MEMBAGI waktu kini ternyata bukan hanya persoalan milik orang dewasa saja. Anak-anak di jaman modern ini juga menghadapi persoalan yang sama. Mereka memiliki jadwal yang sama padatnya, mulai dari hari Senin hingga kembali ke Senin berikutnya. Ada anak yang mempunyai jadwal seperti ini misalnya, Minggu memperdalam agama, Senin sibuk dengan pramuka, Selasa dan Jumat bergelut dengan basket, Rabu latihan balet, Kamis dan Sabtu belajar komputer.
Bila sedemikian padat, masih mungkinkan kita menyarankan anak belajar musik? Bagaimana cara mereka menyediakan waktu untuk memainkan alat musiknya? Masih adakah waktu mereka untuk tetapi menikmati saat-saat santai bersama keluarga? Dan untuk mengerjakan pekerjaan rumah dari sekolah? Bila Aanda sebagai orangtua menghadapi kondisi seperti itu, mungkin Anda akan menunggu sesaat sebelum memutuskan anak-anak untuk belajar musik sebagai aktivitas tambahan. Hal ini lebih baik daripada terlalu memaksakan kegiatan tambahan disela-sela jadwal yang sudah sedemikian padat dan sangat melelahkan anak-anak.
Tapi, bukankah kita semua menyadari betapa pentingnya belajar musik bagi masa depan anak-anak? Dan bukankah musik memiliki manfaat yang positif bagi perkembangan intelegensi mereka? Haruskan kita menunda buah hati kita untuk belajar musik? Bukankah belajar musik sejak dini amat disarankan para pakar ilmu pengetahuan?
Memang, idealnya anak-anak hendaknya belajar musik sejak usia dini. Yakni sebelum anak memiliki aktivitas yang beragam adalah gagasan yang bagus, ketika anak berusia 4 tahun. Itulah sebabnya mengapa musik sebaiknya dibangun pada awal kehidupan anak-anak. Bahkan dewasa ini telah muncul pemikiran baru, yaitu agar anak-anak usia 8 tahun atau sebelum masuk Sekolah Dasar hendaknya diberikan satu aktivitas lainnya selain belajar musik.
Sehingga, seiring dengan bertambahnya usia, mereka juga dapat belajar mengatur waktunya dengan lebih baik lagi. Strateginya adalah memberikan satu aktivitas tambahan minimal dalam tenggang waktu satu tahun. Dengan berjalannya waktu sampai mereka menginjak bangku SLTP dan SLTA, mereka sudah terbiasa menata seabreg kegiatan yang dimilikinya di luar tugas-tugas yang diberikan sekolah.
Alat Musik
Jika kita bersikeras ingin memperkenalkan musik pada buah hati kita, maka mau tidak mau orangtua harus menyediakan instrument musik yang menjadi pilihan mereka di rumah untuk latihan. Jika kita tidak memilikinya, Anda harus dapat membelinya, jika tidak ingin menyewa. Meminjam alat musik milik rumah nenek, teman atau berlatih dengan menggunakan piano yang ada gereja, sebaiknya dihindari.
Jangan terlalu memaksakan diri dengan melakukan tindakan yang menyebalkan orang lain, meski kita tahu ketiadaan sebuah alat musik juga dapat mematahkan rasa ketertikan anak untuk belajar musik. Karena akibatnya, akan muncul rasa ketidaknyamanan harus bermain musik di rumah orang lain atau membuat hilang atau terpenggalnya antusias maupun hasrat lantaran tidak tersedianya instrument musik yang mereka perlukan ketika tiba-tiba dorongan mereka bermain musik muncul menggelora.
Apabila kita mampu menyediakan instrument musik yang mereka butuhkan, piano misalnya. Anda juga harus mempersiapkan diri, dimana seharusnya menempatkan alat musik tersebut. Hindari meletakkan di dekat jendela, karena sinar matahari dapat berpengaruh buruk terhadap kondisi piano. Selain itu perubahan terperatur di luar jendela tidak mampu diredam dengan anggota keluarga lainnya. Sehingga waktu yang diseleksi dapat diterima oleh semua pihak.
Jika sang ayah ingin menonton berita pada pukul 18.00, sementara lainnya mengusulkan agar latihan dilakukan pada saat jam makan malam di ruang keluarga, maka semuanya tidak akan membuahkan hasil. Anak dapat latihan pada pagi hari sebelum berangkat sekolah, sehingga ia dapat mengerjakan pekerjaan rumah pada malam harinya. Atau latihan dijadwalkan pada pukul 6 sore sedangkan acara berita kegemaran ayah dapat direkam sehingga dapat disaksikan seusai anak latihan musik.
Beberapa keluarga memilih waktu berlatih pada saat anggota keluarga yang lainnya tengah mengerjakan pekerjaan sekolah atau bersantai bersama keluarga. Anak-anak pada umumnya membuat kemajuan yang besar apabila mereka rajin berlatih setiap harinya. Sehingga, tidak ada salahnya bila ditentukan jadwal latihan tetap untuk penggunaan fasilitas ruangan tersebut. Anak-anak usia sekolah akan dapat mengerjakan dengan baik latihannya bila mereka sudah menyelesaikan segala tugasnya sesegera mungkin setiba mereka di rumah dari sekolah.
Misalnya menyusun jadwal bagi anak-anak sekolah dasar, 15 menit pertama istirahat, kemudian mengerjakan pekerjaan rumah sekolah sekitar 30-60 menit, dan segera berlatih sekitar 30 menit. Jadwal ini tentu saja akan mengurangi waktu bermain mereka. Tetapi jangan lupa untuk menyediakan waktu bermain lebih lama dari biasanya di hari lainnya dalam seminggu, misalnya, ketika tidak ada pekerjaan rumah dari sekolah. Meski telah ditetapkan jadwal ini berlaku fleksibel. Karena ada kemungkinan anak membutuhkan waktu lebih dari 60 menit ketika harus mengerjakan tugas rumah yang cukup rumit dan membutuhkan waktu yang lebih banyak.
Bagaimanapun juga bermain musik adalah urutan terpenting kedua setelah mengerjakan pekerjaan sekolah. Diskusikan masalah pembagian waktu ini lebih jauh dengan buah hati Anda untuk menyakinkan komitmennya untuk serius belajar musik sejauh ini. Sistem penjadwalan belajar musik bagi anak-anak harus ditangani dengan hati-hati dan penuh rasa tanggung jawab sebelum mereka benar-benar memulai belajar musik. Paling tidak mereka harus belajar waktu yang dimilikinya secara efektif. Bila mereka bisa mempergunakan waktu secara bijak dalam kelas maka dijamin ia tidak membutuhkan waktu panjang untuk mengerjakan pekerjaan rumah dari sekolah.
Sebaliknya jika ia banyak menghambur-hamburkan waktunya ketika di kelas, maka ia akan membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan tugas sekolahnya begitu ia tiba di rumah. Akibatnya ia akan kehilangan waktu untuk bermain karena berlatih musik paling tepat dikerjakan seusai anak menyelesaikan pekerjaan rumah.
Bila Anda tidak menata secara hati-hati, lebih-lebih bila untuk memulai anak belajar musik bukan disertai keinginan yang datangnya dari dalam dirinya, anak akan mudah mengingkari keinginannya belajar musik. Selain itu waktu yang disediakan untuk belajar músik akan membuatnya tersiksa, yang jelas akan mempengaruhi komitmennya semula.
Anak usia sekolah SLTP atau SLTA pada umumnya sudah cukup baik dalam menerapkan disiplin diri. Jika kebiasaan penggunaan waktu dan tanggung jawab sudah terbentuk sebelum mulai belajar musik, maka sikap tersebut akan mendukung kemajuan anak. Bila terdapat lebih dari seorang anak yang ingin belajar musik, maka penentuan jadwal akan semakin sulit, tetapi tidak ada sesuatu yang tidak mungkin. Kompromí adalah tetap jalan keluarnya.
Dukungan
Usahakanlah dalam pembicaraan dengan anggota keluarga semuanya dapat diputuskan dengan jelas oleh seluruh anggota keluarga, bahwa belajar musik membutuhkan dorongan dari semua pihak yang ada di dalam rumah. Ada kalanya anak mungkin merasa jenuh, tetap harus ada seseorang yang memberikan semangat agar tidak putus asa. Misalnya, dengan mengajaknya berjalan-jelan ke toko musik atau menyaksikan aktivitas musik lainnya.
Seseorang mungkin harus terus menerus secara aktif mendampingnya latihan. Masalah uang mungkin bisa diperoleh dari berbagai usaha orang tua, bila keinginan ini muncul dari seorang anak yang berasal dari keluarga sederhana. Masalah perabot rumah dapat dipindahkan kemana saja. Yang pasti si anak harus mendapatkan jaminan jadwal tetap ketenangan belajar music selama latihan.
Memperoleh dukungan dari seluruh anggota keluarga akan memberikan pengaruh yang positif. Misalnya kakak atau ayahnya hendaknya jangan menertawakan atau mencemooh ketika anak melakukan kesalahan. Demikian juga dengan si kecil seharusnya jangan mengganggu kakaknya dengan rengekan ketika ia sedang berkonsentrasi menyempurnakan permainannya.
Memang untuk mempelajari musik akan menemui banyak tantangan. Kebiasaan atau perilaku anggota keluarga seharsunya tidak menjadikan penghalangnya, tetapi dukungan saja tidak cukup tanpa disertai ketelandanan. Pada akhirnya, belajar musik membutuhkan usaha dan pengorbanan yang tidak ringan. Banyak permasalahan yang muncul suatu waktu. Bisa saja dalam sebuah kesempatan, Anda kesulitan meluangkan waktu untuk latihan. Atau mungkin pada suatu hari anda sedang mengalami pengetatan anggaran keuangan.
Karena itu tidak ada salahnya melibatkan seluruh anggota keluarga untuk mendiskusikannya agar dapat mengantisipasi berbagai permasalahan yang nantinya akan muncul. Sebagai orang tua, buah hati anda pun akan merasa sangat berterima kasih dukungan yang diberikan seluruh keluarganya dalam belajar musik. (dini)