) dan kategori lomba yang terbilang langka di Indonesia, animo dari masyarakat ternyata cukup baik. Pesertanya dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Lampung, Salatiga, Jogja Bandung, dan Riau.

Diselenggarakan di masa pandemi, proses dalam kompetisi ini dijalankan secara online. Para peserta mengirimkan partitur karya melalui email, lalu partitur tersebut melewati tahap penjurian yang juga dilakukan secara online (melalui platform zoom) dan tertutup. Tim juri terdiri dari Hery Budiwan (Indonesia), Marisa Sharon Hartanto (Indonesia), Theduardo Prasetyo (Indonesia), dan Jaime Muthesius (Jerman).

Article Inline Ad

Setelah melakukan penjurian, juri pun sepakat memilih 3 pemenang yang diumumkan melalui akun instagram Guitanesia pada 27 Juni yang lalu. Para pemenang tersebut adalah: Mirza Elba Febrian dengan karyanya “Elegy”, Johanes Kristianto – “Sinau 1”, dan Julius R. Hutagaol – “Deret Op. 2”. Sesuai dengan visi awal, Guitanesia tak hanya mencari karya-karya dari komposer lokal yang potensial, tetapi juga memfasilitasi agar karya-karya tersebut bisa terdengar dan dikenal lebih luas. Maka dari itu, karya dari ketiga pemenang akan dipublikasikan, melalui bentuk sebuah buku yang akan diterbitkan oleh AMT (Art Music Today).

Sebagai pemenang utama, Mirza Elba Febrian mendapat hadiah uang tunai, dan karyanya “Elegy” akan dijadikan karya wajib pada Kompetisi Gitar Klasik Nasional (KGKN) yang akan datang, yang diadakan dibawah naungan BEM Universitas Negri Jakarta. Tentunya ini salah satu terobosan baru di dunia kompetisi gitar klasik di Indonesia, ketika sebuah karya baru dari komposer Indonesia akan ditunjukkan pertama kali (premiere) melalui jalur kompetisi, dengan menjadi salah satu karya wajib yang harus dimainkan oleh seluruh peserta.

Menurut Theduardo, seandainya kompetisi ini offline, mungkin saja acara  bisa lebih variatif, misalnya disertai dengan masterclass, workshop atau konser. Namun, dibalik kekurangan itu juga ada beberapa kelebihan dari kompetisi  online ini, misalnya lebih hemat waktu dan biaya, serta jangkauannya yang bisa lebih luas, jika dibandingkan dengan kompetisi offline. “Ternyata ini bisa mempererat komunitas gitar klasik di Indonesia”, tambahnya.

Well done!! Selamat untuk para peserta dan seluruh pihak yang terlibat dalam kompetisi ini. Kesuksesan ini semoga kelak menjadi lembaran sejarah yang dapat kita lihat kembali, sebagai bukti bahwa dibalik masa kelam yang kita alami di era pandemi, juga tersimpan sebuah harapan dan peluang bagi komunitas musik klasik di Indonesia, untuk terus bertumbuh dan bersinergi, serta melebarkan sayapnya menjangkau peminat-peminat baru.  (Priscilla Setiawan)

Article Bottom Ad