SEBAGAI guru piano, kita sering kali berada dalam posisi canggung dalam menghadapi tantangan belajar yang mungkin luput dari perhatian di area lain kehidupan anak. Menyarankan kepada orangtua bahwa anak mereka mungkin mengalami kesulitan belajar, tidak pernah mudah.
Namun, untuk kepentingan terbaik anak yang sedang berjuang, itu selalu merupakan ide yang baik untuk membawa pengamatan Anda ke perhatian orangtua. Pilih kata-kata Anda dengan hati-hati, dan hindari “label” seperti “Anak berkebutuhan khusus” atau disleksia saat pertama kali menyampaikan kekhawatiran Anda kepada orangtua, tetapi sampaikan apa yang telah Anda amati dan pertahankan dialog terbuka seiring kemajuan siswa.
Berikut ini strategi untuk setiap anak yang sedang berjuang di studio Anda karena banyak membantu anak-anak, baik yang kesulitan belajar maupun tidak
1. Hindari asumsi bahwa kemajuan yang lambat hanya karena kurangnya usaha. Terkadang siswa yang paling membuat frustrasi tampaknya yang tidak pernah berlatih, yang kehilangan fokus dalam pelajaran, dan yang segera melupakan instruksi, mungkin mereka menghadapi sesuatu yang lebih dari sekadar masalah perilaku. Atau masalah perilaku tersebut disebabkan oleh tantangan belajar yang menciptakan frustrasi.
2. Anak disleksia kesulitan dengan memori pendengaran jangka pendek. Anda harus mengatur cara memberikan instruksi sedemikian rupa, tetapi juga seberapa banyak musik yang dapat mereka “ambil” pada satu waktu. Bicaralah perlahan dan jaga agar petunjuk arah Anda tetap sederhana dan minimal 2 item sekaligus. Misal, “Ambil 1 jarimu dan taruh di C”. Kemudian tunggu. Jangan menambahkan informasi tentang ritme, apa yang dilakukan tangan kiri, dinamika, dan lain-lain. Selain itu, pertahankan bagian musik yang Anda kerjakan menjadi potongan-potongan kecil yang pada akhirnya akan disatukan. Pecahkan semua yang Anda katakan atau lakukan menjadi informasi atau materi yang kecil dan mudah diingat.
3. Perhatikan leveling Anda dengan hati-hati. Jaga agar perasaan suksesnya tetap utuh dengan menghindari sesuatu yang terlalu menantang sebelum dia 100% siap. Hanya karena buku metodenya mengatakan bahwa siswa Anda sekarang harus belajar tentang menurunkan setengah nada misalnya, tidak berarti dia sudah siap. Gunakan banyak materi tambahan untuk benar-benar memantapkan kemampuannya sebelum pindah ke konsep yang lebih sulit sehingga rasa percaya diri dan kebanggaannya tetap tinggi.
4. Gunakan font yang ramah. Untuk siswa disleksia, gunakan font atau bentuk huruf yang ramah bagi penderita disleksia, khususnya untuk catatan pelajaran dan diketik daripada menulisnya dengan tangan. Gunakan font ini untuk lembar kerja, kartu permainan, dan lain-lain. Temukan jenis huruf disleksia di opensource via internet. Ini baik untuk digunakan untuk semua siswa, tetapi sangat membantu bagi mereka yang mungkin menderita disleksia.
5. Manfaatkan indera selain visual. Temukan cara multi-indera untuk melibatkan indra perabanya. Misal, not seperempat dapat digambar di atas meja garam, dibuat dari adonan, diketuk pada drum, dan lain-lain.
6. Gunakan warna di buku. Sebagai isyarat di halaman buku pelajarannya, gunakan warna-warna yang mencolok alih-alih kata-kata tertulis. Misalnya, lingkaran hijau bisa berarti dua ketukan alih-alih menulis 1-2 di halamannya. Bintang oranye bisa berarti perubahan posisi tangan, dan lain-lain.
7. Jaga kerapian untuk memudahkan pengorganisasian. Anak-anak disleksia biasanya lemah dalam pengorganisasian. Jagalah agar map berisi lagu-lagu pianonya tetap rapi dan gunakan kertas tempel untuk menandai bagian mana yang harus dia latih di rumah. Pengaturan yang baik dan sederhana adalah kunci keberhasilan latihan di rumah. Simpan tugas mingguan hingga maksimal 3 dan tuliskan (sebaiknya dalam font yang disebutkan di atas) dengan jelas di mapnya.
8. Terus-menerus mencatat keberhasilan dan kelemahannya. Apakah Anda melihat tren dalam apa yang sulit? Fokus pada kesulitan-kesulitan ini (dengan cara yang positif) dan temukan cara multi-indera untuk membantunya mengatasi tantangan ini.
9. Pertahankan rutinitas dalam waktu pelajaran Anda. Ikuti perkembangan tugas yang sama setiap pelajaran tetapi temukan variasi yang diinginkan anak-anak dalam cara Anda mendekati setiap tugas tersebut.
10. Di atas segalanya, tetap berpikir dan bersikap positif. Memiliki kesulitan belajar mempengaruhi lebih dari sekedar belajar anak. Hal ini juga dapat mempengaruhi harga dirinya dan kenikmatan aktivitas secara keseluruhan. (eds)