Ingin Masuk Berklee College of Music

122

Article Top Ad

Dear Dr. Hendry Wijaya,
UMUR saya sekarang tujuh belas tahun.  Kebetulan saya mempunyai rencana akan melanjutkan studi saya ke luar negeri, tetapi bukan jurusan musik karena orang tua saya tidak mengizinkannya.  
Maka saya berencana untuk mengambil program S-1 jurusan komunikasi.  Lalu jika saya sudah lulus nanti dan mempunyai penghasilan sendiri, saya ingin belajar musik klasik lagi entah itu melalui universitas musik atau hanya kursus biasa.
Tetapi masalahnya, dulu sejak umur delapan tahun saya telah mulai les piano sampai pada umur enam belas tahun.  Lalu saya berhenti les karena saya suka malas mempelajari lagu-lagu piano sehingga permainan piano saya terus memburuk.  Setelah umur tujuh belas tahun, saya sadar kalau saya menyesali hal itu dan ingin kembali mempelajari musik-musik klasik agar kelak saya bisa menjadi guru piano.
Jika saya kelak ingin memasuki universitas musik seperti Berklee College of Music, apakah saya sudah harus mempunyai sertifikat ABRSM (Royal)?  Mengingat saya tidak memiliki sertifikat itu, bagaimana cara yang efektif untuk mengejar impian saya tersebut?   Mungkin saya harus memulai dari nol lagi jika ingin kembali mempelajari musik klasik.  Apakah belum terlambat ?
Demikian pertanyaan saya, mohon dijawab jika bapak berkenan.  Atas jawaban Dr. Hendry, saya ucapkan banyak terima kasih.
Novita L
Palembang
Adik Novita yang baik,
MEMANG ada banyak orangtua yang tidak mengijinkan anak mereka untuk mengambil jurusan musik pada jenjang pendidikan perguruan tinggi.  Mereka khawatir kalau anak mereka nanti tidak akan dapat mencari nafkah yang layak seperti orang-orang lain.  Kita harus dapat memaklumi maksud orangtua yang baik.  Tentunya para orangtua menginginkan anak-anak mereka untuk menjadi dokter atau insinyur yang sukses.
Memilih karier sebagai seorang musisi itu tidak jauh berbeda dengan karier sebagai seorang seniman dimana masa depan mereka itu tidak menentu.  Novita mungkin pernah tergiur melihat guru-guru piano atau para pianis Indonesia yang sangat sukses dan memiliki penghasilan yang sangat baik.  Mereka itu sebetulnya hanya segelintir kecil dari kelompok para musisi yang kebetulan beruntung.
Sementara sebagian besar dari musisi lainnya boleh dikatakan gagal dalam berkarier.  Untuk berkarier dalam musik, tidaklah cukup apabila kita hanya dapat memainkan alat musik dengan baik.  Kita harus bisa melebihi para musisi yang unggul pada saat ini.  Kalau tidak, generasi yang berikutnya akan menjadi semakin kompetitif. Mengenai rencana Anda untuk studi ke luar negeri, mengapa harus menunggu sampai selesai program S-1 jurusan komunikasi baru mengambil musik?
Banyak sekali universitas unggul di luar negeri, misalnya di Amerika Serikat, yang juga memiliki fakultas musik, seperti Yale University, Carnegie Mellon University, Princeton Universtiy, Cornell University, dan sebagainya.
Novita tidak harus mengambil jurusan musik untuk bisa belajar musik.  Misalnya, pada jurusan komunikasi, Anda bisa saja menggunakan jumlah kredit bebas (atau ‘elective’) untuk mengambil kursus atau kelas-kelas musik di fakultas musik dari universitas yang sama tanpa harus menambah biaya.
Tentunya Anda juga bisa mengambil kursus privat di luar sekolah dengan guru-guru piano yang kompeten, sementara Anda menyelesaikan program komunikasi.  Mengambil program S-1 jurusan musik tidak akan menjamin kalau seseorang akan belajar lebih banyak dalam hal teknik permainan mereka.
Seringkali, belajar piano secara privat dengan seorang guru yang sangat baik justru akan mendatangkan hasil yang lebih memuaskan, walaupun tanpa gelar.
Sementara Novita masih berada di Indonesia pada saat ini, belajarlah sebanyak-banyaknya dari guru-guru piano Indonesia yang unggul, yang tentunya masih sanggup untuk menangani Anda.
Apabila Novita masih juga malas berlatih, itu berarti bahwa Anda belum siap secara mental untuk terjun ke dunia musik.  Anda harus perlahan-lahan melatih diri untuk menjadi lebih tekun.  Seseorang tidak dapat tiba-tiba menjadi tekun.  Tekun itu harus dilatih dan dibiasakan selama bertahun-tahun lamanya. Kalau Novita giat berlatih mulai dari sekarang, saya yakin masih belum terlambat.
Tidak Harus ABRSM
Untuk memasuki Berklee College of Music atau sekolah tinggi musik yang manapun, seseorang tidak harus memiliki sertifikat ABRSM.  Sertifikat ABRSM hanya akan mendukung proses pendaftaran Anda. Yang terpenting adalah tingkat permainan Anda pada saat audisi nanti.
Seseorang yang memiliki sertifikat ABRSM dengan predikat yang tertinggi pun tidak akan diterima kalau orang itu tidak tampil dengan sempurna pada saat audisi atau tes masuk.  Ini tidak berarti bahwa Anda tidak perlu mengikuti ujian ABRSM.  Ujian-ujian ABRSM memiliki peranan yang sangat penting dalam melatih mental Anda untuk selalu siap tempur dalam menghadapi audisi atau kompetisi.
Tentunya Novita tidak perlu untuk memulai dari nol lagi.  Carilah seorang guru kompeten yang dapat mengukur kemampuan Anda sekarang dan menggarap fasilitas yang sudah Anda miliki sejauh ini untuk dikembangkan lebih jauh lagi.  Walaupun Anda sudah berhenti les selama satu tahun, saya yakin kalau otak Anda masih merekam banyak informasi yang pernah Anda pelajari dalam bermain piano.  Anda mungkin tidak harus mengikuti ujian ABRSM dari tingkat yang pertama.  Anda bisa langsung mengikui ujian tingkatan yang sesuai dengan kemampuan Anda sekarang ini.
Kalau Novita ingin memasuki universitas musik di kemudian hari untuk belajar musik klasik, rasanya Berklee College of Music itu bukan tempatnya untuk Anda.  Berklee College of Music itu terkenal untuk program musik Jazz dan komersial.  Bukan musik klasik.
Namun demikian, Anda dapat belajar musik klasik di Boston Conservatory, yang kini telah menyatu dengan Berklee College of Music.  Oleh karena itu, sekolah ini sekarang dikenal sebagai Boston Conservatory at Berklee.  Kalau Anda memang ingin mempelajari musik Jazz, rasanya tidak terlalu sulit untuk bisa diterima di Berklee College of Music.
Berklee College of Music adalah salah satu universitas musik jurusan Jazz yang terbesar di dunia.  Oleh karena itu, sekolah ini dapat menampung jumlah murid yang sangat banyak.  Di sekolah itu, kita akan dapat menemukan murid-murid yang luar biasa unggulnya, maupun murid-murid yang masih agak kurang kemampuannya.  Namun sekolah ini memiliki reputasi yang sangat baik dimana murid-murid yang kemampuannya biasa-biasa saja pun akan kelak menjadi musisi yang baik.
Untuk jurusan musik klasik di Amerika Serikat, cobalah sekolah-sekolah tinggi musik yang cukup baik namun tidak terlalu sulit untuk diterima, seperti University of Miami, University of Missouri, Northwestern University, University of Massachusetts, Rutgers University, UCLA, University of Southern California, dan sebagainya.
Tentunya tingkat kesulitan untuk diterima di sebuah universitas itu senantiasa berubah dari tahun ke tahun.  Apabila pada tahun tertentu, semua murid yang paling unggul tidak berani mendaftarkan diri di sekolah-sekolah tinggi yang terbaik dan ternama, maka murid-murid yang kurang unggul akan lebih mudah diterima di sekolah-sekolah tersebut pada tahun itu.
Demikianlah jawaban saya.  Semoga Novita dapat mencapai cita-cita yang diinginkan di kemudian hari.  Saya doakan agar Tuhan akan membuka jalan yang baik bagi Anda.
Salam,
Dr. Hendry Wijaya
DOKTOR Hendry Wijaya menarik perhatian dunia pada tahun 1996 ketika menerima penghargaan “Young Artist Piano Award” sebagai pemenang kompetisi Artist International di Amerika Serikat. Melalui penghargaan ini, ia diberikan kesempatan untuk mengadakan resital perdananya di gedung terkemuka Carnegie Hall, New York, diikuti oleh Gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan memperoleh sambutan luar biasa dari para pakar musik dunia. Ia dianugerahkan gelar Doctor of Musical Arts (DMA) dari Manhattan School of Musik sebagai penerima beasiswa penuh Presidential Merit Scholarship. Kini ia menjabat sebagai Head of Piano Department di Westminster Conservatory of Musik di Princeton dan pimpinan dari Elly Lim Musik Studio di Jakarta. DR. Hendry sering diundang untuk menjadi juri di berbagai kompetisi piano internasional, seperti Golden Key Festival, Alberti International Piano Competition, Chopin International Piano Competition di Hartford, World Pianist Invitational International Competition dan sebagainya. Di sela-sela kesibukannya, ia meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pembaca STACCATO berkaitan dengan piano, edukasi dan performing. Kirim pertanyaan Anda langsung ke e-mail DR. Hendry Wijaya: [email protected] atau STACCATO: [email protected].

Article Bottom Ad