Yth. Doktor Hendry,
Saya mau menanyakan mengenai hubungan antara usia dengan belajar alat musik. Apakah masih ada kesempatan untuk menguasai satu alat musik atau belajar musik jika awal belajar bukan pada usia anak-anak atau remaja? Sebagai contoh, saya pernah belajar piano pada saat berumur sembilan/sepuluh tahun selama kurang lebih dua tahun, kemudian tidak pernah berlatih musik (piano) kecuali pada saat pelajaran seni musik di sekolah yang notabene cuma selama satu jam per minggu. Sekarang usia saya sudah berumur duapuluh lima tahun dan saya ingin sekali belajar musik lagi, terutama piano (sekarang sudah hampir dua bulan kursus piano). Tujuan awal saya adalah sebagai penyeimbang jiwa (yang saya tahu musik bagus untuk keseimbangan jiwa). Yang mau saya tanyakan, bagaimanakah prosentase keberhasilan saya dalam bermusik, sampai sebatas apa yang masih bisa saya raih dalam bermusik dan bagaimana me-manage latihan untuk mencapainya. Apakah mungkin baru memulai belajar biola pada usia saya. Demikian pertanyaan saya saat ini, terimakasih atas perhatian bapak.
Hormat saya,
Linda Marvina – Bandung
Halo Pak Hendry,
Saya ingin bertanya “Masih mungkinkah bagi seseorang itu untuk mulai serius belajar piano pada usia dewasa, misalnya pada usia duapuluh tahun?” Saya sudah pernah belajar piano pada waktu saya berumur enam tahun selama sekitar satu tahun lebih. Namun karena pada saat itu saya merasa itu adalah paksaan dari orang tua, saya selalu bersikeras untuk berhenti belajar, sehingga akhirnya orang tua saya memperbolehkan saya untuk berhenti belajar piano setelah belajar sekitar satu tahun lebih. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, semakin dewasa saya menjadi tertarik dengan piano, terutama setelah melihat teman-teman yang dapat memainkannya dengan baik. Hingga pada usia duapuluh tahun saya mulai belajar piano lagi. Apakah saya masih bisa menguasai teknik piano dengan baik, melihat usia saya yang tidak muda lagi ketika mulai serius belajar? Adakah cara latihan tertentu agar saya dapat belajar secara maksimal? Demikianlah pertanyaan saya.
Terima kasih.
Rara Nasution – Balikpapan
Saudari Linda dan Saudari Rara yang Budiman,
Berhubung pertanyaan kalian menyangkut masalah yang sama, yaitu kemungkinan keberhasilan seseorang dalam mempelajari alat musik pada usia dewasa, saya akan mencoba untuk sekaligus menjawab pertanyaan-pertanyaan kalian.
Saya sering kali diajukan pertanyaan yang serupa oleh beberapa murid saya yang sudah dewasa atau orangtua murid yang juga ingin ikut belajar alat musik. Tingkat keberhasilan orang-orang dewasa dalam mempelajari alat musik itu tergantung pada berbagai aspek, yang biasanya berbeda-beda antara satu orang dengan orang lainnya.
Masalah paling utama yang dihadapi oleh banyak murid-murid dewasa yaitu kurangnya waktu untuk latihan. Murid-murid dewasa pada umumnya bekerja atau kuliah seharian penuh. Sepulang dari kantor atau sekolah, mereka masih harus menyelesaikan berbagai masalah di rumah. Pada saat mereka siap untuk latihan, biasanya mereka sudah terlalu lelah untuk berkonsentrasi.
Tentunya, salah satu cara untuk menghadapi masalah ini yaitu dengan berlatih di pagi hari, sebelum ke kantor atau sekolah. Namun banyak orang yang merasa keberatan untuk latihan di pagi hari. Kita sekarang hidup pada jaman dan waktu yang mana segala sesuatu berjalan serba cepat, yang mengharuskan kita untuk menyelesaikan begitu banyak tugas atau pekerjaan dalam jangka waktu yang sesingkat-singkatnya. Karena jadwal yang begitu padat, orang-orang cenderung untuk bangun pagi setelat mungkin, dimana mereka hampir tidak memiliki waktu untuk sarapan pagi, dan segera berlari menuju tempat mereka bekerja.
Apabila kalian memiliki waktu yang cukup untuk latihan dan disiplin yang tinggi untuk berlatih secara teratur, saya yakin bahwa kalian akan berhasil, bahkan mungkin lebih berhasil dari anak-anak atau remaja. Saya katakan demikian karena murid-murid dewasa pada umumnya ingin belajar musik karena keinginan sendiri, bukan karena disuruh atau dipaksa oleh orangtua atau pasangan mereka.
Kurangnya dorongan pribadi, yang biasanya kita temukan pada anak-anak akan menjadi penghambat dalam pelajaran musik. Jadi, motivasi diri yang tinggi pada orang dewasa, bila dikaitkan dengan waktu latihan yang cukup, akan membuahkan hasil yang jauh lebih baik. Saya sendiri pernah mengajar seorang ibu yang sudah berusia 89 tahun. Ibu ini sudah pensiun dan ingin mengisi waktu luangnya yang begitu banyak dengan belajar piano. Karena keinginan bermain piano yang sangat besar dan banyaknya waktu yang tersedia, ibu ini sempat berlatih selama empat sampai enam jam setiap hari dan sanggup mengikuti kursus piano sebanyak dua atau tiga kali dalam seminggu. Karena itu, ibu ini berhasil mencapai tingkat profesional hanya dalam waktu kurang lebih dua tahun, tanpa pernah belajar piano sebelumnya sama sekali.
Selama saya mengajar piano selama bertahun-tahun, saya belum pernah melihat murid lainnya, termasuk anak-anak, yang berkembang begitu cepat dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu, melalui pengalaman ini, saya yakin bahwa usia bukanlah faktor yang sangat penting dalam mempelajari sesuatu, baik itu musik atau pun pengetahuan lainnya.
Dari murid-murid dewasa lainnya yang pernah saya bimbing, ada beberapa hal umum yang saya lihat menjadi penghambat bagi banyak orang. Murid dewasa biasanya cenderung terlalu sadar akan kemampuan mereka. Mereka menjadi segan bermain piano untuk guru mereka, karena mereka takut kalau mereka dinilai atau dianggap kurang cerdas. Mereka juga takut tidak sanggup untuk memainkan yang terbaik untuk guru mereka, sesuai dengan kemampuan mereka di rumah.
Anak-anak pada umumnya tidak memiliki rasa malu atau ragu akan kemampuan mereka secara berlebihan, sehingga mempermudah mereka dalam berekspresi di depan guru mereka. Dalam menghadapi murid-murid dewasa, seringkali saya lebih berperan sebagai psikologis daripada guru piano. Ini disebabkan karena murid-murid dewasa memerlukan keyakinan dari guru mereka secara berulang kali bahwa mereka itu sebetulnya sanggup untuk belajar dengan baik, sama seperti orang-orang lainnya.
Selain itu, murid dewasa seringkali membawa masalah rumah tangga mereka atau masalah pribadi lainnya ke tempat belajar. Mereka melihat guru mereka sebagai orang yang dapat mereka percayai untuk melampiaskan berbagai masalah yang sedang mereka hadapi.
Walaupun seharusnya masalah yang demikian tidak dibawa ke tempat belajar, seringkali sang guru perlu membantu murid dalam menyelesaikan masalahnya sebelum proses belajar dan mengajar dapat berlangsung dengan tenang dan efektif.
Apabila situasi memungkinkan, saya sarankan agar murid yang demikian berusaha untuk menyelesaikan masalah-masalah pribadi mereka sebelum ke tempat belajar, misalnya sharing dengan teman baik Anda atau mengunjungi seorang psikolog. Dengan demikian, waktu belajar Anda dapat digunakan secara penuh dan efektif demi keberhasilan Anda dalam belajar alat musik.
Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu pentingnya kepercayaan yang Anda berikan terhadap guru Anda. Murid-murid dewasa pada umumnya merasa khawatir dan lebih suka bertanya hal-hal yang menyangkut konsekuensi dari cara belajar yang baru diajarkan dan apabila teknik yang baru diajarkan itu adalah cara yang terbaik, seolah-olah mereka meragukan kemampuan guru mereka dalam mengajar.
Tentunya pertanyaan-pertanyaan yang demikian adalah sangat baik dan menunjukkan perhatian sang murid. Namun pertanyaan yang berlebihan akan menghambat proses belajar yang sudah direncanakan oleh guru. Saya kadang-kadang diajukan pertanyaan yang sangat baik oleh murid, tetapi murid itu belum sampai waktunya untuk mengerti jawaban yang diberikan. Guru yang baik memiliki rencana pengajaran jangka panjang yang diperkenalkan kepada murid secara satu-persatu sesuai dengan kemampuan dan tahapan mereka. Murid-murid sering kali harus melalui berbagai tahapan yang mungkin kelihatan janggal oleh murid dalam mencapai hasil akhir yang diharapkan oleh guru di kemudian hari. Oleh karena itu, rasa khawatir yang berlebihan harus dikesampingkan, agar guru Anda dapat berfungsi penuh dalam membentuk kemampuan Anda, seperti seorang seniman yang sedang membentuk karyanya secara perlahan-lahan.
Dalam mencapai impian kalian untuk bermain piano dengan baik, akan sangat membantu apabila kalian memiliki sekelompok teman-teman yang dapat senantiasa memberikan dorongan kepada kalian. Misalnya, saudari Linda mengatakan tadi bahwa Anda menjadi tertarik dengan piano terutama setelah melihat teman-teman Anda dapat memainkannya dengan baik.
Cobalah untuk berkumpul dengan teman-teman Anda dari waktu ke waktu dan bermain piano bersama. Ini akan membantu Anda dalam memotivasi diri untuk belajar piano. Usahakan agar kalian memiliki ‘goal’ atau tujuan yang jelas dalam belajar piano. Misalnya, kalian ingin belajar piano untuk menghibur keluarga dan teman, untuk keseimbangan jiwa (seperti yang dikatakan Saudari Rara), ingin mengajar sambilan di kemudian hari, ataupun hanya semata-mata sebagai suatu bakat yang dapat Anda banggakan.
Jadi, seperti yang kita lihat di atas, usia tidak seharusnya menjadi hambatan dalam mempelajari alat musik, baik itu piano, biola atau alat musik apapun. Apabila kalian belajar dengan baik dan sungguh-sungguh, disertai oleh disiplin yang tinggi, saya yakin bahwa kalian akan mencapai keberhasilan dalam waktu yang singkat.
Yang terpenting adalah kalian harus menyediakan waktu yang teratur untuk latihan. Usahakan latihan setidak-tidaknya selama satu jam setiap hari. Apabila latihan satu jam secara terus-menerus tidak memungkinkan, cobalah latihan setengah jam di pagi hari dan setengah jam di sore hari.
Latihan secukupnya secara teratur akan jauh lebih berhasil daripada latihan selama berjam-jam dalam satu hari, namun tidak berlatih sama sekali pada beberapa hari berikutnya. Saya ucapkan selamat kepada kalian berdua dalam mencapai cita-cita Anda untuk bisa bermain piano dengan baik.
Jangan lupa untuk menceritakan pengalaman sukses Anda di masa yang akan datang kepada para pembaca majalah Staccato lainnya, supaya mereka semua juga bisa turut bersemangat dalam bermusik.
Salam,
Dr. Hendry Wijaya
Profil Dr. Hendry Wijaya
DOKTOR Hendry Wijaya menarik perhatian dunia tahun 1996 ketika mendapat penghargaan “Young Artist Piano Award” usai memenangkan kompetisi piano yang diselenggarakan Artist International di Amerika Serikat. Ia kemudian diundang tampil di gedung konser terkemuka, Carnegie Hall, dan General Assembly Hall dari Gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, dan memperoleh sambutan luar biasa. Ia mendapat beasiswa penuh dari Manhattan School of Music dan tamat sebagai peraih gelar Doctor of Musical Arts (DMA) yang termuda. Berbagai musisi dunia yang pernah membimbingnya antara lain Peter Frankl, Lilian Freundlich, Constance Keene, Michael Ponti, Charles Rosen, Herbert Stessin, Paul Badura-Skoda, dan Robert Weirich. Ia pernah mengajar di Stecher and Horowitz School of the Arts dan Direktur Musik di Music Consortium of Long Island. Kini ia adalah Professor Piano di Westminster Conservatory of Music di Princeton. Di sela-sela kesibukannya, ia meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pembaca STACCATO berkaitan dengan piano, edukasi dan performing. Kirim pertanyaan Anda langsung ke E-mail Hendry Wijaya: [email protected] atau ke e-mail STACCATO: [email protected].