Antara Guru Musik dan Paramedis

284

Article Top Ad

Adalah tujuan semua guru musik untuk membimbing siswa-siswanya menjadi siswa-siswa yang mandiri. Bagaimananpun, mencapai kemandirian musikal adalah sebuah proses berjenjang yang hasilnya tidak bisa dilihat secepatnya. Siswa yang diberitahu terlalu banyak informasi baru tanpa petunjuk yang tepat, dengan beragam model-model musikal, hanya akan menghabiskan waktu latihannya dengan cara yang tidak benar.

Jika dibiarkan berlarut-larut, pengajaran seperti ini akan membentuk atmosfir negatif dalam pelajaran-pelajaran musik selanjutnya. Bila seorang guru mampu memprediksi pada wilayah apa saja dan dalam hal-hal apa saja siswa-siswa mereka akan menemui permasalahan yang menyulitkannya, kemudian ia mampu mengorganisir langkah dan ide-ide baru untuk mengatasinya atau menemukan jalan keluarnya, maka guru harus lebih dahulu aktif berbuat sesuatu daripada bereaksi sesudahnya. Sehingga, pelajaran bermain musik pun akan lebih menyenangkan.

Frances Clark dalam bukunya “Questions and Answers” mengatakan bahwa pengajaran yang baik adalah sama seperti tindakan pengobatan yang tepat. Lebih baik mencegah daripada mengobati. Disinilah diperlukan pemahaman baru bahwa tugas seorang guru bukan hanya membetulkan atau mengobati kesalahan-kesalahan yang dibuat siswa. Tetapi akan jauh lebih baik lagi apabila guru mampu mencegah siswa membuat kesalahan-kesalahan. “Saya bisa mengatakan bahwa sebaiknya guru musik harus juga menjadi a preventive teacher, yakni guru yang memiliki naluri mencegah,” kata Meg Gray, instruktur pedagogi piano di Eastern Illionis University, Charleston, Amerika Serikat.

Article Inline Ad

Menurut Gray, ada beberapa langkah yang bias dilakukan seorang guru agar bisa berperan sebagai ‘pencegah”. Termasuk diantaranya adalah memperhatikan persiapan dan perencanaan. Juga bagaimana membimbing siswa agar mereka bisa melihat gambaran yang lebih luas, sebaik mereka melihat gambaran kecil.

Persiapan yang matang dan perencanaan yang jelas serta terprogram, akan sangat membantu tugas-tugas guru menjadi lebih efisien dan terfokus. Mengenal dengan baik bahan pengajaran yang akan diajarkan, perencanaan pengajaran yang disusun dengan hati-hati serta menetapkan tujuan dan hasil yang ingin dicapai dalam jangka panjang, adalah sebagian dari kualitas-kualitas yang harus dimiliki seorang guru professional.

Yang juga sangat penting adalah mengetahui dengan baik kepribadian masing-masing siswa dan gaya belajar mereka. Oleh karena itu bersikap fleksibel akan sangat bermanfaat dalam proses pengajaran. Karakteristik-karakteristik seperti ini, menurut Gray, sangat penting, khususnya ketika guru mencoba untuk mencegah timbulnya persoalan para siswanya dalam belajar memainkan musik.

Sebagian waktu dari langkah pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan mengetahui konsep apa saja yang akan diajarkan berikutnya, serta menyajikan gagasan-gagasan dalam sebuah cara yang mampu menyiapkan siswa untuk memahami gagasan-gagasan berikutnya yang akan membuat proses belajar mereka berjalan lancar dan tanpa rasa sakit.

Dalam hal ini, sebuah contoh bisa diambil, misalnya bagaimana ketika seorang guru mengajarkan siswa pemulanya agar mempunyai bentuk tangan yang bagus. Bila siswa dibiasakan untuk bermain lebih dengan sebuah tangan yang tertekuk daripada tangan yang datar, maka ketika guru memperkenalkan konsep baru kepada mereka, misalnya tentang Staccato,s iswa akan lebih mudah menerapkannya.

 

 

 

 

 

 

Persiapan dan Perencanaan

Langkah lain yang juga bisa dilakukan sebagai upaya pencegahan adalah dengan membuat rencana-rencana pengajaran selangkah ke depan atau one step ahead. Ketika sebuah materi pelajaran telah bisa direncanakan selangkah ke depan, guru mempunyai kesempatan untuk mempertimbangkan semua proses dari apa yang sedang dipelajari siswa. Bermacam-macam konsep dapat diaplikasikan tidak hanya untuk satu bagian yang spesifik, tetapi meliputi keseluruhan materi pelajaran.

Misalnya, jika seorang siswa belajar tentang mezzo piano seperti dalam sebuah buku metode, dari bagian apa yang ia pelajari adalah membuat perbedaan yang tidak kelihatan antara tingkat-tingkat dinamika. Bila guru menyadari hal ini sebelumnya, maka guru dapat menarik perhatian siswa tersebut pada tingkat dinamika yang ada di seluruh pelajaran.

Para guru juga perlu mengetahui bagaimana cara siswanya belajar. Dalam hal ini guru dapat melakukan beberapa hal untuk mengantisipasi persoalan yang mungkin muncul. Misalnya, dengan memperkirakan dimana siswa-siswanya kemungkinan mendapat kesulitan, dan mengetahui bagaimana mengajar sebuah gagasan dalam sebuah cara yang mencegah atau mengurangi potensi munculnya kesulitan-kesulitan.

Dalam hal ini, kadang-kadang diperlukan pendekatan yang lebih bersifat praktek daripada instruksi, memecah-mecah bagian besar materi menjadi bagian-bagian kecil. Presentasi-presentasi yang bersifat eye-catching atau ear-catching yang menarik perhatian mata atau pendengaran, sangat diperlukan untuk lebih menarik perhatian siswa, terutama bila itu berkaitan dengan topik-topik yang menyangkut teori.

Seperti diketahui bahwa bagian yang mengembirakan dalam bermain atau membuat musik adalah adanya kreativitas dan spontanitas didalamnya. Para siswa mungkin memiliki perbedaan dalam gaya belajar dibanding dengan gurunya. Adalah sesuatu yang menyegarkan melihat bagaimana sudut pandang siswa dalam melihat sebuah konsep dan gagasan-gagasannya.

Perencanaan pengajaran yang bagus dan tepat dapat mempertemukan penemuan dan gagasan siswa. Dalam prosesnya, kadang-kadang penyampaian materi pelajaran mungkin saja tidak selalu berada pada garis yang direncanakannya, tetapi dalam tujuan jangka panjang, sebuah penyimpangan kecil dapat menghasilkan penemuan- penemuan musikal yang menakjubkan.

 

Gambaran Besar

Kemampuan untuk mengenali pola atau bentuk adalah bagian yang sangat penting dalam pengajaran bidang apa saja, tidak hanya musik. Para guru dapat mengantisipasi rasa frustasi dan kegundahan siswa dengan mengajarkan mereka melihat secara lebih luas bentuk-bentuk yang ada dalam musik mereka.

Tiga halaman lagu mungkin cukup menakutan bagi siswa pemula, tetapi ketika mereka mengetahui bahwa bentuk lagu itu adalah ABA, dan halaman ketiga adalah sebuah pengulangan dari halaman pertama, lagu tersebut tidak lagi menjadi sesuatu yang menakutkan bagi siswa.

Dalam pelajaran, daripada memberi perhatian kepada konsep-konsep yang sama terhadap beberapa lagu-lagu yang berbeda, lebih baik memberi pelajaran kepada siswa untuk memperhatikan bahwa konsep dasar yang sama dapat ditemukan dalam beberapa lagu yang berbeda. Bentuk dan ukuran not mungkin sedikit berbeda, gambar-gambar mungkin tidak tampak sama, tetapi hubungan antara not seperdelapan dan not seperempat misalnya, akan tetap konstan di antara dua lagu yang berbeda pada saat yang sama.

Memusatkan pada hal-hal yang lebih kecil adalah bagian lain dalam memprediksi masalah dalam permainan. Ketika membuat perencanaan, guru perlu mengetahui letak bagian mana yang berpotensi menimbulkan masalah.

Misalnya, dibagian mana yang iramanya dirasakan sangat rumit bagi anak-anak. Apakah ada sebuah pola chord yang terlihat mengerikan, tetapi sebenarnya tidak terlalu sulit dimainkan? Adakah dibutuhkan permainan jari yang tidak lazim atau artikulasi? Nah, dengan mengetahui letak bagian depan yang berpotensi menimbulkan masalah itu, guru dapat lebih memberi penekanan dan perhatian pada bagian tersebut selama pelajaran berlangsung.

 

Gagasan Bagus

Adalah gagasan yang bagus apabila mendengar siswa dapat mengerjakan bagian- bagian itu saat pegajaran, daripada hanya mendiskusikannya dengan mereka dan memintanya agar mengunakannya  atau mencobanya di rumah. Bila siswa mendemonstrasian apa yang mereka pahami dan memainkannya, atau  menerapkan rhythm yang rumit misalnya, akan terlihat apakah mereka dapat melewati sebuah persoalan.

Ketika memperkenalkan sebuah karya baru, seringkali akan menjadi sebuah gagasan yang bagus apabila memulainya dengan memperkenalkan wilayah-wilayah mana kebanyakan orang melakukan kesalahan, pada bagian-bagian mana orang sering mengalami kesulitan. Dengan mengisolasi wilayah wilayah yang berpeluang menimbulkan problem masalah, akan membuat siswa terbiasa untuk belajar  bagaimana mengembangkan latihan skill yang baik.

Bila siswa secara terus menerus melakukan sight reading untuk mengenal sebuah lagu baru setiap pelajaran, mereka akan berpikir bahwa inilah cara bagaimana latihan secara efisien di rumah. Padahal, meskipun sight reading cukup vital untuk mengbangkan musisi yang terlatih, sebaiknya tetap ada pemisahan, bahwa sight reading bukanlah satu-satunya cara untuk berkenalan dengan lagu-lagu baru.

Walaupun pengajaran preventif pada awalnya banyak menghabiskan waktu, namun dalam waktu yang tidak terlalu lama para guru akan dapat merasakan bahwa hal tersebut sangat bermanfaat, bahkan sangat menghemat energi untuk jangka panjangnya.

Bila para guru dapat mengatakan siswa untuk selalu bertindak logis dan menjadi pemikir-pemikir yang mandiri, mereka tidak perlu mengerjakan semua hal seitap kali mempelajari lagu baru dalam setiap pelajaran. Mereka hanya tinggal memastikan apakan para anak didiknya telah memiliki sebuah peranan yang kokoh terhadap konsep-konsep baru, dengan mental yang kuat, fisik ataupun model aural yang siap dibentuk.

“Pengajaran seperti ini memiliki nilai postif  lebih banyak daripada negative, lebih banyak aktif daripada reaktif.  Hal itu sangat membantu membentuk siswa memiliki kemandirian, tempat yang tepat bagi tumbuhnya kualitas performance.” kata Meg Gear. (rara)

Article Bottom Ad