Setelah sesi tatap muka dan wawancara, cukupkah bagi guru untuk membuat keputusan menerima atau menolak calon siswa yang akan belajar dengan Anda? Lengkapi rekomendasi Anda dengan test-test kecil yang menentukan.
SEANDAINYA guru telah memiliki informasi lengkap tentang latar belakang orangtua, motivasi, tujuan, dan komitmennya, dan juga segala informasi menyangkut calon siswa, Anda belum cukup untuk sampai pada keputusan untuk menrima atau menolaknya.
Guru harus benar-benar mengetahui apakah calon siswa memang menyukai belajar musik atau tidak. Jika tidak, pertanyaannya adalah mengapa? Apabila alasannya adalah karena ia tidak suka mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru di rumah, atau membenci sebagian besar perintah guru yang harus dikerjakannya, maka berhati-hatilah! Anda mungkin tengah berhadapan dengan seorang anak yang bisa mengganggu suasana belajar mengajar. Kondisi ini lebih buruk daripada mengatasi bagaimana menciptakan hubungan belajar musik yang sehat.
Apabila usia calon siswa antara 5-6 tahun atau lebih muda, guru harus mengetahui bagaimana kondisi mereka selama bersekolah di sekolah formalnya, misalnya ketika di play grup atau taman kanak-kanak. Bagaimana psikologi mereka selama berada di lingkungan sekolahnya tersebut, bagaimana kemampuan mereka dalam menerima pelajaran, dan sebagainya.
Jajaki lebih jauh pada calon siswa, apakah di sekolah formal mereka juga diajarkan pelajaran bermain musik. Jika ya, perhatikan dengan teliti seberapa jauh kemampuan mereka dalam membaca not balok dan seterusnya.
Lakukan komunikasi musikal seperti ini secara konsisten, karena kebanyakan sekolah musik melakukan pendekatan do-re-mi dalam membaca not balok, sementara lainnya menggunakan metode Kodaly. Pendekatan kedua-duanya dalam pedagogi dibenarkan. Tetapi Anda harus memastikan bahwa keduanya berlangsung dalam pengertian ‘bahasa musik’.
Jika tidak, Anda harus mengembangkan berkomunikasi dalam bahasa musik yang berbeda. Dalam hal ini, banyak hal dapat dilakukan guru untuk menggali kemampuan calon siswanya, terutama untuk mengukur sejauh mana kemampuan musikalitasnya.
Permainan-permainan yang banyak menuntut pergerakan tubuh seperti bergoyang, misalnya, akan membantu Anda melihat bagaimana koordinasi skill yang bisa dikembangkan pada setiap siswa. Misalnya, mintalah siswa mengangkat kedua tangannya ke atas dan katakana pada mereka untuk menggerakan jari ke lima pada kedua tangannya
pada saat bersamaan.
Kerjakan itu secara berurutan pada setiap jari mereka. Lakukan variasi perintah yang berbeda untuk menggerakan jari-jari tangan mereka. Buatlah bentuk-bentuk permainan lain yang dapat membantu Anda mengukur kesiapan seorang siswa sebelum masuk pada pelajaran yang lebih dalam. Tunjukkan bagian-bagian keyboard dengan menggunakan sebuah permainan.
Misalnya cari semua kelompok 2 tuts hitam secepat yang mereka bisa lakukan. Kemudian kenalkan konsep nada tinggi, nada rendah dan nada sedang pada keyboard, lalu perhatikan bagaimana mereka mengingat konsep itu disaat mereka mencoba menemukan 2 tuts hitam dan kelompok 3 tuts hitam.
Jika calon siswa membuat sebuah kesalahan, Anda tidak perlu menyalahkannya, tetapi beri mereka penjelasan lebih gamblang lagi mengenai konsep-konsep musikal. Sebenarnya dengan melihat bagaimana reaksi seorang anak ketika mereka melakukan kesalahan, secara tidak langsung Anda dapat melihat bagaimana karakter mereka sebenarnya. Apakah ia cepat merasa frustasi dan mudah menyerah hanya karena melakukan sebuah kesalahan? Atau mereka tertawa dengan Anda dan mencobanya lagi bersama Anda?
Semua bentuk pendekatan dan test-test kecil yang Anda terapkan di awal sebelum Anda menerima seorang siswa, akan memberikan gambaran lebih jelas prospek siswa dan bagaimana prospek belajarnya di kemudian hari.
Secara fisik ukuran tubuh bukanlah factor yang penting. Sebenarnya justru koordinasi dan motivasilah faktor penting yang perlu mendapat tekanan ketika memutuskan belajar musik. Meskipun demikian, untuk anak yang lebih kecil, anda harus menyediakan penunjang kaki agar ia dapat menampatkan posisi kakinya lebih nyaman.
Konstruksinya juga harus Anda rancang sedemikian rupa sehingga aman dan kuat. Selama berlatih perhatikan agar posisi anak selalu benar dengan kaki berada pada penunjangnya. Dan jangan biarkan mereka duduk terlalu ke belakang yang menyebabkan posisinya semakin jauh dari piano.
Siswa Pindahan
Banyak guru kadang-kadang menerima siswa pindahan. Banyak yang kemudian menerimanya, tetapi sering pula terpaksa mereka menolaknya. Menerima siswa pindahan kelihatannya mudah karena mereka dalam kondisi yang sudah siap, tetapi bisa menjadi masalah krusial jika misalnya, siswa tersebut ternyata berada di bawah standar yang Anda tentukan.
Dalam beberapa kasus malah sering terjadi seorang siswa pindahan terpaksa harus mengulang semuanya dari awal, oleh karena mereka telah menerima pelajaran yang salah. Jika Anda menghadapi hal seperti itu, sebaiknya hati-hati karena bisa menimbulkan kesalahpahaman dengan siswa dan orangtua siswa.
Lagi-lagi yang diperlukan adalah tatap muka dan wawancara dengan sang calon siswa, untuk menggali sebanyak mungkin informasi yang dibutuhkan guru. Pada saat mewawancarai calon siswa yang berasal dari sekolah lain, poin yang harus Anda ketahui adalah mengapa ia memutuskan berhenti belajar dari guru sebelumnya itu. Dan mengapa ia memutuskan memilih Anda.
Dalam hal ini, guru sebaiknya menjelaskan bahwa sekolah musik Anda tidak membuat kebijakan pengecualian atau pertimbangan-pertimbangan tertentu pada setiap orang. Galilah lebih jauh bagaimana keterlibatan orangtuanya selama dia belajar di sekolah musik tersebut. Apakah keterlibatan mereka yang menyebabkan mereka memilih keluar dari sekolah musik tersebut? Apakah dari peristiwa keluar dari sekolah musik tersebut menunjukkan adanya pengauruh positif atau negatif?
Jika keterlibatan mereka ternyata berpengaruh buruk atau negatif pada anak, cobalah untuk mengkomunikasinya bersama mereka. Jangan segan-segan memberikan saran agar mereka tidak mengulangnya kembali secara terbuka. Dalam kasus ini, Anda lebih baik memberikan saran-saran yang membangun demi kemajuan belajar anak, daripada mencari-cari kekurangannya.
Tetapi jangan lupa, saat ini Anda hanya mendengar secara sepihak tentang alasan mereka memutuskan pindah dari sekolah tersebut. Bukan tidak mungkin akan muncul berita-berita buruk tentang sekolah mereka sebelumnya. Jika anda merasa terdapat sesuatu yang menganjal, mengganggu atau faktor X lainnya yang membuat Anda penasaran, bila memungkinkan jangan segan-segan menghubungi guru sekolah musik itu.
Tanyakan padanya tidak hanya tentang kepindahannya, tetapi juga bagaimana jalan keluar sang anak untuk keluar dari masalah tersebut. Apakah penyebabnya faktor orang tua, masalah pembayaran, atau masalah kurangnya ketertarikan anak terhadap musik, dan sebagainya. Dari jawaban tersebut Anda dapat mengevaluasinya, hingga akhirnya Anda dapat menemukan rumusan untuk menghadapi situasi buruk yang dihadapi anak selama ini.
Berilah anak kesempatan untuk memainkan satu atau dua komposisi yang dikuasainya. Tetapi ingat, jangan sekali-kali menghubungan permainan anak saat itu dengan kemampuan bakatnya. Seringkali anak-anak yang memiliki bakat memperlihatkan sikap yang menyertainya, seperti yang dilakukan orangtuanya. Tidak jarang mereka menuntut hak atau perhatian lebih banyak dari anak-anak lainnya.
Ada baiknya, Anda meminta daftar repertori dan teori musik yang telah dikuasainya, bahaslah materi ini dengan pihak orangtua. Selain itu beri kesempatan si anak menceriterakan pengalamannya, baik saat ia mengikuti konser atau kompetisi. Dari cerita tersebut Anda dapat mengetahui sejauh mana keberhasilannya dan seberapa jauh kekurangannya. Apakah ia tipe anak yang mudah mengungkapkan kekesalannya dengan menyalahkan pihak Anda?
Kadangkala sangat membantu, apabila guru mengundang calon siswa dan orang tuanya yang pindahan dari sekolah lain, ke sebuah konser atau resital yang Anda adakan. Dari sana mereka dapat mendengar dan melihat sendiri kemampuan anak-anak didik Anda, dan dapat mempertemukan mereka dengan siswa dan orang tua murid lainnya, dan berdialog. Dengan cara ini mereka dapat menilai sendiri, Anda tipe guru yang bagaimana, sehingga dapat menghasilkan siswa-siswa dengan kemampuan seperti itu. Tanpa melalui penjelasan secara lisan pun, mereka dapat menangkap kesan apa yang Anda harapkan dari mereka apabila mereka memang benar-benar berminat bergabung.
Membuat Keputusan
Apapun hasil tatap muka, wawancara, dan test-test kecil yang Anda lakukan, pada akhirnya Anda harus membuat keputusan. Tetapi ingat, tetap tidak akan menyelesaikan persoalan apabila Anda merasa tidak nyaman dengan mereka. Jika Anda merasa kurang ‘sreg’, jangan ragu-ragu menolaknya. Meskipun secara keuangan dan alasan emosional bisa diterima, namun lebih baik Anda mempertimbangkan insting. Mungkin saja kondisi yang kurang pas nantinya akan membuat situasi pengajaran menjadi tidak produktif.
Apabila setelah wawancara atau selama mengadakan wawancara Anda merasa bahwa calon siswa kurang memenuhi syarat untuk bergabung dengan sekolah musik Anda, maka Anda bisa menyarankan memberi waktu kepada pihak orang tua untuk merenungkan kembali keinginannya, di rumah.
Bagaimana seandainya mereka tetap bersikeras ingin berguru pada Anda, padahal Anda kurang ‘sreg dengannya? Sebaiknya dengan tegas Anda menolak dengan cara yang halus, misalnya dengan menyebutkan sekolah musik alternative lainnya. Hal ini lebih baik dilakukan daripada Anda ragu menerima kehadiran seorang anak yang berpotensi membawa masalah bagi dirinya sendiri yang juga bisa mempengaruhi suasana pengajaran yang tidak sehat.
Sebaliknya, bagaimana jika Anda menerimanya? Di akhir wawancara, orangtua biasanya mempertanyakan segala sesuatu yang harus dipersiapkan menjelang proses belajar mengajar musik dimulai. Pada saat inilah guru sebaiknya memperlihatkan ekspresi positif dan memperlihatkan ketertarikannya terhadap anak untuk bergabung di sekolah musik Anda. Tetapi guru harus tetap bersikap tegas. Berani menyampaikan kepada orang tua tentang syarat-syarat yang harus dipatuhi. Misalnya, memberi kesempatan pada orang tua untuk mempelajari dan membicarakan kebijakan dan peraturan sekolah musik.
Apabila siap, mereka dapat menghubunginya kembali. Mengapa hal ini perlu dilakukan? Karena sebelum proses pengajaran berlangsung, diharapkan segala sesuatunya sudah terselesaikan. Misalnya, tata tertib, uang pembayaran, uang peralatan belajar dan sebagainya. Tujuannya, saat pelajaran dimulai guru benar-benar fokus sepenuhnya pada proses belajar mengajar.
Semua guru tentu ingin mengajar dan belajar yang mampu membuahkan hasil, memberi pengalaman positif dengan segala bentuk pengaruhnya. Meskipun guru berusaha maksimal, tentu saja bukan berarti dapat menghilangkan semua ganjalan. ‘Bad days’ atau ‘bad practice’ tetap saja bisa terjadi pada setiap guru. Guru bisa menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seminimal mungkin. Hubungan yang harmonis antara siswa dan guru tidak hanya memberi seni tersendiri dalam pengajaran bermain musik, tetapi juga bagi musik itu sendiri. Sekaligus dapat menghapus kesenjangan dari generasi ke generasi. (*)