Priscilla Setiawan dan Tantangan Gitar

297

Article Top Ad

Gitar adalah instrumen yang sangat versatile, dipakai untuk memainkan bermacam-macam genre dan style musik. Akan selalu ada ruang dan peluang bagi para pecinta gitar untuk mempelajari, mengeksplor dan mengekspos keindahan instrumen ini. Ikuti bincang singkat majalahstaccato.com  dengan salah satu

gitaris wanita Indonesia, Priscilla Setiawan

Article Inline Ad

Sejak kapan dan bagaimana ceritanya Anda tertarik dan belajar musik?

Saya tertarik belajar musik sejak kecil, tepatnya waktu masih duduk di bangku taman kanak-kanak. Saya sering lihat ibu saya bermain piano, dari situ timbul keinginan untuk mempelajari piano dan saya minta didaftarkan ke sebuah sekolah musik.

 

Mengapa tertarik dan belajar gitar dan siapa yang menginspirasi Anda untuk mendalami gitar?

Awalnya saya tertarik belajar gitar karena di sebuah perkumpulan doa di sekolah saya waktu itu kekurangan gitaris, jadi saya mencoba untuk belajar. Saya pun tertarik untuk terus mempelajarinya,  karena dibalik keindahan suaranya, alat ini cukup menantang untuk dipelajari. Sosok yang banyak menginspirasi saya untuk mendalami gitar adalah Endah Widiastuti, Jubing Kristianto dan guru-guru saya: Ari Winarto & Benny M Tanto.

 

Apakah ada alat musik lain yang sempat menarik perhatian Anda selain Gitar?

Waktu itu tidak ada… Haha…

 

Siapa saja musisi dan guru-guru musik Anda?

Guru-guru musik saya: Ari Winarto, Lilis Simanjuntak, Sandhya Widhinugraha. Dosen saya: Benny M Tanto, dan masih banyak lagi dosen-dosen saya dari Universitas Pelita Harapan yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Walaupun hanya berkesempatan belajar dengan dosen-dosen tersebut selama satu atau dua semester saja, tapi menurut saya setiap dosen punya peranan yang penting dalam membentuk saya. Tak lupa, Om Jubing Kristianto & Mbak Endah Widiastuti yang banyak memberikan masukan dan pembelajaran bagi saya terkait pergitaran maupun bagaimana meniti karier sebagai musisi profesional.

 

Ceritakan pengalaman tampil Anda, dan prestasi Anda.

Saat duduk di bangku kuliah, saya ikut serta dalam beberapa konser yang diinisiasi oleh dosen saya Pak Benny M Tanto, diantaranya: “Silver Guitar Concert ke IX & X” & “Gitaris Muda Berbakat”. Itu adalah konser-konser pertama saya yang sangat berkesan dan menjadi sangat menjadi bekal bagi perjalanan musik saya. Pengalaman tampil saya dalam tahun-tahun berikutnya: Junior Recital: “Enharmonic”, Senior Recital: “Voyage”, Tampil dalam event “Coffee and Friends Festival” sebagai opening act dari Endah n Rhesa, tampil dalam “Gaung Dawai Gitar Klasik Sang Maestro”, tampil dalam “The Factory Live” bersama CillaTino Guitar Duo. Diluar itu, saya banyak tampil pada acara-acara komunitas serta sekolah musik. Sebagai pengembang komunitas, salah satu prestasi yang pernah saya raih adalah mendapat silver medal dalam festival musik IOEF (Indonesia Orchestra & Ensemble Festival) tahun 2019 bersama komunitas yang saya mentori: “Earhouse Guitar Club”.

 

Dibanding alat musik lain, Gitar termasuk alat musik yang banyak dipelajari dan dimainkan.  Menurut Anda, Apa yang menarik dari Gitar? Dan bagaimana prospek ke depannya?

Mengutip statement dari Andres Segovia “Guitar is a small orchestra. It is polyphonic. Every string is a different color, a different voice”, bagi saya gitar adalah alat musik yang sangat kaya akan warna. Dengan teknik bermain yang langsung menyentuhkan jari-jari ke senar & fretboard, gitar adalah alat musik yang intim, dan memiliki potensi besar untuk mengamplifikasi keunikan karakter permainan setiap orang. Bentuk instrumennya yang tidak terlalu besar, juga menjadikan gitar sebagai alat yang sangat cocok untuk dijadikan “teman”, untuk dimainkan dimana saja.  Mengenai prospek gitar ke depannya.. Dari tahun ke tahun, eksplorasi instrumen gitar sangat pesat dan beragam, baik dari segi instrumennya sendiri maupun dari segi musik dan artistrynya.. Dan karena gitar adalah instrumen yang sangat versatile,  dipakai untuk memainkan bermacam-macam genre dan style musik, saya rasa akan selalu ada masa depan bagi instrumen ini.. Akan selalu ada ruang dan peluang, bagi para pecinta gitar untuk mempelajari, mengeksplor dan mengekspos keindahan instrumen ini.

 

Apa kendala dan kesulitan yang Anda hadapi selama belajar gitar?

Kendala-kendala yang saya hadapi mungkin lebih ke kendala-kendala personal. Karena saya cukup terlambat untuk menekuni gitar, tepatnya 1,5 tahun sebelum masuk ke kuliah musik waktu itu, jadi saya harus mengejar banyak sekali ketertinggalan. Jujur, saya sempat merasa saya itu bodoh sekali deh dan kayaknya tidak akan mampu untuk lulus hahaha… Untunglah saya punya dosen major, Pak Benny M. Tanto yang sabar sekali membimbing saya, dan juga teman-teman gitar klasik UPH yang waktu itu banyak memotivasi dan membantu saya, sehingga saya dapat lulus dengan baik.

 

Selain sebagai performer, Anda juga teacher. Sejak kapan mengajar gitar, dan apa yang melatarbelakangi Anda menjadi pengajar gitar?

Saya mulai sadar akan kesukaan dalam mengajar sejak saya duduk di bangku SMA, waktu itu saya sering memberikan bantuan mengajarkan dan menjelaskan kembali beberapa mata pelajaran kepada teman-teman yang kesulitan. Ada kepuasan batin ketika saya mengajar dan membantu orang lain. Akhirnya, saya mulai mengajar gitar tahun 2015, awalnya sebagai guru pengganti dari kakak kelas saya. Kemudian saya mulai mendapat murid tetap, dan mengajar menjadi bagian dari kehidupan saya sehari-hari sampai hari ini.

 

Apa misi dan visi Anda dalam mengajar musik, khususnya gitar?

Dalam mengajar, yang saya kejar dan berusaha lakukan adalah mendorong murid untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka. Hal penting lainnya adalah bagaimana murid bisa mencapai goal-goal yang mereka inginkan, karena setiap murid tentunya punya goal dan alasan yang berbeda-beda mengenai belajar gitar. Contohnya, ada murid yang punya goal untuk dapat membuat dan memainkan aransemen solo fingerstyle guitar, ada yang ingin belajar karena minta bimbingan untuk mengikuti kompetisi, ada pula yang ingin belajar karena ingin jadi musisi profesional. Penanganan terhadap murid-murid tersebut sudah pasti berbeda, dan tugas saya adalah membantu mereka untuk mencapai goal-goal tersebut.

 

Kesulitan-kesulitan apa saja yang Anda alami dalam mengajarkan musik gitar?

Kesulitan-kesulitan yang saya temui dalam mengajarkan musik gitar, salah satunya adalah mengajar melalui online learning. Dengan online learning, hal-hal yang saya temui sulit diajarkan adalah seputar teknik serta tone production, terutama untuk pemula. Kesulitan lainnya adalah dalam mengajarkan lagu-lagu yang membutuhkan iringan musik, karena adanya delay time pada video call.

 

Bagaimana Anda mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut di atas?

Dalam pembelajaran online, saya biasanya meminta siswa merekam video permainan mereka kepada saya. Dengan begitu, saya dapat mendengar kualitas tone production mereka dengan lebih baik, serta melihat dengan lebih jelas teknik permainan mereka, yang biasanya dalam musik gitar, banyak berhubungan dengan posisi atau angle. Kemudian, biasanya saya memberikan feedback video kepada mereka bila diperlukan, sebagai panduan untuk mereka berlatih dirumah. Untuk kendala musik-musik yang butuh iringan, saya menyiasatinya dengan merekam iringan gitar saya atau memberikan iringan yang sudah siap pakai kepada murid untuk mereka berlatih dirumah. Saya biasanya akan meminta mereka merekam permainan mereka dengan iringan tersebut. Walupun menantang, dengan metode ini anak-anak tanpa sadar telah belajar mengenai rekaman musik sederhana serta tampil di depan kamera.

 

Apa yang menjadi keyakinan Anda sehingga mampu bertahan pada saat-saat sulit awal karienya sebagai pengajar musik gitar?

Ayah saya pernah bilang, profesi apa saja kalau kita jalani dengan tekun, suatu saat pasti kita bisa sukses. Itu salah satu kata-kata yang saya jadikan pegangan sampai saat ini… Setiap saat mau pesimis atau menyerah, saya ingat perjuangan berat saya kuliah musik selama 4 tahun. I’ve come this far, i’m not gonna stop just because it’s hard.

 

Hikmah apa yang bisa Anda petik dalam perjuangan megajarkan musik gitar?

Saya merasa…. Dalam mengajar gitar, sebenarnya pihak  yang pada akhirnya belajar paling banyak adalah saya sendiri. Saya belajar sabar, mengolah emosi, menahan ego. Saya belajar mempercayai orang lain dan saya belajar bekerja sama dengan orang lain. Saya belajar memimpin sekaligus melayani. Perjuangan mengajar gitar boleh saja susah, tapi saya percaya bahwa pada akhirnya tidak akan ada satupun usaha yang sia-sia, baik itu untuk diri saya sendiri maupun untuk para murid.

 

Anda lebih menyukai mengajar anak-anak? Atau remaja dan  dewasa? Mengapa?

Setiap usia punya tantangannya masing-masing. Dan saya suka sekali tantangan! Hahaha… Tapi saat ini saya sedang banyak sekali belajar mengajar anak kecil, karena saya sedang dipercayai mengajar musik di sebuah sekolah formal, jenjang sekolah dasar.

 

Menurut Anda, apakah mengajar musik gitar tersebut merupakan panggilan jiwa? Atau sekadar hoby?

Menurut saya, mengajar adalah panggilan jiwa, bukan cuma sekedar hobi.

 

Apa yang membedakan  antara mengajar sebagai panggilan jiwa dan mengajar sebagai hoby?

Antara mengajar sebagai honi dan panggilan jiwa, mungkin sama-sama didasari kesukaan atau kecintaan. Menurut saya, yang akan membedakannya adalah komitmen, taraf prioritas dan tujuan.

 

Sebagai pengajar, apa yang Anda nilai penting dari seorang siswa dalam belajar musik? Mengapa?

Bagi saya, hal yang saya rasa penting untuk dimiliki siswa dalam belajar musik adalah kesukaan dan ketertarikan kepada musik, motivasi yang kuat, terutama motivasi dari diri sendiri, serta komitmen dalam berlatih. Mengapa? sederhananya, karena saya melihat sebagian besar murid-murid yang kemajuannya pesat dan berhasil mencapai goal-goalnya adalah murid-murid yang memiliki nilai-nilai tersebut.

 

Sebagai pengajar, apa yang Anda nilai penting dari seorang guru dalam mengajarkan musik?

Bagi saya, seorang pengajar harus memiliki pikiran yang terbuka, dapat berempati dengan murid, selalu ingin belajar, serta punya kemampuan berkomunikasi yang baik. Berkaca dari para guru-guru saya yang saya jadikan panutan, bagi saya guru yang baik adalah guru yang dapat menjadi teladan dalam perbuatan/aksi-aksi nyata, tidak hanya kata-kata, bagi murid-muridnya.

 

Pernahkah Anda mengalami konflik bathin dalam mengajar, ketika kenyataan yang Anda hadapi ternyata tidak sesuai dengan idealisme Anda?

Sejauh ini tidak pernah…

 

Seberapa penting menurut Anda, peran orangtua dalam proses belajar musik? Bagaimana 

aplikasinya dalam pembelajaran gitar?

Menurut saya, peran orang tua dalam proses belajar musik itu sangat penting, terlebih pada usia anak-anak. Aplikasinya dalam pembelajaran gitar, mungkin cukup mirip dengan instrumen-instrumen lainnya. Orang tua berperan penting dalam menciptakan kultur belajar danberlatih dirumah, memberikan motivasi dan apresiasi, serta mengajarkan disiplin dan tanggung jawab kepada anak. Jika orang tua memang juga pemain instrumen musik, alangkah baiknya jika orang tua juga dapat menjadi teladan bagi anak-anaknya. Banyak sekali murid-murid yang saya lihat punya ketertarikan sekaligus komitmen terhadap pembelajaran musiknya karena melihat aktivitas bermusik orang tuanya sehari-hari, sekalipun tanpa banyak-banyak diberikan kata-kata  motivas, dibujuk, ataupun dimarahi oleh orang tuanya. Saya adalah salah satunya hehehe….

 

Bagaimana Anda menjaga hubungan dengan orangtua siswa? Langkah-langkah apa saja yang Anda lakukan?

Saya biasanya berkomunikasi dengan orang tua murid melalui kontak telepon, chat, mengabarkan perkembangan siswa serta menanyakan bagaimana siswa berlatih di rumah, juga hal-hal seputar ketertarikan, tujuan, kondisi emosional siswa, dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa dalam belajar musiknya. Saya juga sering mengundang orang tua murid untuk mendatangi konser, penampilan musik, baik konser murid maupun konser dan penampilan saya. Dengan pertemuan-pertemuan seperti itu biasanya jadi ada kesempatan untuk saya mengenal orang tua dan murid tersebut lebih dekat, juga sebaliknya. Bagi saya hal tersebut cukup penting, karena dengan level keterbukaan serta kepercayaan yang lebih antara saya – orang tua murid – siswa, maka pembelajaran musik anak akan dapat berjalan lebih efektif dan efisien.

 

Ada yang menganggap, antar guru musik seperti berjalan sendiri-sendiri. Bagaimana pendapat Anda?

Saya melihat memang ada teman-teman yang seperti itu, tapi di sisi lain banyak juga kok circle pertemanan para pengajar musik. Bahkan, sekolah musik pun salah satu contoh komunitas pengajar musik, bukan? Untuk berjalan sendiri-sendiri ataupun tidak, kembali lagi adalah pilihan setiap orang. Tapi, saya pribadi lebih memilih untuk tidak berjalan sendiri, karena dengan demikian saya jadi memiliki teman-teman untuk bertukar pikiran, menerima dan memberi  masukkan serta booster motivasi eksternal Hehehe…

 

Apakah Anda melihat guru-guru musik di sekitar Anda, sebagai pesaing Anda?

Menurut saya setiap guru punya keunikan serta keunggulannya masing-masing. Daripada pesaing, saya lebih melihat guru-guru musik sebagai figur yang dapat saling melengkapi.

 

Bagaimana Anda memelihara hubungan diantara para guru musik?

Saya sering sekali berkonsultasi dan meminta pendapat dari guru-guru musik lainnya. Sebagai penampil, saya juga sering mengajak mereka ikut serta dalam beberapa project musik maupun workshop-workshop yang saya adakan. Tak lupa, karena guru musik itu juga manusia… Kadang-kadang nongkrong, kopi darat atau jalan-jalan bareng juga bisa jadi jalan silaturahmi.

 

Apa filosofi Anda dalam hidup ini, dan dalam mengajarkan musik khususnya?

Saya rasa.. Dalam hidup ini saya diberkati banyak sekali oleh Tuhan, jadi setidaknya dalam hidup saya ingin jadi berkat juga untuk orang lain. Mengajar, adalah panggilan sekaligus tanggung jawab yang besar sekali bagi saya. Karena dengan mengajar, kita tak hanya memberikan ilmu, tapi kita juga menanamkan nilai-nilai, mendidik, membentuk mental, pemikiran serta karakter. Bagi saya mengajar adalah berbagi hidup.

 

Bagaimana Anda melihat musik dalam kehidupan manusia?

Musik adalah cerminan budaya dan artefak dari peradaban manusia. Musik adalah ekspresi jiwa. Musik adalah bagian penting dalam edukasi serta pembentukkan karakter seseorang.

 

 

Menurut Anda, apa makna keberhasilan dalam bermain musik?

Bagi saya, makna keberhasilan dalam bermain musik adalah ketika saya mampu menyampaikan pesan, perasaan yang ingin saya sampaikan kepada penonton melalui musik saya. Setidaknya… bagi saya musik yang saya mainkan telah berhasil jika musik tersebut dapat memicu pendengarnya untuk merasakan dan merefleksikan sesuatu, atau terinspirasi.

 

Sejauh mana “pengalaman tampil” bisa meningkatkan perkembangan siswa dalam belajar musik?

Pengalaman tampil diatas panggung biasanya berpengaruh sekali terhadap perkembangan siswa dalam belajar musik. Dengan tampil diatas panggung, siswa belajar mengkontrol emosi, melatih kepercayaan diri, berlatih mengatasi pressure atau tekanan, bermain untuk orang lain, bukan untuk diri sendiri seperti ketika berlatih di rumah, menerima apresiasi dari orang lain, dan masih banyak lagi. Dengan tampil diatas panggung siswa juga biasanya dapat semakin mengenali dirinya serta potensi-potensi yang tak pernah terpikirkan yang sebenarnya ada dalam diri mereka.

 

Selain mengajar, Anda juga aktif dalam berbagai penampilan dan pertunjukan.  Menurut Anda mana yang paling menantang?

Dalam setiap panggung dan kelas, kita pasti akan bertemu dengan lapangan serta orang-orang yang berbeda, dan approach nya juga tentu harus berbeda. Bedanya, diatas panggung output nya berupa music dan cerita, di dalam kelas outputnya berupa pengajaran. Jadi, dua-duanya menantang dan saya menyukai keduanya.

 

Apa rencana-rencana Anda ke depan?

Saya berencana untuk merilis solo album dan membuat beberapa music project. Dalam ranah edukasi, saya ingin lebih sering mengunggah konten-konten edukasi di laman instagram serta youtube saya. Doakan semoga bisa terwujud ya.. Hehehe…

 

Baiklah. Semoga sukses selalu ya

Terimakasih kesempatannya. Salam untuk gitaris, guru gitar dan guru musik di Indoenesia. (eds)

Article Bottom Ad