PRELUDE ini teramat sangat terkenal. Semua pianis top pasti memainkannya. Prelude ini juga dimainkan pada berbagai instrumen. Termasuk juga untuk gitar klasik. Ada beberapa versi cetakan partituranya. Namun tentu yang edisi Urtext facsimile lebih pas untuk dijadikan landasan analisa.
Dalam edisi facsimile, dicetak reproduksi tulisan tangan asli dari komposernya. Sebetulnya sangat menarik jika kita menjadi detektif, untuk menyelidiki sedikit lebih dalam tentang prelude yang amat terkenal ini. Kita bisa berpangkal tolak dari perspektif sejarah tahun 1720, tahun Prelude ini dikarang oleh JS.Bach.
Untuk keperluan telaah sejarah, kita tak perlu pusing-pusing untuk berandai-andai. Bagaimana sih dulu di zamannya Bach memainkan Prelude ini? Sama sekali tidak perlu. Lanskap dan arsitektur komposisi Prelude ini dapat dikatakan sangat sempurna. Jadi Anda bisa memainkannya dalam instrumen apapun. Anda juga bisa mentranspose dalam tonalitas kunci nada apapun. Bahkan Anda bisa bereksperimen untuk memainkan Prelude ini dari belakang. Semua hasilnya tetap bagus, bermutu dan mempesona.
Lalu jika demikian, apa kesekitaran atau konteks sejarah yang menyelubungi Prelude ini. Satu hal yang perlu menjadi pegangan kita. Bahwa di zaman Bach, tidak lazim seorang komposer itu duduk termenung sambil menuangkan ide dan fantasinya. Di zaman Bach, setiap komposisi ada tujuan. Tujuan yang sudah tertentu. Nah, jika demikian, apa tujuan Prelude dalam C Mayor ini?
PRELUDE
Dilihat dari judulnya, yakni Prelude, jelas bahwa komposisi ini adalah Prelude atau Pembuka. Pembuka dari sebuah apa? Pembuka dari sebuah Fugue atau Fuga. Karena, Fuga adalah teknik komposisi utama Era Baroque. Dan semua komposer berlomba untuk bisa berkreaai dengan Fuga termasuk secara improvisasi. Fuga adalah High Art. Dalam tulisan tangannya, Bach memberi beberapa pokok penting tentang Prelude dalam C Major WTK buku 1 ini. Bahwa WTK atau Welltempered Klavier memuat Prelude dan Fuga ini (maksud Bach ya Prelude in C Major) sebagai Prelude and Fuge for all Tone and Semitone. Juga Major third dan minor third.
Jadi jika demikian, kesimpulannya adalah bahwa Prelude C Major ini (dan juga Fuga -nya) adalah semacam Ear Warming Up. Prelude C Major dengan nomenklature registrasi BWV 846 (BWV: Bach-Werke-Verzeichnis atau Bach works catalogue) adalah latihan pembuka agar telinga siap mencerna semua harmoni. Sekaligus sebagai pengantar tonalitas di beberapa fuga selanjutnya. Jika kita telaah, BWV 846 memiliki kekayaan harmoni atau akor yang luar biasa. Harmoni BWV 846, sungguh luar biasa. Di zaman itu, Bach sudah merancang rangkaian harmoni yang sangat progresif. Bahkan dalam beberapa batasan tertentu, lebih progresif dari karya komposisi musik Jazz. Maka dari itu, BWV 846 sangat baik dijadikan exercise/latihan untuk pengenalan tala akor. Dengan demikian menjadi terjawab, seberapa cepat saya harus main BWV 846. Jawabannya: mengacu pada keperluan exercise tuning. Tidak lambat karena ini adalah excercise pengenalan tuning melalui akor. Bukan latihan tuning. Salah juga jika main cepat. Karena telinga harus bisa merasakan keadaan warm up.
Selain hal kesekitaran atau konteks sejarah, menarik juga mengintip lanskap kompositoris BWV 846 ini. Empat bar itu berupa paparan motif yang semuanya dalam wujud arpeggio atau broken chord. Nampak jelas, diawali Tonic kemudian ke Supertonic minor 7th, ke Dominant dalam bentuk inversi dan diakhiri dengan imperfect cadence.
Perhatikan di bar ke-8. Bar ke-8 itu memuat kaidah koreksi yang dalam analisa komposisi terkenal sebagai dalil Schwenke. Sebagaimana Christian Friederich Gottlieb Schwenke memberi koreksi jika ada progresi elemen akor yang tidak selaras lazimnya.
Keistimewaan yang terutama pada Prelude C Major WTK buku 1 BWV 846 adalah keterampilan Bach untuk membuat berbagai suasana. Semuanya arpeggio. Polanya sama. Namun Bach dengan sangat cerdik menyisipkan tension. Suasana tegang. Relax kembali. Berubah suasana, dan lainnya. Dalam sebuah Prelude kecil yang sebetulnya sederhana.
Berikut ini, saya nyatakan deskripsi tentang BVW 846. Sengaja saya pergunakan frase pengkalimatan dalam Bahasa Inggris, karena nampaknya dalam hal ini, uraian dalam Bahasa Inggris secara teknis lebih mudah menyerap pemahaman utuhnya. “This Prelude consists, mainly of a simple series of chords, expressed by a constant reiteration of the characteristic figure (seen in the two measures above) which is repeated twice in every bar until the close, when it is expanded for variety into a freer and wider-ranging Arpeggio”.
Prelude Bach ini sebetulnya terdiri dari akor-akor yang dirangkai secara sederhana. Yang sederhana adalah rangkaiannya, dan bukan akornya. Figuratifnya, figuratif disini ditunjukkan dalam bentuk pola arpeggio, ajeg dan tetap. Sesekali ada ubahan sedikit. Pola ini diulang dua kali di tiap bar sampai akhir prelude. Catatan yang penting, bahwa sesekali, hanya sesekali sih, figuratif yang dihadirkan dalam pola arpeggio bisa dihadirkan dengan lebih bebas ( tidak terpaku pola). Tapi itu hanya sesekali saja.
The Harmony changes with exception at every bar. Pada tiap tiap bar, perubahan harmoninya tidak selalu dapat di tengarai. Dignity and solidity are secured by the sostenuto figure in the Bass part. Marwah dan kekompokan struktur, dijaga oleh pola bass yang sostenuto. Jadi Prelude ini tidak menggunakan Basso Continuo sebagaimana karya yang populer di era Baroque.
The texture of the whole Prelude is homogeneous. Teksturnya sebetulnya homogen. Disinilah letak kehebatan komposisi Bach. Bagaimana dia mengolah sesuatu yang homogen menjadi bisa menyemburat warna dan rasa yang selalu berubah. Ibarat perempuan pake daster polos, tapi bisa terus menerus dasternya itu menimbulkan sensasi saat dipandang.
Its form is evidently an artistically matured version of a familiar type of extemporaneous preludizing by the use of a chain of Chords. Bentuk Prelude Bach yang ini, sebetulnya adalah perwujudan dari sebuah kematangan nilai artistik. Sebuah musik pembuka yang dihadirkan melalui akor akor yang berantai. (*)
Penulis:Michael Gunadi Widjaja (Pemerhati Musik)