PANGGUNG adalah ruang magis. Seperti kaca pembesar, ia memiliki kekuatan untuk memperkuat semua gerakan, napas, atau niat seseorang. Setiap detik di atas panggung – tidak peduli apakah seseorang sedang berakting, menari, bernyanyi atau bermain piano, harus ‘diisi’ dengan konten. Jika tidak maka akan terlihat kosong dan canggung.
Setiap musisi memiliki kecenderungan tertentu dalam hal musik yang dia mainkan. Beberapa pianis misalnya, menyukai karya-karya romantis, yang lain menikmati permainan yang dramatis, sementara bagi yang lainnya lagi yang paling menarik adalah karya-karya dengan karakter yang menyenangkan dan berkilau.
Karena preferensi bawaan ini, sebagian besar pemain memiliki kecenderungan untuk ‘mencetak’ diri mereka pada musik yang mereka mainkan. Inilah mengapa terkadang Fugue praklasik memiliki ‘sifat’ romantis dan Sonata klasik dapat mengingatkan seseorang pada lagu-lagu modern. Memiliki individualitas yang terdefinisi dengan baik tentu merupakan hal yang positif. Pianis hebat selalu ‘menandatangani’ penampilan mereka dengan kekuatan kepribadian unik mereka. Namun, seorang musisi yang baik – seperti seorang aktor yang baik – juga harus tahu bagaimana menjadi satu dengan karakter yang dimainkannya.
Dalam bermain piano, pianis mengomunikasikan ide, keadaan pikiran, dan emosi dengan bantuan suara. Tapi bagaimana suara itu dibuat? Ini adalah masalah krusial. Kualitas suara piano tergantung pada kemampuan pemain untuk menerjemahkan musik yang didengar dalam pikiran ke instrumen. Semua pianis tahu bahwa postura, sentuhan, dan kebebasan tangan yang terlatih dengan baik memiliki kekuatan ‘modeling’ dan menjelajahi semua variabel tak terbatas dari suara pianistik. Semua elemen fisik yang ‘menerjemahkan’ ini dapat diringkas dengan kata lain: gerak tubuh.
Setiap gerakan yang Anda buat saat bermain harus mencerminkan karakter musik, konten emosional dan sisi dramatisnya. Mengapa ini perlu? Gerakan pianistik tidak hanya memengaruhi kualitas suara dan karakter musik yang didengar secara objektif, tetapi juga menciptakan ilusi visual, menyediakan ‘back-up’ (atau membatalkan) konten dramatis dari karya yang ditampilkan.
Itulah mengapa tujuan dari gerakan piano tidak hanya untuk meningkatkan kualitas dan karakter suara, tetapi juga untuk menawarkan ‘dukungan visual’ yang meyakinkan untuk citra musik yang Anda coba komunikasikan kepada publik. Bayangkan Anda bermain Bach. Bahkan jika gambaran yang dapat didengar cukup beralasan, memenuhi persyaratan gaya dan karakter, penampilan Anda akan tetap cacat jika gerakan Anda dilebih-lebihkan. Sama sekali tidak pantas untuk musik pra-klasik yang sangat ketat.
Ciptaan Bach adalah pemandangan dari atas, menjadi gambaran musik dari kebijaksanaan, ketenangan yang dalam, bahkan pencerahan. Saat memainkan karyanya di piano, pianis harus mencoba memahami setidaknya beberapa bagian dari pesan yang dikodekan dalam konten musik, yang mencerminkannya dengan pikiran, hati, dan gerak tubuh kita.
Kedalaman, keagungan, kereligiusan, dan kelenturan yang terkonsentrasi (berorientasi pada organ atau ekspresi paduan suara) harus menjadi landasan penampilan pianis. Seorang pianis hebat pun tidak bisa memainkan Bach tanpa Tuhan di dalam jiwanya, tanpa nilai-nilai moral dalam pikirannya dan belas kasih yang mendalam dalam segala hal yang dilakukan.
Saat Anda memainkan Sonata Piano Haydn atau Mozart, gerakan yang Anda buat harus berlabuh dalam realitas harpsichord: keanggunan, keceriaan, dan ‘ekonomi gerakan’ tertentu harus selalu menjadi bagian dari interpretasi Anda.
Dengan Beethoven, semuanya berubah. ‘Sapuan kuas’ menjadi lebih lebar, lebih intens, lebih hidup. Jika para pendahulunya berkonsentrasi pada refleksi universal, bahkan masalah filosofis transendental, Beethoven membawa manusia ke dalam fokus: takdirnya dan perjuangannya. Bagian tak terpisahkan dalam pertunjukan tragis, misterius namun megah yang disebut kehidupan.
Ketika pianis memainkan karya Beethoven, harus di ingat bahwa Beethoven memiliki pemikiran orkestra, yang memungkinkan gerakan pianis untuk memperoleh tingkat penjelajahan baru, menjadi lebih dramatis, tegang, agung. Pianis dapat meningkatkan amplitudo gerakan dan kekuatan sentuhannya, mengingat bahwa Piano Sonata terakhir Beethoven telah ditulis untuk hammerklavier baru yang ditingkatkan, atau piano modern.
Era romantis menghadirkan kontras yang lebih dalam. Jika Schubert membuat transisi antara sekolah klasik Wina dan gaya romantis, maka Chopin, Schumann dan Liszt mewakili mekarnya teknik pianistik dari gerakan baru. Dalam musik mereka, perasaan yang paling halus terjalin dengan ledakan kemarahan yang dramatis, dengan tangisan keputusasaan yang tragis, dengan halaman narasi epik atau mungkin dengan kesedihan yang tenang yang menjadikan Chopin penyair piano terhebat. Seorang pianis harus belajar bagaimana mengekspresikan – dengan gerak tubuh dan suaranya – semua emosi ini, semua gambaran musik yang menarik ini.
Impresionis – Debussy dan Ravel – adalah ‘pelukis’ musik sejati, ahli warna dan nuansa, pencipta permainan cahaya dan bayangan yang luar biasa. Saat memainkan bagian mereka, pianis harus ingat bahwa mereka telah terinspirasi oleh pemain harpsichord Prancis abad XVII.
Pada saat yang sama, musik mereka melampaui realitas piano, menciptakan lukisan musik yang tak terduga, mencerminkan momen-momen yang tertunda dalam waktu, ‘menangkap’ instan dan menjelajahinya. Sentuhan pianistik harus tepat dan menyebar, nyata dan berawan, buram dan transparan, meniru suara hujan, bisikan daun jatuh dan peluit sepi angin musim gugur.
Musik Rusia adalah bab terpisah. Memiliki akar seni mereka di luasnya tanah Rusia, dalam misteri musik rakyatnya dan dalam kedalaman rumit dari ‘jiwa Rusia’ yang terkenal, pada saat yang sama mengasimilasi tradisi terbaik seni musik Barat. Komposer Russia, terutama Tchaikovsky dan Rachmaninoff, telah membawa seni pianistik ke tingkat baru yang belum pernah dijelajahi.
Ekspresivitas karya mereka dapat dibandingkan dengan longsoran cahaya, ruang terbuka, dan kegembiraan unik yang hanya dibawa oleh pemahaman sejati tentang kehidupan dan alam. Gerakan pianis harus lebar, kuat, penuh energi dan kekuatan hidup. Tangan harus seperti sayap burung besar: bebas, kuat, bermartabat.
Setiap pertunjukan panggung harus menjadi satu kesatuan yang harmonis. Seorang pianis yang baik harus belajar bagaimana menyeimbangkan semua elemen interpretasinya: tidak boleh ada perbedaan antara apa yang dapat didengar publik dan citra yang dilihatnya di atas panggung. Hanya dengan itu semua, kemudian ide musik akan lengkap: mengintegrasikan konsep dan realisasi, pikiran dan perasaan, suara dan gerak tubuh.
Tentu saja, tidak mungkin untuk meringkas dalam satu artikel semua gambar musik yang dibuat oleh komposer hebat sepanjang sejarah musik piano, dan semua gerakan yang diperlukan untuk mengekspresikannya dengan benar. Setiap pianis sudah semestinya mendorong diri mereka sendiri untuk memiliki penampilan panggung atau performance yang lebih bermakna, pemahaman yang lebih dalam tentang konten dramatis yang dikodekan dalam setiap bagian yang dimainkan.
Pada saat yang sama, dia harus mencoba menjelajahi setiap karyanya sendiri, untuk menemukan gambar baru, makna baru, wahyu baru. Lagi pula, tidak mungkin untuk sepenuhnya menguraikan seni suara indah yang di sebut musik ini. Ini sesuatu yang ajaib karena musik selalu baru, karena memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan era baru, realitas baru, ritme kehidupan baru. Pelajari dan kuasai tradisi, wujudkan kepribadian unik Anda dan buka jalan baru ke masa depan! (eds, berbagai sumber)