Pembaca Budiman,
SERANGAN teroris di gedung konser Moskow yang menewaskan sedikitnya 137 orang, dan ratusan lainnya terluka, pada 22 Maret 2024 lalu, sungguh mendung gelap yang menutupi jagad musik. Apapun alasannya, tindakan pengecut para teroris itu sangat-sangat sah dikutuk.
Pada Jumat malam itu, empat pria bersenjata menyerbu Balai Kota Crocus di Krasnogorsk, pinggiran utara Moskow, dan mulai menembaki sekitar 6.000 orang yang sedang menghadiri konser rock. Para penyerang juga membakar tempat tersebut dan menyebabkan runtuhnya atap gedung. Empat orang teroris berhasil dibekuk, beberapa saat setelah kejadian.
Penembakan di gedung konser Moskow itu merupakan serangan paling mematikan di Rusia sejak pengepungan sekolah di Beslan tahun 2004, yang menewaskan 334 orang, termasuk 186 anak-anak, setelah disandera oleh militan selama dua hari. Juga mengingatkan kembali serangan teroris Nord Ost di Moskow pada tahun 2002, ketika orang-orang bersenjata menyandera di sebuah teater, yang pada akhirnya menyebabkan kematian 40 penyandera dan 132 sandera. Pada 22 Mei 2017 seorang pembom bunuh diri juga meledakkan alat peledak di serambi di luar Manchester Arena yang menewaskan 22 orang dan melukai 59 orang setelah menyaksikan pertunjukan penyanyi AS, Ariana Grande.
Catatan Global Terrorism Database (GTD) menunjukan, konser musik adalah sasaran empuk kedua setelah acara keagamaan, dalam daftar sasaran teroris. Sepanjang periode 1970-2019, terjadi 29 kali aksi teror di konser musik, urutan kedua setelah acara keagamaan dimana dalam periode yang sama terjadi 54 kali serangan teroris. Khusus teror di konser musik dalam periode itu mengakibatkan 802 orang meninggal dan 3.439 terluka. Serangan teroris terhadap tempat pertunjukan seni selalu menimbulkan risiko jatuhnya banyak korban, terutama jika menggunakan bahan peledak dan senjata api.
GTD juga menyebut ada 37 negara di lima benua yang paling rawan terjadinya serangan teroris. Asia Selatan merupakan wilayah paling rawan dengan 256 kejadian dan korban meninggal sebanyak 876 orang, disusul Timur Tengah dan Afrika Utara dengan 225 kejadian dan korban meninggal 425. Eropa Barat menjadi wilayah paling rawan ketiga di dunia dengan 147 kali teror dengan korban 623 orang, dan Amerika Utara dengan 68 kejadian yang menyebabkan 957 orang meninggal.
Terorisme, apapun alasannya, adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk menciptakan ketakutan di kalangan masyarakat awam dengan cara yang tidak sah. Ini merupakan ancaman bagi kemanusiaan. Ini mencakup orang atau kelompok yang menyebarkan kekerasan, kerusuhan, perampokan, pemerkosaan, penculikan, perkelahian, pemboman, dan lain-lain.
Terorisme juga adalah tindakan pengecut. Selain itu, terorisme juga tidak ada hubungannya dengan agama. Seorang teroris hanyalah seorang teroris, bukan seorang Hindu atau seorang Muslim. Di masa sekarang ini, ketika banyak orang diperlakukan tanpa memandang kemanusiaan, selayaknya kita harus mengecam tindakan brutal yang dilakukan terhadap orang-orang yang tidak bersalah, tidak peduli afiliasi atau kebangsaan mereka.
Salam Musik,
Eddy F. Sutanto (Pemimpin Redaksi STACCATO)