DI tengah kondisi pandemi Covid 19 yang tak menentu, Jakarta Sinfonietta tetap memberikan yang terbaik kepada penggemar musik klasik di Indonesia. Dalam konser kedua tahun ini, Jakarta Sinfonietta menampilkan dua pianis remaja, Jonathan Kuo dan Stephanie Onggowinoto.
Dalam konser yang didukung House of Piano Jakarta itu, kedua pianis jenius ini menggeber karya dari tiga komposer besar, Maurice Ravel, Francis Jean Marcel Paulenc, dan Johannes Brahms di Usmar Ismail Hall, 26 Maret 2022, menggunakan grand consert piano Steinway&Sons model D 274 dan C 227. Dengan prokes yang ketat, konser kedua Jakarta Sinfonietta tahun ini tidak menyurutkan semangat penonton untuk menyaksikan pagelaran musik klasik secara live di tengah pandemi Covid 19.
Konser kedua ini mestinya berlangsung di bulan Februari, namun karena adanya gelombang pandemi kedua di akhir Februari lalu, Jakarta Sinfonietta terpaksa memindahkan konsernya ke bulan Maret. “Sesuatu yg cukup berat bagi kami, tidak hanya para pemain, tapi juga para pengurus yang harus bekerja ekstra menyiapkan dua konser dalam dalam bulan,” kata Iswargia R. Sudarno, konduktor Jakarta Sinfonietta.
Namun ternyata, menurut Iswargia, pengunduran ini ada hikmahnya. Sebab, tanggal 9 Maret adalah Hari Musik Nasional, jadi otomatis bulan Maret adalah Bulan Musik Nasional. “Tidaklah sia-sia kami mengadakan konser dalam bulan momen penting, yang juga hari ulang tahun Wage Rudolf Supratman,” ujarnya.
Selain itu, momen penting lainnya, kata Iswargia, akhir Maret adalah awalnya musim semi, saatnya tumbuh-tumbuhan dan bunga-bunga bermekaran di Eropa. Diketahui, musim semi selalu memberikan suasana yg menyenangkan dan “penuh harapan” terutama dengan mekaranya tumbuh-tumbuhan yang sudah mati suri. “Semoga bulan Maret ini membawa harapan baru bagi dunia pertunjukkan musik kita yang hampir mati suri selama dua tahun,” lanjutnya.Sebelumnya Jakarta Sinfonietta sukses menggelar konser “Between Two Poles” di Aula Sinfonietta, 23 Januari.
Jonathan Kuo yang merupakan Young Steinway Artist dan Stephanie Onggowinoto, menggeber karya Konserto Dua Piano (1932) gubahan Paulenc dengan teknik pianistik yang mengagumkan. Konserto yang penuh dengan kemeriahan Paris dan sentuhan gamelan Bali ini merupakan konstribusi yang unik dalam literatur konserto yang membawa imajinasi Anda ke Paris dan Vienna, dua pusat musik klasik dunia. Karya Konserto Untuk Dua Piano karya Paulenc yang kerap disebut Double Concerto ini merupakan salah satu karya terbaiknya.
Sebelumnya Jonathan Kuo menampilkan karya Maurice Ravel, Le Tombeau de Couperin dengan empat bagian lengkap, Prelude, Forlane, Minuet, dan Rigaudon. Karya ini semula berjudul Suite Francaise, yang dimaksudkan untuk memberikan penghargaan kepada komponis Couperin, sekaligus respon Ravel atas bangkitnya ketertarikan masyarakat pada waktu itu keopada music pada ajalam Louis IVX.
Di babak kedua, Stephaniae Onggowinoto memainkan karya Johannes Brahms, Symphony No.3 in F major op. 90 empat bagian lengkap masing-masing Alegro con spirito, Adagio cantabile e con moto, Allegro moderato, dan Allegro Vivace. Brahms menyelesaikan simfoni ketiganya ini tahun 1883. (eds)