PROFESSOR Musik di Universitas California Selatan, Los Angeles, Stephen Pierce, membedah karakter dan kepribadian siswa-siswanya dengan menggunakan pendekatan Enneagram, untuk mengetahui ekspresi, minat, antuiasme dan gaya belajar siawanya, yang dengan begitu, membuatnya mengetahui pendekatan seperti apa yang diberikan kepada siswa-siswanya untuk membantu mereka lebih cepat dalam menangkap mata pelajaran.
Hal utama yang menjadi pemikiran Pierce adalah bahwa setiap manusia itu unik. Demikian juga setiap siswa, adalah pribadi mandiri yang memilik kecenderungan berbeda antara satu siswa dengan yang lainnya. Dengan mengetahui karakter setiap siswa, guru akan memberikan pendektan yang berbeda kepada setiap siswa. “Salah satu penyebab mengapa banyak guru-guru musik merasa frustasi dalam mengajar adalah karena mereka mengajar dengan cara yang sama untuk semua siswa,” kata Pierce.
Ada beberapa sistem pemetaan kepribadian, serta sejumlah besar literatur yang berfokus pada teori pembelajaran yang berkaitan dengan pengajaran yang efektif. Antara lain The Myers-Briggs Type Indicator, The Kiersey Temperament Sorter, Keith Golay’s Learning Patterns and Temperament Styles, Howard Gardner’s Theory of Multiple Intelligences, dan VARK: A Guide to Learning Styles.
“Saya telah menemukan nilai-nilai yang dalam, dan senang menyelidiki semua sistem pemetaan kepribadian itu. Menggunakan Enneagram untuk memahami perbedaan antara tipe kepribadian langsung menarik bagi saya, dan beresonansi dengan saya dengan cara yang unik. Sejak saat itu, Enneagram telah menjadi alat yang efektif di studio dan kelas pengajaran piano saya. Saya tidak hanya menganggapnya sebagai alat yang berharga untuk mengkategorikan siswa berdasarkan tipe kepribadian mereka, tapi juga juga membantu saya untuk lebih memahami gaya mengajar pilihan saya sendiri, serta gaya belajar siswa saya yang berbeda,”.
Menurut Pierce, Enneagram telah membantunya dalam interaksi interpersonal dengan rekan kerja, teman sebaya, dan bahkan anggota keluarga. Untuk guru musik, memahami Enneagram dapat bermanfaat, karena dapat membantu menyesuaikan pendekatan pengajaran untuk setiap siswa sesuai dengan bagaimana mereka bereaksi, berinteraksi, berperilaku, dan belajar. Dengan pengalaman dan latihan, guru dapat secara akurat mengklasifikasikan siswa mereka dan melibatkan atau menyajikan materi dengan cara yang paling sesuai dengan gaya belajar paling efektif dari setiap siswa mereka.
Rob Fitzel, yang telah meneliti Enneagram dan belajar dengan banyak sarjana Enneagram terkemuka di dunia berpendapat bahwa mempelajari Enneagram dapat membantu guru “lebih memahami bagaimana dan mengapa siswa kita memahami dunia secara berbeda dari kita.” Menurut pendapat Pierce, tipe Enneagram kita dipengaruhi oleh keadaan kita serta sifat kepribadian bawaan tertentu. “Saya melihat Enneagram sebagai titik awal untuk mencoba memahami apa yang mungkin memotivasi, atau merangsang pembelajaran pada siswa saya. Saya juga percaya bahwa ada karakteristik dan segi dari setiap jenis Enneagram yang merupakan bagian dari kita semua,” kata Pierce.
Berikut ini sembilan jenis personalitas Enneagram yang dikorelaskan dengan siswa-siswa yang belajar musik
1. Kepribadian Tipe Satu: “Perfeksionis”atau “Pembaharu”
Tipe pertama dari kepribadian Enneagram ini dinamakan “Reformer” karena selalu punya keinginan untuk memperbaiki dunia dengan berbagai cara. Mereka adalah pribadi yang rela berkorban dan mau meninggalkan zona nyaman untuk mengerjakan hal yang luar biasa.
Orang lain melihat tipe ini sangat terkontrol, bahkan cenderung kaku. Tipe kepribadian ini perlu bersikap lebih rileks dan bersantai sejenak, serta jangan berpikir kalau dunia hanya bergantung padanya saja. Meski punya kemampuan mengajari orang lain, perlu menyadari bahwa tidak semua orang bisa langsung berubah setelah mendengar masukan dari siapapun.
Siswa-siswa dengan kepribadian tipe satu ini dapat dikenali sebagai orang yang disiplin secara inheren, dan sangat serius dengan studi mereka. Mereka mungkin menikmati membuat catatan yang berlebihan selama pelajaran, dan mungkin menandai skor mereka dengan sangat banyak detail. Mereka juga cepat menunjukkan kesalahan mereka sendiri selama pelajaran karena mereka sangat kritis terhadap diri sendiri.
Siswa musik Tipe Satu ini berjuang untuk bermain dengan spontanitas, imajinasi, dan kadang-kadang bahkan kebebasan fisik dalam pertunjukan. Mereka berusaha mengeksekusi dengan cara yang sangat spesifik setiap saat, melihat ini sebagai cara yang ‘benar’ untuk menafsirkan, dan beberapa mungkin menghadapi ketegangan dalam permainan mereka sebagai akibat dari keinginan untuk mencoba mengendalikan segala sesuatu sesuai keinginan mereka.
Secara umum, siswa Tipe Satu melakukan yang terbaik ketika mereka mampu belajar memaafkan diri mereka sendiri (dan orang lain) karena membuat kesalahan. Mereka berkembang dalam lingkungan yang teratur di mana mereka melihat guru sebagai orang yang sangat berprestasi dan kompeten. Yang juga menghargai seorang guru yang benar-benar siap.
2. Kepribadian Tipe Dua: “Pembantu” atau”Pemberi”
Orang dengan tipe kepribadian ini disebut juga Helper karena merupakan tipe yang paling tulus membantu orang lain, bahkan membantu diri sendiri. Cinta, perhatian, serta hal baik yang dilakukan akan membuat diri menjadi terasa lebih bermakna. Dalam menjalani hubungan, Helper lebih mengutamakan perasaan karena menurutnya bisa membantu diri menjadi lebih baik dalam kehidupan.
Orang-orang tertarik pada tipe ini karena mampu memberikan kehangatan dari hatinya, serta membuat orang lain merasa lebih hidup, berkat apresiasi dan perhatian yang diberikan Helper. Mereka senang membantu orang lain melihat kualitas dirinya yang mungkin belum pernah disadari sebelumnya.
Banyak orang berharap memiliki sosok seperti ini yang menerima orang lain apa adanya, mau belajar memahami, serta bersedia untuk turun tangan mengatasi masalah. Helper membuka hati setiap orang dengan cara membuka diri terlebih dulu. Namun sebaiknya pahami dulu motifnya sebelum menawarkan bantuan untuk orang lain. Apakah tindakan tersebut benar-benar tulus atau kamu ternyata mengharapkan imbalan?
Siswa Tipe Dua ditandai oleh kehangatan dan keramahan mereka, tetapi mungkin cenderung mencoba menyenangkan guru untuk mendapatkan persetujuan guru. Selanjutnya, siswa Tipe Dua yang terlalu mudah beradaptasi dapat terus-menerus mengubah perilaku mereka tergantung pada preferensi guru tertentu.
Siswa Tipe Dua kemungkinan bekerja sebagai pianis kolaboratif yang sangat baik. Karena itu, dia menghindari sorotan, lebih memilih untuk membantu penyanyi dan instrumentalis yang berkolaborasi dengannya, untuk bersinar. Dia mudah diajak bekerjasama dan melakukan yang terbaik untuk membuat orang lain merasa nyaman. Dia juga murah hati dengan waktunya, dan kata-kata yang baik, dan dapat secara efektif menyesuaikan gaya kerjanya agar sesuai dengan mitra musiknya.
Demikian pula, siswa Tipe Dua mungkin menikmati kegiatan kelompok atau kolaboratif di studio musik, karena mereka cenderung menghargai hubungan yang tulus dengan orang lain (terutama guru mereka) daripada pencapaian pribadi, penghargaan, atau menjadi pusat perhatian. Siswa Tipe Dua juga dapat memuja atau mengidolakan guru atau mentor tercinta dengan siapa mereka merasakan hubungan pribadi, dan mungkin berusaha untuk meniru individu tertentu atau mentor khusus. Dengan demikian, mereka dapat menjadi mentor yang luar biasa bagi siswa lain.
3. Kepribadian Tipe Tiga: “Penampil”atau “Peraih”
Keinginan utama dari Tipe Tiga adalah untuk dianggap oleh orang lain sebagai sukses dan “merasa berharga, diterima, dan diinginkan.” Mereka berorientasi pada tujuan dan cenderung memfokuskan energi mereka yang cukup besar untuk menyelesaikan tugas. Mereka juga sangat termotivasi oleh hasil dan penghargaan. Mereka biasanya sangat pekerja keras, dan efisien dalam pekerjaan mereka, terkadang mengorbankan perhatian terhadap detail demi kebaikan untuk menyelesaikan tugas secepat mungkin. Mereka secara alami menawan tetapi mungkin memprioritaskan pekerjaan mereka daripada hubungan pribadi “sebagai cara untuk menghindari keintiman.”
Beberapa mungkin tampak rapi, atau memodifikasi penampilan mereka dengan tujuan membuat kesan yang baik pada orang lain. Mereka juga sering keluar dan memancarkan kepercayaan diri, dan mungkin sombong dan senang memberi tahu orang lain tentang pekerjaan itu mereka lakukan, dan keberhasilan mereka. Siswa Tipe Tiga biasanya adalah siswa dengan prestasi tertinggi. Mereka mungkin termotivasi oleh gagasan kompetisi atau kontes dan ingin dikagumi oleh teman sebaya, orang tua, dan guru mereka. Mereka juga bisa menjadi pemain yang sangat andal, karena mereka senang berada di atas panggung dan memamerkan kemampuan mereka.
Mereka lebih menyukai aktivitas yang akan menunjukkan keuntungan terbaik mereka, tetapi juga menikmati tantangan. Ini sering merupakan siswa yang menyenangkan untuk diajar, karena mereka memiliki motivasi diri yang tinggi, dan segera mengambil tindakan dengan mempelajari repertoar mereka dengan cepat, dan menikmati memeriksa tugas di daftar tugas sesegera mungkin.
Siswa Tipe Tiga berkembang dalam lingkungan yang menghargai persaingan yang sehat, dan dengan guru yang membuat harapan mereka jelas. Meskipun mereka menikmati tantangan yang masuk akal, banyak yang mungkin menganggap guru yang sangat rinci, terlalu rewel, dan orang yang suka berdiskusi dan mempertimbangkan banyak pilihan interpretatif, misalnya, membosankan dan bertele-tele. Mereka senang melakukan sesuatu, dan mengambil tindakan daripada membicarakan apa yang perlu dilakukan. Beberapa mungkin juga memiliki preferensi kinestetik yang kuat saat belajar.
4. Kepribadian Tipe Empat: “Romantis” atau “Individualis”
Keinginan mendasar dari Tipe Empat adalah “menemukan diri mereka sendiri dan signifikansi mereka, untuk menciptakan identitas dari pengalaman batin mereka.” Motivasi inti siswa Tipe Empat sebagai upaya “menemukan identitas khusus dan unik” dengan memanfaatkan strategi “menarik diri dari konvensi dan membuat orang memperhatikan betapa mereka berbeda.” Mereka bisa sangat kreatif dan akan sering mencurahkan diri mereka ke dalam karya dan seni mereka ketika diinvestasikan.
Mereka menemukan makna dan kepuasan dalam menjadi unik dan dalam ekspresi diri mereka yang khas. Namun, mereka juga bisa menjadi temperamental, terlalu emosional, egois dan hipersensitif terhadap kritik. Beberapa rentan terhadap depresi.
Siswa musik Tipe Empat menikmati kesempatan di mana mereka dapat menunjukkan kreativitas dan ekspresi diri mereka pada instrumen mereka. Ini adalah siswa yang mungkin senang menggubah cadenza untuk konserto Mozart yang mereka mainkan, atau yang menghabiskan berjam-jam berimprovisasi di piano. Mereka ingin memainkan repertoar yang unik dan tidak biasa, dan berusaha mencari makna yang lebih dalam pada musik yang mereka mainkan. Siswa Tipe Empat bisa dibilang tipe yang paling artistik di Enneagram. Dengan demikian, sejumlah siswa musik mungkin dari tipe ini dan banyak dari komposer hebat mungkin bisa dibilang adalah orang-orang dengan personalitas Tipe Empat.
Siswa Tipe Empat berkembang dalam lingkungan di mana guru mereka mengenali dan memupuk kreativitas dan individualitasnya. Mereka berusaha membuat hubungan emosional dengan guru mereka, tetapi mereka juga ingin terhubung secara mendalam dengan seni mereka. Tetapi mereka juga dapat menjadi keras kepala dalam menerima sudut pandang interpretatif yang berbeda, dan sulit untuk dimotivasi. Mereka juga hanya memutuskan untuk mulai berlatih ketika “suasana hati menyerang” mereka untuk melakukannya, dan oleh karena itu terkadang membuat frustrasi untuk mengajar.
5.Kepribadian Tipe Lima: “Penyelidik” atau “Pengamat”
Motivasi inti dari personalitas Tipe Lima adalah “untuk menjadi mampu dan kompeten” dan mereka percaya bahwa “pengetahuan adalah kekuatan. Mereka adalah tipe Enneagram yang paling tertutup dan introspektif. Mereka cenderung “menarik diri dari dunia untuk mempelajarinya.” Mereka bisa sangat tertutup, tidak elegan di sekitar orang, dan tidak banyak bicara. Mereka juga dapat membuat orang lain merasa seolah-olah mengganggu privasinya.
Sementara biasanya tenang secara lahiriah, pikiranaktif dan jauh dari tenang. Mereka biasanya lebih suka menghabiskan waktu sendiri karena mereka memproses segala sesuatu dalam pikirannya, dan mungkin lebih suka mengamati daripada berpartisipasi dalam kegiatan kelompok. Bisa dibilang banyak cendekiawan dan akademisi yang berkepribadian Tipe Lima karena menikmati analisis rasional, dan meneliti serta menyelidiki topik yang menarik bagi mereka. Mereka biasanya sangat ingin tahu, seringkali tentang bidang yang sangat khusus, atau topik yang menarik.Dengan demikian, mereka mungkin lebih suka belajar atau fokus pada topik tertentu secara mendalam daripada mencoba untuk memperoleh cakupan pengetahuan yang lebih luas, atau keahlian yang lebih luas.
Mengajar siswa dengan personalitas Tipe Lima dapat menjadi tantangan, karena mereka mungkin tidak selalu ingin banyak bicara, dan mungkin dijaga untuk berbagi pemikiran dan ide mereka sampai guru mendapatkan kepercayaan mereka. Mereka dapat tampak terpisah secara emosional, dan guru mungkin menemukan bahwa “pengajaran impresionistis dan improvisasi” mungkin tidak bekerja secara efektif dengan siswa ini.
Untuk siswa Tipe Lima ini, metafora yang digunakan oleh guru tidak terasa mendidik atau berguna baginya karena tidak berdasarkan fakta, atau pragmatis. Mereka melakukan yang terbaik dengan seorang guru yang tidak menekan mereka untuk segera bertindak, tetapi memberi mereka waktu untuk berpikir sebelum bertindak.
Mereka “juga suka mengerjakan sesuatu untuk diri mereka sendiri.” Ketika diinvestasikan dalam repertoar atau keterampilan tertentu pada instrumen mereka, mereka akan sering mengembangkan penguasaan atas materi ini. Mereka sering sangat intelektual dan brilian, dengan kapasitas luar biasa untuk fokus dan berkonsentrasi, tetapi berjuang untuk menjadi ekspresif, atau spontan dalam berlatih. Karena mereka sering belajar secara efektif melalui observasi, mereka dapat menikmati dan menyambut demonstrasi guru di studio. Mereka juga menikmati meneliti topik yang terkait dengan studi instrumental mereka saat mereka belajar secara efektif melalui membaca dan belajar.
6. Kepribadian Tipe Enam: “Penanya”atau “Loyal Skeptis”
Kebutuhan intrinsik personalitas Tipe Enam adalah “menemukan keamanan dan dukungan.” Mereka cenderung fokus pada bahaya, inkonsistensi, dan apa yang bisa salah. Personalitas Tipe Enam akan mempertanyakan dan menguji otoritas, tetapi bisa sangat setia kepada mereka yang bisa dipercaya. Mereka juga tipe yang paling patuh, berteman dan kooperatif.
Siswa Tipe Enam bisa menjadi menyenangkan dan frustrasi untuk mengajar. Kadang-kadang mereka mungkin menerima, pekerja keras, dan bertanggung jawab, tetapi karena mereka mendua terhadap otoritas, mereka juga tidak dapat diandalkan, dan ragu-ragu. Selain itu, tingkat komitmen mereka sehubungan dengan studi musik mungkin dipengaruhi oleh jumlah kepercayaan yang mereka miliki pada guru mereka. Siswa Tipe Enam biasanya pemecah. Mereka sering sangat baik dalam berlatih secara efektif, dan mengoreksi kesalahan. Sayangnya, karena secara bawaan cemas dan tidak percaya pada kemampuan mereka, banyak yang mungkin berjuang dengan kecemasan dalam latihan.
Personalitas Tipe Enam dapat “belajar paling baik ketika mereka dapat mempercayai guru dan informasinya.” Beberapa mungkin mendambakan penegasan dan persetujuan terus-menerus dari guru mereka tetapi berada dalam kondisi terbaiknya ketika mereka mampu mencapai kepercayaan diri dan kemampuan mereka. Beberapa bahkan mungkin berusaha memberikan yang terbaik untuk mendapatkan persetujuan dari guru yang dikasihi.
Siswa-siswa ini mungkin merasa bersalah dan malu jika mereka melakukannya tidak berkinerja baik, misalnya, karena mereka percaya bahwa mereka mengecewakan dan mengecewakan guru mereka. Mereka biasanya memiliki preferensi untuk konsistensi dan rutinitas, dan karena itu mungkin menyukai lingkungan pelajaran yang sangat terstruktur dan teratur. Mereka senang mengajukan pertanyaan dan menghargai guru yang tidak hanya menjawab pertanyaan mereka, tetapi menghargai mereka.
7.Kepribadian Tipe Tujuh: “Petualang” atau “Antusias”
Keinginan dasar dari personalitas Tipe Tujuh adalah “menjadi bahagia, puas dan menemukan pemenuhan.” Personalitas Tipe Tujuh termotivasi oleh pengalaman baru dan menarik, dan mungkin tipe yang paling positif dan menyenangkan di Enneagram. Mereka biasanya “spontan, optimis, suka berpetualang, dan ramah”. Tetapi bisa juga menjadi “cemas, terganggu, gelisah,” dan tidak mau berkomitmen untuk berhubungan, atau kegiatan.
Belajar tampaknya mudah ke kepada personalitas Tipe Tujuh dan banyak musisi yang brilian dan luar biasa mungkin dari tipe ini. Siswa dengan personifikasi Tipe Tujuh dapat dikenali dari antusiasme mereka untuk belajar, dan kemudahan mereka melakukannya. Mereka mungkin kurang terorganisir dan mudah terganggu, tetapi seringkali menyenangkan untuk diajar karena mereka belajar dengan cepat, multi-tasker yang sangat baik, dan mampu “melompat ke tengah hal-hal tanpa perlu gambaran besar.” Berbeda dengan personifikasi Tipe Enam, mereka cenderung tidak menyukai rutinitas dan pengulangan, lebih menyukai variasi. Seperti Tipe Tiga, mereka mengabaikan beberapa detail dalam sepotong repertoar, misalnya, lebih memilih untuk terlibat dengan sesuatu yang baru dan merangsang, daripada terus berlatih untuk penguasaan dan penyempurnaan mutlak.
Siswa Tipe Tujuh biasanya menikmati lingkungan belajar yang dinamis dan interaktif. Siswa-siswa ini cenderung tidak menyukai sistem hierarkis yang lebih tradisional dari guru sebagai figur otoritas, dan kadang-kadang akan menganggap guru setara dengan mereka. Mereka menikmati bermain berbagai repertoar, atau mengerjakan proyek interdisipliner, misalnya. Mereka juga membutuhkan dorongan untuk menyelesaikan tugas, menindaklanjuti tugas, atau berkomitmen pada suatu proyek.
8. Kepribadian Tipe Delapan: “Penantang” atau “Pelindung”
Keinginan utama dari personalitas Tipe Delapan adalah “untuk melindungi diri mereka sendiri, dan untuk menentukan jalan hidup mereka sendiri.” Mereka suka mengambil alih dan mengendalikan dunia di sekitar mereka. Cenderung “kuat, tegas, banyak akal, mandiri, berorientasi pada tindakan. Paling buruk, mereka bisa menjadi pengganggu yang terlalu tegas, konfrontatif, menantang, dan bahkan pendendam.
Siswa Tipe Delapan mudah dikenali karena mereka akan sering berdebat dengan guru mereka, dan “menyatakan pendapat mereka sebagai fakta” . Ini bisa menjadi siswa yang paling menantang untuk diajar. Dia adalah seorang visioner dan akan membuat pernyataan yang berani dan provokatif yang terkadang membuat orang lain merasa tidak nyaman.
Seperti personalitas Tipe Tiga, siswa Tipe Delapan lebih menyukai “pengalaman langsung” dan belajar paling baik dengan praktik. Mereka suka menolak, karena mereka ingin “menguji keadilan guru”. Mereka akan sering menantang aturan serta apa yang mereka pelajari, dan bahkan mungkin mencoba memprovokasi guru untuk mendapatkan reaksi atau tanggapan.
Seperti Tipe Lima, mereka lebih suka bekerja secara mandiri, dan paling terlibat ketika mereka merasa tertantang. Ketika dibiarkan tanpa tantangan, atau ketika mereka merasa bosan, mereka mungkin mulai “mencari masalah.” Siswa Tipe Delapan cenderung bekerja paling baik ketika mengambil arahan dari guru yang percaya diri, bahkan otoriter. Mereka membutuhkan seorang guru yang kuat yang mampu membuat argumen yang meyakinkan dan yang tidak takut untuk melawan mereka. Karena mereka biasanya langsung dan terkadang blak-blakan dalam interaksi mereka dengan orang lain, siswa Tipe Delapan mungkin lebih suka bekerja dengan seorang guru yang menyapa mereka dengan cara yang sama dan tidak menutupi kritik. Mereka tidak suka dimanja, karena mereka membutuhkan ruang untuk bekerja sendiri.
Ketika tertarik dan terlibat, siswa ini dapat menjadi pemimpin yang efektif, dan membantu mengarahkan kegiatan di dalam studio, misalnya. Mereka juga bisa menjadi siswa yang sangat sulit untuk diajar, karena mereka tampaknya memiliki pendapat tentang segala hal, dan jarang malu untuk berbagi pemikiran mereka.
9. Kepribadian Tipe Sembilan: “Pencari Perdamaian” atau “Mediator”
Keinginan dasar dari personalitas Tipe Sembilan adalah “untuk menjaga stabilitas batin dan ketenangan pikiran mereka”. Mereka cenderung menjadi orang yang paling santai, dan berpikiran luas, karena mereka mampu berempati dengan sudut pandang yang berbeda. Tipe Sembilan berusaha “berdamai” dengan diri mereka sendiri dan dengan dunia di sekitar mereka, tetapi mereka mungkin menolak keinginan mereka sendiri, dan membungkam pendapat mereka sendiri untuk untuk mencoba mengakomodasi orang lain. Personalitas Tipe Sembilan adalah “santai, menyenangkan dan menghibur”. Tetapi mereka sering mengalami masalah dengan penundaan, kadang-kadang bisa tampak lalai atau lalai betulan, dan bisa terlalu akomodatif, apatis, atau keras kepala.
Siswa Tipe Sembilan dapat menyenangkan untuk diajar, karena mereka hangat dan tidak mudah terpengaruh. Seperti Tipe Enam, mereka menyukai lingkungan pelajaran yang terstruktur dan dapat diprediksi karena mereka lebih menyukai konsistensi dan rutinitas. Beberapa siswa terkadang merasa frustasi untuk diajak bekerja sama, karena mereka mungkin tampak malas dan tidak termotivasi. Mereka merasa tidak suka dan merasa tidak nyaman secara fisik atau emosional dan karena itu mungkin menolak memainkan repertoar, misalnya, yang membuat mereka tidak nyaman.
Siswa Tipe Sembilan juga dapat berjuang untuk memprioritaskan pekerjaan mereka, dan dapat menemukan lingkungan berenergi tinggi melelahkan. Inilah sebabnya mengapa mereka terkadang keluar dari zona dan berhenti memperhatikan. Mereka benar-benar menikmati bekerja sama dengan orang lain, dan senang dalam kegiatan kelompok. Mereka juga cenderung lebih memilih lingkungan pelajaran dengan tingkat stres rendah di mana mereka merasa nyaman. Mereka juga bekerja paling baik dengan seorang guru yang memelihara dan akomodatif. (eds)