FABIOLA CHIANIAGO

159

Article Top Ad

Bagi Fabiola Chianiago menjadi pengajar piano adalah proses belajar yang terus menerus. Tidak berhenti tergantung usia, atau gelar musik atau penghargaan-penghargaan yang sudah dicapai. Ini adalah proses seumur hidup. “Kita akan selalu belajar hal-hal baru” kata mantan pengajar piano di Universitas Pelita Harapan yang kini membuka studio pengajaran piano sendiri di kota kelahirannya, Deli Serdang.

Bagaimana Anda terhubung dengan musik, dan siapakah yang berperan mengenalkan Anda ke musik?
Dari kecil saya sudah tidak asing dengan musik. Saya lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang menyukai dan mencintai musik. Orangtua saya pecinta musik, bahkan papa saya dulu punya grup band yang diberntuk bersama dengan dua saudaranya. Mereka juga banyak mendengarkan musik yang juga secara tidak langsung juga saya dengar. Kemudian saya suka main ke rumah tetangga yang juga suka musik, dan darisanalah saya kemudian muncul minat saya di musik dan saya pun di daftarkan ke sekolah musik.
Mulai kapan belajarnya?
Mulai belajar piano tahun 1980 di Melodi Musik Studio Medan kemudian juga di Era Musika, di Yamaha Conservatory of Music Jakarta dan melanjutkan studi musik di Hochschule fuer Musik und Darstellende Kunst Frankfurt am Main tahun 1993 dan menyelesaikan studi tahun 2001. Saya sangat berterimakasih untuk kesempatan belajar dibawah bimbingan antara lain Almh. Ms. Chang Ing Ing, Ms.Adelina, Alm. Jazeed Yamin, Om Tamam Husein, Ms.Vera Soeng, Stephen Tamadji, Rozana Weidmann, Prof.Bernhardt Wetz dan Prof. Dr. Lev Natochenny dan banyak yang tidak sempat saya sebutkan satu per satu.
Sejak kapan Anda mengajar musik dan apa yang memotivasi Anda menjadi guru piano?
Saya mulai mengajar musik di institusi setelah menyelesaikan Vordiplom saya di tahun 1997. Sebelumnya saya pernah menjadi asisten pengajar teori dan piano untuk guru saya yang sudah imigrasi ke Amerika. Hal yang memotivasi saya untuk mengajar saya kira adalah ketika saya memahami bahwa mengajar itu juga sebenarnya adalah dimensi “belajar” yang lain.
Dulu Anda mengajar di UPH, mengapa Anda resign, dan bagaimana Anda membangun studio musik di Deli Serdang saat ini?
Saya resign karena menikah dan ikut suami tinggal di Deli Serdang. Di sini, saya merintis studio sendiri dengan mengajar secara privat. Antusiasme belajar piano di kota ini cukup tinggi.
Menurut Anda apa perbedaan saat Anda menjadi pengajar di institusi lain, dengan saat Anda mengelola studio musik sendiri? 
Mengajar di institusi tentu ada perbedaan dengan mengelola studio musik sendiri. Di institusi musik, tujuan atau goal untuk setiap murid sudah ditentukan. Mereka harus atau wajib mencapai level dan target yang sudah ditentukan oleh institusi musik dalam jangka waktu yang juga sudah ditentukan. Sedangkan mengajar privat, hal tersebut tidak bisa diterapkan sepenuhnya. Ini bukan berarti murid yang belajar privat tidak punya target sama sekali, tetapi waktu untuk mencapai level tertentu itu lebih fleksibel tergantung dengan berapa banyak waktu yang mereka bisa invest untuk latihan. Guru privat tetap bisa mengatur target untuk murid-muridnya, tetapi jika kedisplinan mereka untuk berlatih kurang, itu akan mempengaruhi juga hasil belajar mereka. Jadi lebih fleksibel disesuaikan dengan tujuan murid belajar.
Apa suka dan duka Anda sebagai guru piano?
Suka dukanya banyak hahaha… Mengajar itu buat saya, bukan hanya mendidik. Dalam pendidikan musik, karakter murid juga perlu dibina. Sukacita saya, kalau murid berhasil belajar dengan baik dan juga punya etika dan karakter yang baik.
Problem apa saja yg banyak Anda hadapi sebagai guru piano, khususnya dalam kaitan kerjasama antara guru, siswa,dan orangtua siswa? 
Idealnya peran masing-masing dijalankan dengan porsi yang benar dalam arti orangtua tidak harus mengerti musik untuk membantu anaknya. Great help orangtua adalah ketika membantu anaknya untuk bisa latian rutin di rumah. Seperti, rutinitas mengingatkan mereka untuk bangun, makan, mengerjakan tugas, dan lain-lain. Peran siswa, melakukan dan mengikuti arahan gurunya dalam berlatih. Jika hal ini bisa dicapai, akan terbangun kerjasama yang baik dan juga pencapaian hasil yang optimal
Dalam beberapa kasus, kadang orangtua siswa terlalu ikut campur dalam proses pengajaran musik anaknya. Bagaimana Anda menghadapi orangtua yang seperti itu?
Orangtua siswa yang terlalu ikut campur dalam proses pengajaran sejauh ini hanya yang berusaha mau membantu dengan menunjukkan Youtube dan siswa disuruh meniru. Saya hanya memberi pengertian, penjelasan bahwa hal itu tidak diperlukan karena dalam pembelajaran, hal-hal apa yang harus dilatih, diperhatikan, sudah dijelaskan dan dilatih bersama sama dengan siswa. Jadi siswa tidak dibiarkan ‘blank’ tidak tahu apa yang harus dia kerjakan.
Menurut Anda, seperti apa seharusnya peran orangtua siswa dalam proses belajar musik anak-anaknya?
Menurut saya, orangtua bisa sangat membantu guru,dalam hal mengingatkan anak untuk berlatih di rumah. Seperti halnya mengulang mata pelajaran sekolah, atau pelajaran les lainnya. Jadwal latihan harus masuk dalam kegiatan harian anak.
Sebagai guru piano, hal-hal apa saja yang paling menjengkelkan dalam menjalani profesi Anda? 
Ketika orangtua dan murid tidak memahami posisi mereka. Artinya, hal-hal yang seharusnya mereka kerjakan.
Sebagai guru piano, hal-hal apa saja yang menyenangkan dalam menjalani profesi Anda?
Hal yang menyenangkan banyak. Bertemu murid-murid dengan berbagai katakter membuat saya merasa mendapat challenge untuk terus belajar.
Menurut Anda, guru musik, piano khususnya, yang ideal itu seperti apa?
Nah ini kata idealnya yang sulit dijawab. Mungkin coba saya jawab ya. Ketika mengajar siswa, terjadi proses: Perkenalan guru terhadap siswa dan sebaliknya. Ketika komunikasi dua arah yang baik bisa dibangun, hal yang disampaikan, diajarkan guru bisa dimengerti, diterima dengan baik oleh siswa. Itulah kata ideal bisa digunakan karena proses pembelajaran yang ideal harus terjadi komunikasi dua arah yang baik.
Bagaimana Anda memberi semangat dan dorongan kepada siswa yang kurang bersemangat dalam belajar? Hal-hal apa saja yang Anda tekankan? 
Siswa mungkin bukan kurang semangat dalam belajar, tetapi butuh mengatur waktu untuk latihan. Tentu saja ada toleransi juga sebagai guru, dimana musik adalah hal kesekian dan akademik masih menjadi prioritas pertama siswa.Tetapi dalam belajar apapun, butuh waktu untuk mengulang, melatih kembali.
Apakah Anda merasa bahwa menjadi guru piano adalah panggilan jiwa? Bagaimana Anda mengaplikasikannya dalam praktiknya?
Hahaha…bisa saya jawab iya. Karena bukankah akan sia-sia kalau kemampuan yang kita punya kita simpan sendiri? Dengan mengajar, kemampuan itu diasah, tetap terpakai dan tidak hilang sia-sia. Bahkan membantu kita untuk lebih maju.
Sebagai guru piano, bagaimana seorang pianis yang baik menurut Anda?
Simplenya menurut saya, pianis yang baik punya jadwal latihan rutin untuk keep in shape dan jadwal performance yang rutin dan juga bisa berkolaborasi dan meng-explore repertoire-repertoire baru untuk ditampilkan.
Bagaimana seorang guru piano yang baik menurut Anda?
Guru yang baik berusaha mengenal murid-muridnya; apa tujuan mereka bermusik, bagaimana karakter murid-murid sehingga bisa membangun komunikasi yang baik dalam.proses pembelajaran. Guru yang baik membantu murid dalam mereka berlatih di rumah. Merincikan hal-hal yang harus mereka kerjakan sampai ke pertemuan berikutnya. Selanjutnya, guru mempersiapkan mereka untuk ‘mengalami’ kegiatan-kegiatan bermusik seperti performance dihadapan audience, memberi mereka kesempatan juga untuk bermain tidak hanya secara solo, misalnya bermain secara duet atau ensemble. Selain itu, guru yang baik menyarankan murid untuk juga menyaksikan resital, mengikuti masterclass, berpartisipasi dalam festival dan juga kompetisi. Tentu saja tidak semua murid yang belajar piano bercita-cita menjadi seorang pianis kelak. Tetapi dengan melibatkan mereka dalam hal hal yang disebutkan diatas, bisa memotivasi dan menambah pengetahuan mereka bahwa belajar main piano itu bukan hanya sekedar bisa membaca not atau menghitung ketukan. Musik jauh lebih luas dan dalam, dan yang paling penting adalah adalah mereka belajar bahwa untuk sampai ke tahap-tahap tersebut, butuh ketekunan, konsistensi dan disiplin yang tinggi.
Nasehat apa yang bisa Anda berikan kepada mereka yang ingin membangun karier sebagai pianis?
Dari saya, totalitas…bisa memberikan porsi terbesar dari waktunya untuk latihan dan perform dibandingkan hal lainnya.
Nasehat apa yang bisa Anda berikan kepada mereka yang ingin membangun karier sebagai guru piano? 
Guru yang baik, mengajar bukan dengan cara bagaimana ‘dulu’ guru mengajar saya. Good, mungkin ada juga hal-hal yang positif yang diwariskan dari guru yang bisa diteruskan.Tetap updated….karena anak-anak jaman sekarang berbeda dibandingkan anak-anak jaman sebelumnya, baik dari segi pendidikan, cara mereka belajar, juga dari musik-musik yang mereka dengarkan. Jadi untuk pendekatan, guru-guru bisa menggali repertoire-repertoire yang ditulis oleh komposer-komposer jaman sekarang dengan style yang back to era Barok atau Klasik dan Romantik yang ‘lebih menarik’ baru kemudian mengkombinasikan dengan repertoire yang ditulis oleh komposer di era tersebut.
Sebagai guru piano, bagaimana cara Anda menginspirasi dan memotivasi siswa dalam hal belajar dan latihan? 
Belajar musik adalah hal positif … seperti ketika mereka belajar bahasa asing, musik adalah juga ‘bahasa’ yang tidak hanya bisa dinikmati oleh orang lain..tetapi terlebih dahulu sebagai suatu bahasa nurani individu.
Apa yang Anda lakukan jika orangtua siswa tidak puas dengan progres anaknya dalam belajar piano?
Bisa dimulai dengan evaluasi. Sederhananya, ada sebab, ada akibatnya. Apakah  kendala atau penghambat adalah dari pihak murid atau dari pihak guru.
Menurut anda, keterampilan apa yang paling penting untuk dimiliki seorang guru piano?
Ketrampilan paling penting untuk guru piano, tentu saja bermain piano. Atau ketrampilan lainnya, bisa berinteraksi dengan baik dengan murid, bisa menyampaikan pengajaran yang bisa dimengerti dengan baik oleh muridnya.
Nilai-nilai apa yang Anda ingin tanamkan pada murid-murid Anda? 
Nilai-nilai baik memainkan piano bukan hanya bisa membaca not dan menghitung ketukan atau murni seperti yang dicetak dalam partitur. Tetapi mengarahkan mereka untuk bisa menggali dan  menyampaikan pesan not-not yang ada dalam permainan yang bisa dinikmati oleh pendengar.
Anda lebih suka mengajar siswa anak-anak atau dewasa? Atau dua-duanya? Mengapa dan apa alasannya?
Kalau pertanyaan lebih suka tentunya jawaban saya mengajar siswa dewasa, atau lebih tepatnya, lebih mudah dibanding anak-anak. Siswa dewasa sudah lebih mandiri dan lebih mudah menerima pesan dari pelajarannya karena pengetahuan mereka  sudah lebih banyak  dari segi usia. Sehingga lebih mudah mencarikan contoh atau juga dalam hal berkomunikasi. Sedangkan anak-anak masih terbatas dari segi usia atau pengetahuan, sehingga peran aktif guru harus lebih besar, guru harus bisa menempatkan diri selevel dengan mereka dalam menyampaikan pelajaran atau ilustrasi yang bisa membuat mereka mengerti.
Apa filosofi hidup Anda, baik sebagai pengajar piano maupun diri pribadi?
Well, i am a simple person, love my simple life, grateful for my talents. Menjadi pengajar adalah terus belajar, tidak berhenti tergantung usia, atau degree music atau penghargaan-penghargaan yang sudah dicapai. It’s a lifetime process. We’Il always learn new things. (eds)

Article Bottom Ad