MENGHAFALKAN musik membantu pianis untuk bermain dengan ekspresi musik yang lebih baik daripada membaca partitur. Menghafal juga membantu jika pianis harus menampilkan repertoar dengan tuntutan teknis yang tinggi, sehingga akurasi nada lebih konsisten, meningkatkan kecepatan dan ketepatan.
Selain itu menghafal musik juga menghilangkan kebutuhan untuk membalik halaman, menghilangkan jeda dalam musik, dan mengembangkan keterampilan untuk tampil dibawah tekanan. Siswa dapat memanfaatkan keterampilan ini ke dalam presentasi, wawancara kerja, berbicara di depan umum, dan aspek dari kehidupan non-musikal lainnya.
Menghafal musik biasanya dilakukan oleh para solois dan bukan untuk permainan kolaboratif, seperti musik kamar atau duet. Ini adalah praktik yang sudah ada sejak tahun 1800-an dan telah menjadi standar profesional dalam konser piano solo.
Jadi apakah harus menghafal musik? Bagi yang ingin berprestasi sebagai performer, jawabannya adalah mutlak “YA!”. Menghafal musik memberi Anda kebebasan artistik yang lebih besar dalam teknik penampilan Anda dan membantu Anda menguasai keterampilan improvisasi dengan cepat.
Lalu bagaimana dengan yang bukan profesional? Jika Anda adalah seorang murid, menghafal adalah keterampilan yang perlu dikembangkan juga. Anda harus mengenali cara terekfektif untuk mempelajari musik dengan gaya belajar Anda sendiri.
Tradisi Menghapal Musik
Praktik menghafal musik untuk konser sudah dimulai pada era Romantik (1820-1900). Saat itulah Niccolò Paganini, Franz Liszt, dan Clara Schumann mengadakan konser keliling Eropa. Sebelum tahun 1820, artis biasanya menggunakan lembaran musik dalam konser dan resital.
Mereka tidak diharapkan untuk menghafal musik, karena para pemain ini hanya memiliki sedikit waktu untuk mempersiapkan diri. Biasanya musik baru saja ditulis dan harus segera ditampilkan, sehingga menghafal semuanya dalam waktu singkat tidaklah realistis dan tidak diharapkan. Selain itu gagasan untuk menggunakan kembali musik yang sama bukanlah ide yang populer di masa itu. Namun sejak Era Romantik, proses penulisan musik menjadi lebih ‘lambat’. Komposer mulai menulis “l’art pour l’art” alih-alih tenggat waktu ketat yang ditentukan oleh para audiens aristokrat.
Niccolò Paganini (1782-1840) adalah salah satu pemain biola terbesar sepanjang masa dan merupakan orang pertama yang menghafalkan musik untuk penampilannya dalam tur ketika membawakan gubahannya sendiri.
Franz Liszt (1811-1886) adalah bintang rock pada zamannya. Dia adalah salah satu pianis terhebat dalam sejarah dan juga pemain yang cukup sensasional. Wanita sering pingsan-pingsan selama konsernya. Di masa mudanya, dia melihat pertunjukan Paganini dan ingin menjadi versi pianis dari Paganini. Liszt menulis karyanya sendiri, tetapi juga menyalin banyak karya klasik oleh komposer lain untuk piano. Dia juga menghafal musik dalam konsernya.
Clara Schumann (1819-1896) adalah seorang pianis konser yang hebat. Dia suka menampilkan karya komposer terkenal seperti Bach, Mozart, dan membawakan komposisi suaminya Robert, serta milik sahabatnya Johannes Brahms pada konser di seluruh Eropa dan kemudian menjadi guru piano terkenal. Dia mengajari murid-muridnya untuk memainkan semua karya solo mereka dari ingatan sehingga mereka akan tampil dengan kemahiran dan kepercayaan diri yang lebih besar.
Bagaimana Cara Menghapal Musik?
Panggung konser bisa menjadi tempat yang menakutkan, dan dengan adrenalin dan saraf yang tinggi, ada baiknya Anda menghafal musik yang dimainkan agar Anda memiliki penghayatan yang mendalam. Hal yang terutama dalam memainkan musik dari memori secara efektif adalah ketenangan bathin dan bermain dengan bebas tanpa rasa sakit. Jika Anda tidak bisa menenangkan diri, maka semua kerja keras dalam mempelajari musik dapat dengan cepat terhapus dengan sedikit kesalahan seberapapun jeniusnya, hebatnya, dan spartannya Anda. Bahkan jika Anda berlatih 12 jam dalam seharipun.
Jadi, bagaimana cara menghafal musik? Sayangnya tidak ada jawaban sederhana untuk itu, tetapi satu kesamaan yang dimiliki semua pianis bukan sulap, bukan sihir, adalah tentu saja: latihan. Berlatih secara efisien dan konsisten dapat membantu pianis mengambil partitur musik yang rumit dan mengubahnya menjadi karya seni yang luar biasa. Pianis memiliki cara yang berbeda dalam menghafal dan mengingat semua nada dalam karya musik. Apa yang sangat menarik tentang musik adalah bahwa masing-masing dari kita memahami dan menghubungkannya secara berbeda. Dalam hal menghafal musik secara umum, ada beberapa jenis memori, yaitu: motorik, auditori, visual, dan analitis.
1. Motorik
Memori otot (muscle memory) adalah mungkin cara paling umum dilakukan dalam proses menghafal. Ini adalah yang orang sebut sebagai ‘Feel’ atau ‘Play by Heart’, merasakannya pada otot Anda dengan cara mengulang (repetition) secara motorik. Semakin banyak musisi memainkan nada dan bagian yang sama berulang kali, semakin melekat di jari mereka. Itulah mengapa penting untuk selalu memainkan nada dan tempo yang tepat dalam berlatih, bukan dengan tempo yang cepat tapi salah-salah.
Dengan repetisi yang cukup, Anda tidak akan pernah lupa! Siapa bilang? Ini adalah kalimat pelipur lara bagi para concert pianist yang berlatih delapan jam sehari dan masih mengalami kesulitan dalam menghafal dan melakukan kesalahan.
Pada memori otot berarti Anda telah mengingat bentuk tangan, penempatan, dan kekuatan yang diperlukan untuk memainkan suatu karya musik. Sebagian besar pianis cenderung mengandalkan memori otot untuk tampil, tetapi ini bukanlah pilihan terbaik, karena Anda dapat dengan mudah lupa dan melakukan kesalahan karena gugup.
Penyimpangan sekecil apa pun dalam pengaturan fisik atau sikon dapat memengaruhi memori otot Anda, misalnya: tuts piano yang berat dan demam panggung. Memori otot adalah hal yang rentan berubah-ubah sesuai dengan sikon dan tidak selalu bisa diandalkan. Anda bisa saja lupa atau blank walaupun Anda telah memainkannya jutaan kali sebelumnya. Bayangkan apabila Anda harus memainkan fuga dari JS. Bach dan Anda salah belok dan lupa akornya. Hal itulah yang membuat menghafal menjadi menakutkan.
2. Auditori
Sedangkan auditori berkaitan dengan apa yang didengar pianis saat mereka bermain dengan mendengarkan dan mengasosiasikan harmoni /melodi tertentu. Musik adalah bunyi. Mendengarkan rekaman musik sambil membaca partitur Ini memberikan musisi akses untuk menginternalisasi suara ke telinga mereka, sehingga pada saat mereka berlatih, mereka mampu mengidentifikasi nada yang salah atau perubahan tempo yang terlewat.
Setiap pemula dengan telinga yang baik dapat memainkan lagu dengan memainkan melodi dengan cara trial & error sampai mereka menemukan nada yang tepat. Memori ini sangat mudah diakses, tetapi tidak selalu bisa diandalkan.
3. Visual
Lalu ada visual dimana seorang pianis “melihat” partitur dalam pikiran mereka. Pianis akan mengidentifikasi gambar tertentu dalam pikiran mereka untuk membantu mengingat apa yang akan terjadi selanjutnya – seperti prediksi masa depan, meskipun mereka tidak secara eksplisit melihat partitur tersebut.
Memori visual berarti Anda mengingat tampilan pada partitur, dan bagaimana posisi tangan Anda pada tuts piano. Namun, hanya sedikit dari kita yang memiliki ingatan fotografis, jadi memori ini tidak selalu membantu dalam keadaan darurat.Mereka dapat mengasosiasikan akor dan melodi tertentu. Mungkin seperti melihat YouTube partitur lagu, tapi tanpa melihat partitur yang sebenarnya. Saat melihat tuts, pianis juga dapat mengambil snapshot/screenshot dari nada tertentu ke nada lainnya sehingga mereka tahu pindah ke bagian musik yang mana. Berlatih tanpa instrumen juga dapat meningkatkan memori otot. Berpura-pura seolah-olah Anda memainkan piano pada permukaan yang rata (tanpa piano yang sebenarnya).
4. Analitis
Memori analitik berarti Anda memahami dan mengingat bagaimana lagu itu dibuat. Anda memiliki alur cerita atau mencatat aspek atau pola apa pun yang membuat musik menjadi lebih logis. Ibarat memiliki wawasan komposer. Dengan menganalisis skor musik. Ini termasuk menandai semua bagian besar musik untuk memahami apa yang dilakukan komposer dari awal hingga akhir dengan mengidentifikasi akor yang unik, perubahan kunci yang tiba-tiba, perubahan tempo dan gaya dalam pecahan fragmen yang lebih kecil dan perlahan membangunnya menjadi pertunjukan yang sering dilihat penonton berminggu-minggu dan berbulan-bulan kemudian.
Memori analitis mungkin adalah cara menghafal yang paling aman, karena itu berarti Anda telah menghafal musik dalam potongan-potongan. Anda dapat mulai bermain dari titik mana pun di bagian yang diinginkan. Ibarat membaca google map. Anda tahu Anda berada di jalan apa dan harus belok dimana. Dan yang terakhir adalah gabungan dari beberapa kemampuan memori ini sekaligus (multikanal). Ini adalah yang paling baik.
Berapa lama waktu yang dibutuhkanuntuk menghapal musik? Tergantung. Diperlukan beberapa hari, minggu, bahkan bulan untuk menghafal sepotong piano sepenuhnya. Ada banyak faktor yang berkontribusi dalam lamanya seseorang menghafal musik, a.l. panjang lagu, tingkat kesulitan lagu, waktu latihan, kemampuan teknis pianis, dan genre musik (Baroque, Klasik, Romantik, Modern).
Panjang sepotong musik adalah faktor terbesar dalam durasi menghafal. Untuk seorang pianis profesional menghafal sonatina 2-3 halaman mungkin hanya akan memakan waktu beberapa hari saja. Ini tidaklah sulit karena banyak pola skala dan motif yang sama dan berulang. Sedangkan untuk mempelajari konserto piano tiga gerakan dengan durasi 25-45 menit tentunya akan membutuhkan waktu lebih lama untuk mempelajari dan menghafalnya, mungkin bisa berbulan-bulan.
Piano concerto juga jauh lebih sulit bagi pianis karena mereka tidak hanya harus solid dan prima di bagian mereka sebagai solois, tetapi juga ketika bermain bersama orkestra. Pianis bukan saja menghafal bagian mereka, tetapi juga menghafal bagian orkestra sehingga pekerjaan menjadi dua kali lipat. Hal yang sama juga berlaku untuk musik kamar atau duet.
Bagian musik tertentu yang sulit dapat menghambat proses pembelajaran. Ketika hal ini terjadi, maka akan membutuhkan waktu lebih lama untuk menghafal bagian tersebut. Bagian jari yang sulit, putaran tangan yang canggung, dan ritme yang tidak biasa membutuhkan waktu ekstra untuk dibedah dan dipoles. Pianis juga perlu menghafal feel lengan dan tangan mereka pada bagian tertentu dan mampu mengingat gerakan tersebut sesuai dengan tuntutan lagu.
Sebuah Proses
Membangun ingatan Anda adalah sebuah proses. Roma tidak dibangun dalam satu hari. Candi Prambanan juga tidak. Seorang pianis tidak memulai dengan teknik yang super sulit, ia memulai dengan sesuatu yang mendasar dan membangun dari sana. Hal yang sama berlaku dengan menghafal. Mulailah dengan 4-8 bar, karya yang pendek, dan setelah itu fokus pada karya yang lebih panjang.
Persiapan adalah kuncinya. Menghafal secara tradisional membutuhkan berjam-jam latihan. Namun ada kiat-kiat dan kebiasaan latihan yang baik dan dapat mengurangi waktu yang diperlukan bagi Anda untuk menghafal sebuah karya. Simak pada artikel berikutnya! (*)
Penulis: Jelia Megawati Heru (Master of Musik Education from Fachhochschule Osnabrück Konservatorium, Institut für Musikpädagogik,Germany).