PENAMPILAN seorang musisi di atas panggung bisa saja “hancur” oleh hal-hal di luar dirinya. Misalnya karena temperatur udara akibat suhu udara di ruang konser terlalu dingin. Atau karena memaksakan diri bermain kendati kondisi tubuh sedang tidak fit, atau cedera tangan. Bagaimana mungkin?
Tangan terasa dingin dan kaku, pada saat musim dingin adalah gangguan yang umum dihadapi oleh setiap orang, sebagai reaksi alami tubuh terhadap rendahnya suhu udara. Meski tergolong hal yang wajar, sejumlah orang tertentu kadang-kadang juga membutuhkan penanganan medis ketika menghadapi masalah tersebut.
Namun secara majoritas, kasus tersebut adalah reaksi wajar dari tubuh terhadap hypothermia. Dalam kasus ini, tubuh menarik banyak darah dari peredaran darah di tubuh, bahkan kadang-kadang secara ekstrim, untuk dibawa ke pusat tubuh untuk menjaga supaya tubuh tetap panas. Telapak tangan termasuk jari jemari adalah salah satu anggota tubuh yang paling rentan terhadap dingin, diikuti kemudian oleh tangan dan kaki.
Kondisi tersebut tak jaranag ditemui di ruang-ruang konser. Seorang performer tiba-tiba saja tak mampu menampilkan permainan terbaiknya karena jari-jari terasa kaku dan sulit digerakkan. Terasa dingin dan berat. “Mereka mengira ada sesuatu yang salah pada tangannya, padahal itu disebabkan karena temperatur ruangan yang mungkin terlalu dingin, akibat pengaturan air conditioner yang tidak tepat,” kata Markus Zeigler, pedagog di Amerika.
Karena itu, menurut dia, perlu diperhatikan mengenai temperatur ruangan. “Suhu yang terlalu dingin, sangat tidak menguntungkan bagi pemain. Terlalu panas juga tidak nyaman. Performer sebaiknya mengetahui dalam suhu yang bagaimana yang bisa membuat dirinya nyaman,” kata dia.
Dalam banyak kasus semacam ini, jalan keluar yang ditawarkan pada prinsipnya sederhana. Yaitu Anda hanya perlu meningkatkan temperatur suhu tubuh. Namun pada kenyataannya tidak semudah itu. Dalam sebuah ruangan yang dingin, meski seseorang berusaha meningkatkan temperatur suhu tubuhnya agar tinggi, misalnya dengan menggunakan pakaian berlapis-lapis agar membuat ia merasa sangat hangat, solusi tu ternyata tidak selalu dapat menyelesaikan persoalan.
Secara jelas, beberapa metode menjelaskan upaya untuk menjaga tubuh tetap hangat, sangat membantu meskipun hal itu tidak secara serta merta menyelesaikan permasalahan. Sudah pasti, apa yang disarankan itu adalah usaha terbaik yang seharusnya dikerjakan seseorang apabila ia berada dalam sebuah ruangan yang sangat dingin.
Jika tidak, ada beberapa pertolongan yang dapat dilakukan, misalnya, menggosok-gosokan kedua belah tangan dengan air hangat, memanfaatkan ruangan yang memiliki fasilitas penghangat dengan temperatur tertentu yang dibutuhkan, sehingga dapat dengan segera meningkatkan suhu tubuh, mengenakan pakaian penghangat seperti kaos kaki tebal, sweater, dengan dilapisi pakaian rangkap, menggunakan sarung tangan yang dilengkapi dengan tempat jari, sehingga Anda tetap dapat memainkan instrument musik meski denganmemakainya.
Apabila menginginkan untuk menjaga agar tangan sekedar tetap hangat sebelum tampil, kata Ziegler, kaos tangan mungkin lebih baik daripada glove. Hindari menggunakan hair dryer untuk mengatasinya. Karena, alat ini tidak cukup memiliki kekuatan untuk menghangatkan badan. Selain itu benda ini juga didisain tidak lebih dari 10 menit untuk mengeluarkan hawa panas. Sehingga bila dipergunakan lebih lama, tengang waktu tersebut akan berbahaya. Selain itu suara mesin yang dihasilkan hair dryer terlalu berisik.
Apabila kondisi cuaca tidak jelas atau berubah-ubah, langkah terbaik yang harus dilakukan adalah berusaha menjaga tubuh tetap hangat di setiap waktu, atau paling tidak bila akan memainkan instrument musik. Jika kita terbiasa menjaga kondisi tubuh tetap hangat setiap saat, misalnya dengan mengenakan pakaian hangat, tubuh mungkin tidak akan terkena hypothermia. Selain itu juga bermanfaat untuk menjaga aliran darah tetap stabil.
Dalam kasus ini, selain tangan, tubuh mungkin juga dapat lebih sensitif pada dingin meskipun pada awalnya ia merasa sudah cukup hangat bila berada di ruangan yang dingin. Sebagai contoh, jika Anda terbiasa mengenakan sarung tangan tanpa tempat jari-jari setiap waktu, tangan kita akan terbiasa merasakan kehangatan. Sehingga Anda akan merasa kedinginan begitu melepasnya. Dan pengaruh kehangatan dari sarung tangan ini akan langsung terasa dan menjadi terbiasa.
Oleh karena itu langkah terbaik untuk mengenakan sarung tangan adalah hanya ketika latihan atau menjelang latihan. Argumen yang menguatkan untuk mengenakan sarung tangan setiap saat adalah agar memudahkan seseorang untuk memainkan piano kapan saja, tanpa perlu melakukan pemanasan atau harus menggosok-gosokkan kedua tangan kedalam air hangat. Untuk lebih jelasnya, Anda dapat bereksperimen untuk melihat sendiri cara yang mana yang tepat untuk Anda.
Bila jari tangan merasa kedinginan, ini juga merupakan gejala jelas jika tubuh bereaksi terhadap temperatur tinggi. Beberapa orang merasakan mengosokkan kedua belah tangan pada air hangat dapat menolong. Barangkali itu sebuah pengalaman yang menarik untuk dieksperimenkan dengan menggosokkan tangan selama beberapa waktu setiap hari
dalam air yang sangat dingin untuk menyesuaikan tangan dengan temperatur dingin.
Sehingga, tangan-tangan tersebut tidak bereaksi lagi sama sekali terhadap dingin. Ini mungkin memberikan solusi yang permanen. Sebagai contoh, Anda mungkin merasakan tangan menjadi dingin, ini cara yang tepat setelah latihan sehingga tidak menginterferensi latihan itu sendiri.
Tujuannya agar obyek kedinginan yang dirasakan oleh kulit dapat beradaptasi dengan temperatur rendah. Oleh karena itu, anda dapat merendam tangan pada air dingin tidak lebih dari 5 hingga 10 detik. “Anda tidak perlu merasakan tangan terlalu kedinginan hingga menusuk tulang. Dalam kenyataanya, apa yang bisa Anda lakukan adalah hangatkan tangan di air hangat, dan dinginkan kulit Anda dengan air dingin. Terapi ini sangat baik karena tidak menimbulkan shock atau rasa sakit. Ini seperti terapi sauna,” kata Ziegler.
Tubuh Kurang Fit
Sebagian besar orang mungkin berpikir bahwa kondisi tubuh yang kurang prima, sebagaimana merasakan dingin, bukanlah sesuatu yang berbahaya. Sehingga masih memperbolehkan dirinya atau buah hatinya tetap berlatih musik. Hal ini sebenarnya bukan sebuah kasus. Hanya saja ada hal penting yang harus dipahami oleh para orangtua, bahwa bermain musik membutuhkan pengerahan tenaga yang signifikan khusnya pada otak , dan pada kondisi seperti ini permainan musik bukan lagi berfungsi sebagai obat relaksasi ketika sakit menyerang.
Oleh karena itu pada anak-anak yang masih belia jika mengalami sedikit kedinginan hendaknya tidak berlatih piano atau alat musik lainnya, kecuali jika mereka sendiri yang menginginkannya. Karena, bila seseorang merasa demand an tetap bermain piano, bisa berisiko terjadi gangguan pada fungsi otaknya. Oleh karena itu alangkah baiknya bila kita kehilangan beberapa latihan meski kita hanya merasakan sedikit tidak enak badan.
Ada seseorang yang tetap dapat bermain piano walaupun tengah sakit, ini adalah persoalan individu. Meskipun sebenarnya batasan kapan bagi seorang pianis tetap bermain atau berhenti, sudah jelas. Karena pada umumnya orang akan merasakan adanya tekanan ketika bermain piano meski ia dalam kondis bugar, apalagi jika ia sedang merasakan gejala yang mengganggu kondisi tubuhnya. Oleh karena itu disarankan lebih aman dengan mengambil keputusan untuk tidak bermain dulu jika kondisi tidask fit.
Satu hal yang patut kita diketahui bahwa bila Anda merasakan kelelahan atau gejala lainnya, itu semua akan menyebabkan Anda sulit untuk berkosentrasi dan bermain. Keadaan ini mungkin menunjukkan adanya indikasi bahwa kondisi Anda sedang menurun dan kemungkinan menderita sakit.
Persoalannya, ketika kita memutuskan untuk memainkan alat musik selama sakit, apalagi bila kondisi tersebut ternyata menimpa kita lebih dari seminggu, maka tangan-tangan kita akan kehilangan banyak sekali kemampuan teknik. Barangkali dengan mengerjakan latihan-latihan yang tidak terlalu banyak melibatkan kerja otak, seperti notasi, arpegio dan latihan tipe Hanon, mungkin dapat membantu situasi ini.
Cedera Tangan
Cedera tangan pada umumnya bukan persoalan utama bagi anak-anak yang masih berada pada level intermediate ke bawah. Tatapi bagi mereka yang sudah mencapai level advance, ini jelas menjadi isu
utama karena tangan manusia sebenarnya diciptakan tidak untuk digunakan mengerjakan segala sesuatu yang terlalu ekstrim. Masalah cedera yang dihadapi oleh musisi sama halnya dengan cedera yang dialami oleh para atlet professional, sebegaimana di tennis, golf, ataupun sepakbola.
Lebih jauh lagi, batasan-batasan dari mengalami cedera barangkali menjadi isu penting yang kedua setelah ketersediaan waktu latihan. Mengapa? Ini karena relaksasi adalah komponen dasar dari teknik bermain piano. Bila seorang musisi sering melakukannya, maka peluang ia mendapat cedera sangat kecil. Sayangnya, syarat fisik untuk memainkan alat musik bagi mereka yang berada di level advance membuka peluang mereka untuk mengalami cedera. Sebagaimana dalam dunia olahraga. Sehingga mereka telah terlatih untuk mengatisipasinya dengan latihan pencegahan dan langkah-langkah professional lainnya.
Kecenderungan cedera terjadi saat mengerjakan latihan teknik yang sangat sulit. Siswa-siswa yang memanfaatkan beberapa metode dari buku harus berhati-hati terhadap kemungkinan terjadinya cedera karena mereka pada umumnya terlalu tergesa-gesa dengan mengawali latihan materi yang sebenarnya membutuhkan kemampuan teknik tingkat tinggi. Karena itu perlu para guru atau orangtua mengetahui macam-macam cedera yang umumnya terjadi dan bagaimana cara menghindarinya. Kebanyakan tangan mengalami cedera lantaran melakukan tekanan berulang-ulang, atau disebut tipe RSI repetitive stress injury. Carpal tunnel syndrome dan tendonitis adalah jenis cedera ringan yang umum terjadi.
Sejumlah anekdot menyebutkan bahwa cedera sering kali akan menjadi lebih parah ketimbang lebih baik apabila tidak segera mendapat pemecahan yang tepat. Ditambahkan lagi, cedera pada umumnya tidak dapat dibenahi. Beberapa metode bermain musik termasuk piano dapat menurunkan tekanan dalam latihan, seperti metode Taubman, Alexander dan Feldenkrais, yang lebih efektif untuk mencegah terjadinya cedera maupun bagi mereka yang sedang dalam rangka penyembuhan dari cedera.
Secara umum metode ini sangat baik untuk tetap menjaga ketrampilan permainan jari-jari kecuali ibu jari dalam sebuah garis dengan lengan bawah. Sehingga sedapat mungkin menghindari cedera. Tentu saja, tindakan pencegahan terbaik adalah dengan tidak melakukan latihan yang memerlukan penekanan secara berlebihan.
Metode latihan dengan tangan terpisah, secara khusus sangat menguntungkan karena tekanan dapat diminimalkan. Selain itu masing-masing tangan memiliki peluang istirahat sebelum terjadi sesuatu. Slogan “Tidak ada keberhasilan tanpa cedera” adalah pendekatan yang sangat ekstrim. Bermain musik apapun membutuhkan pengerahan tenaga dan energi yang maha dasyat, namun itu harusnya tidak sampai membuat pemainnya menderita.
Setiap cedera pasti ada penyebabnya. Meskipun terdapat sejumlah yang menjabarkan tentang berbagai macam cedera dan pengobatan yang berhasil maupun yang gagal, tetapi pengindentifikasikan terhadap informasi penyebab dan pengobatan masih sulit dipahami. Hanya satu pengobatan yang bermanfaat, yaitu bersabar dengan beristirahat dan berusaha kembali secara bertahap dengan bermain menggunakan metode yang bebas dari tekanan.
Ujung jari dapat mengalami cedera bila bermain piano terlalu keras dan cepat. Resiko ini dapat diperkecil dengan memberikan bantalan pada ujung jari seperti perban atau lainnya. Anda pun dapat secara tiba-tiba mendapat cedera otot atau tendon. Pendekatan terbaik disini kehati-hatian. Musisi ataupun pianis harus ekstra hati-hati dan sedapat mungkin menghindari cedera. Karena, tidak menutup kemungkinan disebabkan cedera kecil tapi karena tidak segera mendapat mendapat penanganan yang tepat atau tidak istirahat akan berakibat fatal, harus merugi bertahun-tahun.
Berhentilah latihan jika Anda merasakan adanya hal yang tidak beres. Dengan beberapa hari istirahat tidak akan memperparah teknik Anda, dan mencegah anda menderita cedera yang lebih serius. Tentu saja, pertolongan utama adalah membawanya ke dokter tangan, karena kebanyakan dokter tidak terlalu memahami cedera yang dialami musisi. Posisi tekukan jari dapat menyebabkan memar pada ujung jari karena tipisnya lapisan antara tulang dan kulit pada ujung jari. Pada posisi melengkung, Anda juga dapat memotong lebih mendalam dari bawah kuku. Sehingga anda dapat terhindar dari cedera dengan menggunakan posisi ujung jari yang rata. (Dien A. Basri)