Dear Dr. Hendry,
Nama saya Ines. Saya sudah belajar piano selama kurang lebih tujuh tahun dan sebentar lagi akan masuk kuliah. Guru piano saya selalu mendorong saya dan murid-muridnya yang lain untuk sering tampil di muka umum, baik itu dalam bentuk konser murid-murid, maupun kompetisi atau festival.
Saya biasanya tidak pernah gugup seperti murid-murid lainnya pada saat tampil. Tapi yang membuat saya heran dan seringkali merasa kesal yaitu saya sering melakukan kesalahan-kesalahan pada saat tampil untuk orang banyak, terutama pada bagian-bagian yang sudah pernah diperbaiki oleh guru saya sebelumnya.
Walaupun saya sudah latihan dengan lebih berhati-hati dan berusaha memperbaiki kesalahan yang sudah ditunjukkan oleh guru saya sampai saya bisa main dengan betul dan stabil, kesalahan-kesalahan yang lama tetap saja mendadak bisa muncul lagi pada saat saya tampil. Kenapa bisa begitu ya? Apakah ini hal yang wajar?
Saya sering menemukan artikel yang menjelaskan betapa pentingnya untuk latihan dengan cara yang betul sejak awal pembelajaran sebuah lagu, supaya tidak ada kesalahan yang bisa menjadi kebiasaan buruk dan sukar untuk diperbaiki di kemudian hari. Tapi biarpun saya sudah latihan dengan sangat hati-hati, pasti guru saya masih akan memperbaiki banyak hal lagi.
Rasanya tidak mungkin untuk bisa latihan dengan 100% betul sejak awal. Jadi bagaimana mungkin kita bisa memperbaiki kesalahan yang tidak kita sadari sejak semula? Mohon nasehat dari Dr. Hendry untuk membantu saya mengatasi masalah ini. Sebelumnya saya ucapkan banyak terima kasih atas waktu yang bapak luangkan untuk menjawab pertanyaan saya ini.
Tuhan memberkati,
Ines K.
Bandung
Saudari Ines yang budiman,
Terima kasih atas pertanyaannya yang sangat baik. Topik yang ini cukup jarang dibahas dan penting sekali untuk kita telusuri bersama. Memang betul bahwa kesalahan-kesalahan yang sudah pernah kita perbaiki sebelumnya berpotensi untuk muncul kembali pada saat kita tampil, terutama apabila perbaikan itu tidak kita perkokoh dengan semestinya.
Pertama-tama, kita perlu untuk menghindari koreksi-koreksi yang dilakukan beberapa hari sebelum tampil atau dalam waktu yang terlalu singkat. Guru-guru yang berpengalaman akan mengerti mengenai hal ini dan selalu berusaha untuk tidak menambah perbaikan yang baru dalam permainan murid mereka pada minggu terakhir sebelum mereka tampil, melainkan hanya mengingatkan atau mengulang kembali koreksi-koreksi yang sudah pernah dilakukan sebelumnya.
Ini karena perbaikan atau koreksi yang dilakukan pada jangka waktu yang terlalu dekat dengan saat kita tampil tidak akan mungkin sempat untuk terserap dengan baik oleh otak kita atau bahkan dapat membuat kita pusing sehingga tidak dapat tampil dengan baik. Perbaikan yang paling harus dihindari dalam waktu singkat adalah penggantian nomor jari yang sudah terbiasa kita gunakan sebelumnya, walaupun penggunaan nomor jari itu kurang optimal.
Apabila kita memiliki waktu yang cukup banyak untuk melakukan perbaikan sebelum kita tampil, lakukanlah pada tempo yang jauh lebih lambat, sehingga kita dapat mengamati dengan jelas akan apa saja yang perlu dikoreksi dan persisnya di mana. Latihan pada tempo yang lebih lambat juga akan memungkinkan kita untuk berkonsentrasi dengan lebih baik.
Tanpa konsentrasi yang baik, latihan perbaikan yang telah kita lakukan berulang-kali tidak akan masuk ke dalam otak kita, sehingga kesalahan yang sebelumnya mungkin sekali akan muncul kembali pada saat-saat yang tidak kita inginkan, seperti pada saat konser nanti.
Proses penghapusan kebiasaan buruk yang sudah melekat di otak kita itu merupakan hal yang sangat sulit dilakukan.
Kita memerlukan setidak-tidaknya dua kali lipat banyaknya waktu untuk latihan pada cara yang baru dan benar ini dibandingkan dengan banyaknya waktu yang sudah pernah kita habiskan untuk berlatih dengan cara yang salah, supaya kita bisa betul-betul menghilangkan kesalahan yang sudah menjadi kebiasaan kita sebelumnya dari otak kita. Saya melihat murid-murid seringkali hanya berlatih sebanyak beberapa kali untuk memperbaiki kesalahan mereka yang mungkin sudah mereka lakukan selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Mereka merasa itu sudah cukup karena mereka sudah sanggup untuk memainkannya dengan cara yang benar.
Namun mereka tidak menyadari bahwa kebiasaan-kebiasaan yang salah sebelumnya itu sudah terlanjur terekam di bagian otak bawah sadar mereka yang sewaktu-waktu masih bisa muncul kembali. Oleh karena itu, penting sekali bagi kita untuk menghapus secara tuntas segala kebiasaan buruk yang sudah melekat di otak kita.
Setelah kita betul-betul menguasai perbaikan-perbaikan yang sudah kita latih pada titik-titik tertentu, ingatlah untuk juga berlatih mulai dari birama yang sebelumnya dan dilanjutkan sampai pada birama yang sesudahnya. Dengan demikian, kita akan mengenal bagaimana caranya untuk menemukan jalan yang baru melalui jalan yang lama dan bagaimana untuk meneruskannya ke jalan lanjutan yang lama setelah melintasi jalan yang baru.
Tanpa adanya latihan seperti ini, kita akan selalu tersangkut pada saat kita tiba pada titik-titik yang sudah kita perbaiki karena memory otot kita sudah tidak lagi mengenal bagaimana caranya untuk menyambung ke bagian yang baru dan seterusnya.
Perlu saya tekankan kembali bahwa semua perbaikan ini harus dilakukan pada tempo yang sangat lambat, agar otak kita dapat menyadari dengan jelas akan perbaikan-perbaikan apa saja yang sedang kita lakukan. Latihan pada tempo yang lambat itu akan terasa lebih intensif disertai oleh tingkat kesadaran yang lebih mendalam.
Sehingga, setiap gerakan yang mendetil akan teruraikan dengan jelas dan terekam dengan kokoh pada otak kita. Bermain pada tempo yang lebih lambat juga akan mempertinggi tingkat kesabaran dan konsentrasi kita karena lagu akan terasa menjadi lebih panjang dan membutuhkan lebih banyak tenaga untuk memainkannya.
Menambah Kecepatan
Setelah permainan kita menjadi benar dan kokoh pada tempo yang sangat lambat ini, kita dapat kemudian menambah kecepatan atau tempo kita secara perlahan-lahan dan tahap demi tahap, sampai akhirnya kita mencapai tempo yang cepat seperti sebelumnya.
Pada proses percepatan secara bertahap ini, ada baiknya apabila kita menggunakan alat bantu metronome supaya setiap penambahan tempo dapat dilakukan seminimal mungkin sementara kita berkesempatan untuk menjadi terbiasa pada tempo yang sedikit lebih cepat. Pastikanlah bahwa kita sudah sanggup untuk bermain dengan sempurna dan kokoh pada setiap tempo yang baru, sebelum kecepatannya kita tambah lagi.
Tentunya pada saat kita tiba-tiba harus bermain pada tempo yang sangat lambat, seringkali kita tidak lagi mengenal lagu yang kita mainkan, sementara otot jari kita tidak lagi mengenal note mana yang harus dimainkan dan note mana yang berikutnya.
Oleh sebab itu, penting sekali bagi kita untuk membaca buku kembali, walaupun lagu yang kita mainkan itu sudah kita hafal sebelumnya. Tanpa menggunakan buku pada saat latihan perlahan-lahan, kita beresiko latihan dengan nomor jari yang salah, yang justru akan memperburuk permainan kita nanti.
Pada tempo yang pelan ini, mungkin sekali kita juga akan menemukan hal-hal baru pada buku musik kita yang tidak pernah kita sadari keberadaannya sebelumnya. Hal lain yang dapat kita lakukan untuk memperkokoh perbaikan pada permainan kita, antara lain adalah dengan cara latihan tanpa penggunaan pedal (apabila kita biasanya menggunakan pedal untuk lagu tersebut), baik itu pada tempo yang pelan, sedang, atau cepat.
Tanpa penggunaan pedal pada saat latihan pengokohan ini akan memungkinkan kita untuk mendengarkan setiap nada yang dihasilkan dengan sangat jelas, sehingga kita menjadi sadar akan setiap note yang kita mainkan tanpa mengandalkan kemampuan imajinasi kita yang seringkali menjauhkan kita dari kenyataan akan apa yang sedang kita mainkan sesungguhnya.
Selain itu, kita juga dapat mencoba latihan dengan tekanan jari yang lebih kuat pada setiap note, terutama pada bagian-bagian yang biasanya harus kita mainkan dengan sangat lembut. Murid-murid sering mengalami masalah pada bagian-bagian yang tercatat pianissimo atau sangat lembut, karena jari-jemari mereka selama ini hanya meraba-raba dengan halus di permukaan tuts piano tanpa pernah betul-betul merasakan berat tuts piano, sehingga permainan mereka menjadi kurang stabil dan tidak terkontrol.
Latihan bagian-bagian pianissimo dengan tenaga yang lebih kuat ini akan membuat kita lebih sadar akan setiap note yang sedang kita mainkan dan mempermudah proses pengokohan dari perbaikan yang sedang dilakukan. Setelah permainan kita menjadi lebih stabil dan kokoh pada tekanan yang lebih kuat, otomatis permainan kita dengan cara yang sangat lembut akan menjadi jauh lebih mudah dan terkontrol.
Berbagai tips yang baru saya bagikan di atas ini adalah cara-cara yang sangat efektif, tidak hanya untuk memperkokoh perbaikan, tetapi juga untuk proses penghafalan dan performance. Mudah-mudahan cara-cara ini akan dapat membantu saudari Ines dan para pembaca Staccato lainnya yang mungkin mengalami masalah yang serupa.
Salam,
Dr. Hendry Wijaya
Doktor Hendry Wijaya menarik perhatian dunia pada tahun 1996 ketika menerima penghargaan “Young Artist Piano Award” sebagai pemenang kompetisi Artist International di Amerika Serikat. Melalui penghargaan ini, ia diberikan kesempatan untuk mengadakan resital perdananya di gedung terkemuka Carnegie Hall, New York, diikuti oleh Gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan memperoleh sambutan luar biasa dari para pakar musik dunia. Ia dianugerahkan gelar Doctor of Musical Arts (DMA) dari Manhattan School of Musik sebagai penerima beasiswa penuh Presidential Merit Scholarship. Kini ia menjabat sebagai Head of Piano Department di Westminster Conservatory of Musik di Princeton dan pimpinan dari Elly Lim Musik Studio di Jakarta. DR. Hendry sering diundang untuk menjadi juri di berbagai kompetisi piano internasional, seperti Golden Key Festival, Alberti International Piano Competition, Chopin International Piano Competition di Hartford, World Pianist Invitational International Competition dan sebagainya. Di sela-sela kesibukannya, ia meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pembaca STACCATO berkaitan dengan piano, edukasi dan performing. Kirim pertanyaan Anda langsung ke e-mail DR. Hendry Wijaya: [email protected] atau STACCATO: [email protected].