Bapak Hendry yang terhormat,
Apa sih bedanya antara baby grand dan grand piano? Saya mau membelikan grand piano untuk anak saya, tetapi setelah melihat ke toko-toko piano, ternyata type grand piano yang saya sukai dan lebih sesuai dengan anggaran saya itu cenderung disebut baby grand. Saya duga mungkin hanya karena tampaknya yang lebih mungil dan manis?
Tapi saya juga khawatir apakah baby grand itu tidak sebagus grand piano yang pada umumnya berukuran lebih besar dan karena itu harganya lebih terjangkau? Walaupun saya lebih suka baby grand, saya tidak mau mendapatkan piano yang kurang baik untuk anak saya apabila memang baby grand itu tidak sebagus grand piano.
Mohon masukan dari pak Hendry, supaya saya bisa merasa lebih lega dalam memilih piano yang lebih baik.
Terima kasih,
Rosita M.
Semarang
Ibu Rosita yang budiman,
Terima kasih atas pertanyaannya. Selain perbedaan ukuran antara baby grand dan grand piano, tentunya ada perbedaan-perbedaan lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam memilih sebuah grand piano. Marilah kita telusuri bersama akan perbedaan-perbedaan secara umum antara kedua jenis piano ini.
Pertama-tama, ukuran grand piano yang biasanya dikenal dengan julukan baby grand itu merupakan hal yang relatif dan pada umumnya memiliki panjang yang berkisar antara 140 dan 175 cm. Grand piano berukuran normal biasanya memiliki panjang di atas 180 cm. Ukuran yang lebih panjang lagi, yaitu di antara 213 dan 225 cm itu biasanya disebut sebagai “semi concert grand”, sementara grand piano berukuran sekitar 275 cm ke atas itu dikenal dengan sebutan “concert grand”.
Ukuran panjang dari berbagai grand piano ini tentunya akan mempengaruhi kualitas suara yang dapat dihasilkan. Walaupun panjang tuts piano itu semuanya terlihat sama panjangnya pada bagian depan, bagian belakang dari tuts piano itu memiliki panjang yang berbeda-beda. Bagian belakang dari tuts piano ini merupakan bagian dari “piano action” yang tidak mudah kita lihat, karena tertutup oleh tutupan tuts piano.
Panjang keseluruhan dari tuts piano akan mempengaruhi berat dan keseimbangan dari setiap tuts, yang tentunya juga akan mempengaruhi perasaan kita ketika menyentuh tuts piano.
Tuts piano dengan ukuran keseluruhan yang lebih panjang tidak hanya akan membuat sentuhan kita merasa lebih berbobot, tetapi juga berkemampuan untuk menghasilkan suara yang lebih indah karena palu (piano hammer) yang memukul senar dapat diletakkan pada posisi bagian senar yang dapat menghasilkan suara yang terbaik tanpa harus mengkompres dan mengimbangi hal-hal lainnya yang disebabkan oleh keterbatasan tempat.
Grand piano dengan ukuran yang lebih panjang juga akan memiliki senar-senar yang berukuran lebih panjang, yang tentunya akan memungkinkan penghasilan warna suara yang lebih kaya, disertai oleh kontras yang lebih jelas antara suara yang keras dan lembut.
Senar-senar yang lebih panjang ini berkemampuan untuk menghasilkan nada-nada yang lebih murni dan stabil tanpa gangguan “overtone” yang berlebihan, sehingga memudahkan para teknisi untuk melakukan piano tuning dengan lebih baik dan mudah. Perbedaan ini akan terasa dengan jelas pada senar-senar bagian suara rendah, terutama pada bagian bass, yang biasanya terdengar lebih keruh dan dangkal pada senar-senar pendek yang terdapat pada piano-piano berukuran lebih kecil.
Walaupun senar-senar piano memiliki peranan yang sangat penting, yang lebih penting lagi adalah “soundboard”, yaitu papan suara yang terletak di bawah senar-senar grand piano atau di belakang senar-senar upright piano.
Tanpa adanya soundboard, senar-senar yang ada itu tidak akan dapat menghasilkan suara sama sekali. Papan suara ini memiliki ketebalan yang sangat tipis dan mudah rusak atau retak apabila piano berada pada kondisi dan iklim yang terlalu kering ataupun terlalu lembab. Jenis kayu yang dipakai, ketebalan kayu, dan usia kayu akan sangat mempengaruhi suara yang dapat dihasilkan oleh soundboard.
Tentunya soundboard dengan ukuran yang lebih lebar juga akan dapat menghasilkan suara yang jauh lebih memuaskan, sama halnya dengan loudspeaker yang berukuran lebih besar. Baby grand memiliki luas soundboard yang lebih terbatas dibandingkan dengan soundboard pada grand piano ukuran yang lebih panjang. Oleh karena itu, suara yang dihasilkan oleh baby grand cenderung terasa lebih sempit dengan warna suara yang lebih terbatas dibandingkan dengan grand piano yang lebih besar.
Saya pernah menulis pada artikel yang lalu bahwa pedal tengah pada grand piano (sostenuto pedal) memiliki fungsi yang berbeda dari upright piano, yang memungkinkan kita untuk menahan hanya suara-suara tertentu sementara suara-suara lainnya dapat dihasilkan dengan terputus-putus pada waktu yang bersamaan.
Sostenuto pedal juga dapat digunakan pada saat pedal kanan (damper pedal) digunakan secara normal pada waktu yang bersamaan. Namun demikian, tidak semua baby grand memiliki sostenuto pedal yang berfungsi secara penuh.
Ada beberapa merek piano yang membuat baby grand piano dengan harga yang lebih terjangkau dengan cara membatasi sistem sostenuto pedal sehingga hanya suara-suara rendah yang dapat tertahan pada saat pedal ini digunakan. Selain itu, sistem yang terbatas ini tidak memungkinkan kita untuk memilih hanya nada-nada yang tertentu, sehingga seluruh nada-nada rendah akan terpengaruh oleh pedal ini pada saat sostenuto pedal digunakan.
Oleh sebab itu, penting sekali bagi kita untuk memastikan bahwa baby grand yang akan kita beli itu memiliki fungsi pedal sostenuto yang penuh, terutama jika permainan piano kita berada pada tingkat tinggi yang lebih berkemungkinan untuk membutuhkan sostenuto pedal.
Perbedaan-perbedaan yang baru saya ulas di atas ini adalah hal-hal secara umum yang saya pahami sebagai seorang pianis. Tentunya seorang ahli teknisi piano akan dapat menjelaskannya dengan lebih mendalam lagi. Semoga dengan informasi yang terbatas ini, ibu Rosita bisa menjadi lebih paham dan yakin dalam memilih piano yang sesuai dengan kebutuhan anak Anda.
Salam,
Dr. Hendry Wijaya
Doktor Hendry Wijaya menarik perhatian dunia pada tahun 1996 ketika menerima penghargaan “Young Artist Piano Award” sebagai pemenang kompetisi Artist International di Amerika Serikat. Melalui penghargaan ini, ia diberikan kesempatan untuk mengadakan resital perdananya di gedung terkemuka Carnegie Hall, New York, diikuti oleh Gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan memperoleh sambutan luar biasa dari para pakar musik dunia. Ia dianugerahkan gelar Doctor of Musical Arts (DMA) dari Manhattan School of Musik sebagai penerima beasiswa penuh Presidential Merit Scholarship. Kini ia menjabat sebagai Head of Piano Department di Westminster Conservatory of Musik di Princeton dan pimpinan dari Elly Lim Musik Studio di Jakarta. DR. Hendry sering diundang untuk menjadi juri di berbagai kompetisi piano internasional, seperti Golden Key Festival, Alberti International Piano Competition, Chopin International Piano Competition di Hartford, World Pianist Invitational International Competition dan sebagainya. Di sela-sela kesibukannya, ia meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pembaca STACCATO berkaitan dengan piano, edukasi dan performing. Kirim pertanyaan Anda langsung ke e-mail DR. Hendry Wijaya: [email protected] atau STACCATO: [email protected].