Guru Musik dan Paramedis

205

Article Top Ad

Banyak yang tidak menyadari bahwa tugas guru musik dalam satu hal sama dengan tenaga paramedis. Adagium yang dipegang paramedis adalah “mencegah lebih baik daripada mengobati”. Begitu juga seharusnya para guru. Tetapi realitasnya, masih banyak sebagian guru yang cenderung hanya ‘mengobati’. Belum banyak yang tertarik untuk bertindak bagaimana pencegahannya’.

ADALAH tujuan semua guru musik untuk membimbing siswa-siswanya menjadi siswa-siswa yang mandiri. Bagaimananpun mencapai kemandirian musikal adalah sebuah proses berjenjang yang hasilnya tidak bisa dilihat secepatnya. Anak-anak yang diberitahu terlalu banyak informasi-informasi baru tanpa petunjuk yang tepat, dengan beragam model-model musikal hanya akan menghabiskan waktu latihannya dengan cara yang tidak benar.

Jika dibiarkan berlarut-larut, pengajaran seperti ini akan membentuk atmosfir negatif dalam pelajaran-pelajaran musik selanjutnya. Bila seorang guru mampu memprediksi pada wilayah apa saja dan dalam hal-hal apa saja siswa-siswa mereka akan menemui permasalahan yang menyulitkannya, kemudian ia mampu mengorganisir langkah dan ide-ide baru untuk mengatasinya atau menemukan jalan keluarnya, maka guru harus lebih dahulu aktif berbuat sesuatu daripada bereaksi sesudahnya. Sehingga pelajaran bermain musik pun akan lebih menyenangkan.

Article Inline Ad

Frances Clark dalam bukunya ‘Questions and Answers’ mengatakan bahwa pengajaran yang baik adalah sama seperti tindakan pengobatan yang tepat. Lebih baik mencegah daripada mengobati. Disinilah diperlukan pemahaman baru bahwa tugas seorang guru bukan hanya membetulkan atau mengobati kesalahan-kesalahan yang dibuat siswa. Tetapi akan jauh lebih baik lagi apabila guru mampu mencegah siswa membuat kesalahan-kesalahan. “Saya bisa mengatakan bahwa sebaiknya guru musik harus juga menjadi ‘a preventive teacher’ yakni guru yang memiliki naluri mencegah,” kata Meg Gray, instruktur pedagogi piano di Eastern Illionis University, Charleston, Amerika Serikat.

Menurut Gray, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan seorang guru agar bisa berperan sebagai ‘pencegah’. Termasuk diantaranya adalah memperhatikan persiapan dan perencanaan. Juga bagaimana membimbing siswa agar mereka bisa melihat gambaran yang lebih luas, sebaik mereka melihat gambaran kecil.

Persiapan yang matang dan perencanaan yang jelas serta terprogram, akan sangat membantu tugas-tugas guru menjadi lebih efisien dan terfokus. Mengenal dengan baik bahan pengajaran yang akan diajarkan, perencanaan pengajaran yang disusun
dengan hati-hati serta menetapkan tujuan dan hasil yang ingin dicapai dalam jangka panjang, adalah sebagian dari kualitas-kualitas yang harus dimiliki seorang guru professional. Yang juga sangat penting adalah mengetahui dengan baik kepribadian masing-masing siswa dan gaya belajar mereka. Oleh karena itu bersikap fleksibel akan sangat bermanfaat dalam proses pengajaran.

Karakteristik-karakteristik seperti ini, menurut Gray, sangat penting, khususnya ketika guru mencoba untuk mencegah timbulnya persoalan para siswanya dalam belajar memainkan musik. Sebagian dari langkah pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan mengetahui konsep apa saja yang akan diajarkan berikutnya, serta menyajikan gagasan-gagasan dalam sebuah cara yang mampu menyiapkan siswa untuk memahami gagasan-gagasan berikutnya yang akan membuat proses belajar mereka berjalan lancar dan tanpa rasa sakit.

Dalam hal ini, sebuah contoh bisa diambil, misalnya bagaimana ketika seorang guru mengajarkan sisiwa pemulanya agar mempunyai bentuk tangan yang bagus. Bila siswa dibiasakan untuk bermain dengan sebuah tangan yang tertekuk daripada tangan yang datar, maka ketika guru memperkenalkan konsep baru kepada mereka, misalnya tentang Staccato, siswa akan lebih mudah menerapkannya.

Persiapan dan Perencanaan
Langkah lain yang juga bisa dilakukan sebagai upaya pencegahan adalah dengan membuat rencana-rencana pengajaran selangkah ke depan atau one step ahead.
Ketika sebuah materi pelajaran telah direncanakan selangkah ke depan, guru mempunyai kesempatan untuk mempertimbangkan semua proses dari apa yang sedang dipelajari siswa. Bermacam-macam konsep dapat diaplikasikan tidak hanya untuk satu bagian yang spesifik, tetapi meliputi keseluruhan materi pelajaran.

Misalnya, jika seorang siswa belajar tentang mezzo piano seperti dalam sebuah buku metode, dari bagian apa yang ia pelajari adalah membuat perbedaan yang tidak kelihatan antara tingkat-tingkat dinamika. Bila guru menyadari hal ini sebelumnya, maka guru dapat menarik perhatian siswa tersebut pada tingkat-tingkat dinamika yang ada di seluruh pelajaran.

Para guru juga perlu mengetahui bagaimana cara siswanya belajar. Dalam hal ini guru dapat melakukan beberapa hal untuk mengantisipasi persoalan yang mungkin muncul. Misalnya, dengan memperkirakan dimana siswa-siswanya kemungkinan mendapat kesulitan, dan mengetahui bagaimana mengajar sebuah gagasan dalam sebuah cara yang mencegah atau mengurangi potensi munculnya kesulitan-kesulitan.

Dalam hal ini, kadang-kadang diperlukan pendekatan-pendekatan yang lebih bersifat praktek daripada instruksi, memecah-mecah bagian besar materi menjadi bagian-bagian kecil. Presentasi-presentasi yang bersifat eye-catching atau ear-catching yang menarik perhatian mata atau pendengaran, sangat diperlukan untuk lebih menarik perhatian siswa, terutama bila itu berkaitan dengan topik-topik yang menyangkut teori. Seperti diketahui bahwa bagian yang mengembirakan dalam bermain atau membuat musik adalah adanya kreativitas dan spontanitas didalamnya. Para siswa mungkin memiliki perbedaan dalam gaya belajar dibandingkan dengan gurunya.

Adalah sesuatu yang menyegarkan melihat bagaimana sudut pandang siswa dalam melihat sebuah konsep dan gagasan-gagasannya. Perencanaan pengajaran yang bagus dan tepat dapat mempertemukan penemuan dan gagasan-gagasan siswa. Dalam prosesenya, kadang-kadang penyampaian materi pelajaran mungkin saja tidak selalu berada pada garis yang direncanakannya, tetapi dalam tujuan jangka panjang, sebuah penyimpangan-penyimpangan kecil dapat menghasilkan penemuan-penemuan musikal yang menakjubkan.

Gambaran Besar
Kemampuan untuk mengenali pola atau bentuk adalah bagian yang sangat penting dalam pengajaran bidang apa saja, tidak hanya musik. Para guru dapat mengantisipasi rasa frustasi dan kegundahan siswa dengan mengajarkan mereka melihat secara lebih luas bentuk-bentuk yang ada dalam musik mereka.

Tiga halaman lagu mungkin cukup menakutan bagi siswa pemula, tetapi ketika mereka mengetahui bahwa bentuk lagu itu adalah ABA, dan halaman ketiga adalah sebuah pengulangan dari halaman pertama, lagu tersebut tidak lagi menjadi sesuatu yang menakutkan bagi siswa.
Dalam pelajaran, daripada memberi perhatian kepada konsep-konsep yang sama terhadap beberapa lagu-lagu yang berbeda, lebih baik memberi pelajaran kepada siswa untuk memperhatikan bahwa konsep dasar yang sama dapat ditemukan dalam beberapa lagu yang berbeda.

Bentuk dan ukuran not mungkin sedikit berbeda, gambar-gambar mungkin tidak tampak sama, tetapi hubungan antara not seperdelapan dan not seperempat misalnya, akan tetap konstan di antara dua lagu yang berbeda pada saat yang sama. Memusatkan pada hal-hal yang lebih kecil adalah bagian lain dalam memprediksi masalah dalam permainan. Ketika membuat perencanaan, guru perlu mengetahui letak bagian mana yang berpotensi menimbulkan masalah.

Misalnya, dibagian mana yang iramanya dirasakan sangat rumit bagi anak-anak. Apakah ada sebuah pola chord yang terlihat mengerikan, tetapi sebenarnya tidak terlalu sulit dimainkan? Adakah dibutuhkan permainan jari yang tidak lazim atau artikulasi? Nah, dengan mengetahui letak bagian-bagian yang berpotensi menimbulkan masalah itu, guru dapat lebih memberi penekanan dan perhatian ekstra pada bagian tersebut selama pelajaran berlangsung.

Adalah gagasan yang bagus apabila mendengar siswa dapat mengerjakan bagian-bagian itu saat pengajaran, daripada hanya mendiskusikannya dengan mereka dan memintanya agar mengerjakannya atau mencobanya di rumah. Bila siswa mendemonstrasikan apa yang mereka pahami dan memainkannya atau menerapkan rhythm yang rumit misalnya, akan terlihat apakah mereka dapat melewati sebuah persoalan.

Ketika memperkenalkan sebuah karya baru, sering kali akan menjadi sebuah gagasan yang bagus apabila memulainya dengan memperkenalkan di wilayah-wilayah mana kebanyakan orang melakukan kesalahan, pada bagian-bagian mana orang sering mengalami kesulitan. Dengan mengisolasi wilayah-wilayah yang berpeluang menimbulkan problem masalah, akan membuat siswa terbiasa untuk belajar bagaimana mengembangkan latihan skill yang baik.

Bila siswa secara terus menerus melakukan ‘sight reading’ untuk mengenal sebuah lagu baru pada setiap pelajaran, mereka akan berpikir bahwa inilah cara bagaimana latihan secara efisien di rumah. Padahal, meskipun ‘sight reading’ cukup vital untuk mengembangkan musisi yang terlatih, sebaiknya tetap ada pemisahan, bahwa ‘sight reading’ bukanlah satu-satunya cara untuk berkenalan dengan lagu-lagu baru.

Walaupun pengajaran preventif pada awalnya banyak menghabiskan waktu, namun dalam waktu yang tidak terlalu lama para guru akan dapat merasakan bahwa hal tersebut sangat bermanfaat besar, bahkan sangat menghemat energi untuk jangka panjangnya. Bila para guru dapat mengarahkan siswa untuk selalu bertindak logis dan menjadi sosok pemikir-pemikir yang mandiri, mereka tidak perlu mengerjakan semua hal setiap kali mempelajari lagu baru dalam setiap pelajaran.

Mereka hanya tinggal memastikan apakah para anak didiknya telah memiliki sebuah pemahaman yang kokoh terhadap konsep-konsep baru, dengan mental kuat, fisik ataupun model aural yang siap dibentuk. “Pengajaran seperti ini lebih baik memiliki nilai positif daripada negatif, lebih banyak aktif daripada reaktif. Hal itu sangat membantu membentuk siswa memiliki kemandirian, tempat yang tepat bagi tumbuhnya kualitas performance,” kata Meg Gray. (Raissa)

Article Bottom Ad